Kelak yang Kita Rindukan #1 - Jatuh?

dok. pribadi. Prosesi Yudisium Mahasiswa Profesi Dokter FK Unila 2014

14 Oktober 2014 lalu kami telah menjalani prosesi yudisium mahasiswa profesi dokter. Ada yang berbeda kali ini. Untuk pertama kalinya prosesi yudisium bagi dokter muda yang telah menjalani kepaniteraan klinik selama kurang lebih 80 minggu. Lulus atau tidak lulus. Itu saja, lulus artinya lulus dari semua stase. Sebaliknya, tidak lulus artinya ada minimal 1 bagian stase yang tidak lulus.

Jeng Jeng...
Pembagian amplop yudisium pun dimulai. Satu per satu kami maju untuk menerima amplop tersebut. Dan, daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Begitu kutipan penulis Tere Liye. :') Aku ternyata tidak lulus di salah satu bagian, stase Bedah.

"Menohok", ya kira - kira begitu rasanya, merasa belum bisa memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua saat ini. Tapi ternyata di luar dugaanku, kedua orang tua dan keluarga mendukung sepenuhnya, dan memberikan support padaku untuk terus berjuang. Alhamdulillah saat ini ujian ulang di bagian tersebut sudah tuntas, dan aku kini menunggu yudisium periode selanjutnya untuk pengumuman kelulusan. Alhamdulillah, dari sini aku banyak belajar tentang nikmatnya sebuah perjuangan, yang tak mesti harus selalu mulus, tapi kita memang kudu berjalan terus? :D



dok. pribadi Instalasi Bedah Sentral

Sedikit flash back, kurang lebih 1 tahun 8 bulan yang lalu aku menjalani kepaniteraan klinik di stase bedah. Stase ini menjadi stase pertama yang aku jalanai dalam dunia perkoasan. Banyak penyesuaian memang saat itu, aku memang nampak ngos ngosan ketika mengikuti irama sirkandian yang baru. 10 minggu mulai dari jaga UGD, follow up bangsal mulai pukul 04.00, jadi asisten di OK Center yang masih polos banget, sampai periksa pasien poliklinik bedah. Mengingat itu semua, nampaknya memang wajar aku harus belajar lebih banyak lagi ilmu di bagian ini.

PR selanjutnya adalah ujian kompetensi yang akan dilaksanakan sekitar bulan Februari. Ujian ini terdiri dari ujian CBT dan OSCE. Setelah dinyatakan lulus ujian kompetensi ini baru kemudian kami dapat mengikuti program intenship selama satu tahun. Cantik sekali ya prosesnya.. Bismillah.. Kita nikmati saja perjuangan ini, toh perjuangan inilah kelak yang kita rindukan!




Psikiatri #4 - Gotong Royong

Agenda kami ketika hari terakhir di Jiwa, Sabtu 4 Oktober 2014 adalah berpamitan. Ketika berpisah dari satu stase menuju stase lain selalu saja ada rasa seperti ini, haru. Agak lebay mungkin bagi sebagian orang, tapi murni yang aku rasakan. Mungkin karena ada kebiasaan yang akan berubah, kebiasaan aktivitas hari - hari selama 4  minggu di sini akan segera berganti dengan agenda lain yang jelas berbeda dari sebelumnya. Semoga dengan hadirnya para koas yang hanya 4 minggu di sini bisa memberi manfaat untuk semua.

dok.pribadi. Lalu Lalang Bandar Lampung

Oke, pernah lihat pemaandangan di atas? Tidak ada yang aneh memang pada gambar tersebut. Lalu lalang yang menjadi pemandangan khas ibu kota. Setiap hari kita disibukkan dengan segudang aktivitas sejak matahari terbit hingga kemudian terbenam lagi, belum lagi pekerjaan kantor atau kampus yang belum tuntas, mesti kita selesaikan kembali di rumah hingga larut malam. Detik, jam, hari, minggu, bulan berganti tahun dan bla bla bla bla aktivitas kita kian menumpuk seiring juga degan berkurangnya usia.

Pernah terbayangkan apa yang akan kita kejar di dunia ini? Pernah terbayangkan sampai kapan kita akan sadar bahwa kemudian raga kita tidaklah muda lagi? Tidaklah sekekar dulu lagi? Ah, jawabnya ada pada tujuan kita. Untuk apa kita bekerja, untuk duniakah atau akhiratkah.

Ada hati nurani terdalam kita yang aku yakin semua punya dasar yang suci, hati nurani yang tulus, yang kemudian menjadi tertutupi saja kesuciannya oleh nafsu - nafsu duniawi yang membutakan. Tapi tenang, ketika kita sadar pada fitrah tujuan penciptaan kita di dunia ini, yang tidak lain hanyalah untuk menyembah dan beribadah kepada Alloh, maka Alloh akan memberikan kemudahan untuk kita kembali kepada jalan-Nya.

Di sini pun sama, di rumah sakit ini, kita pun dapat belajar dari mereka. Malu terkadang melihat mereka yang memiliki gangguan pada jiwanya, dapat bahu membahu melakukan pekerjaan yang tidaklah ringan. Sedangkan kita yang "katanya" sehat lahir dan batin, sering ribut untuk hal - hal sepele dan sibuk dengan urusannya masing - masing.

Pasien - pasein yang sudah stabil dan tenang di sini diberikan tanggung jawab sosial untuk membantu rekan - rekan mereka yang belum stabil. Mereka diberi tugas masing - masing, ada yang bertugas menyapu, mengepel, mengambil pakaian laundry, mengangkat air galon, hingga membagikan nasi katering dan kemudian menyusunnya kembali seusai makan. Bukan karena rumah sakit ini kekurangan pegawai untuk melakukan pekerjaan tersebut, bukan. Tapi karena mereka harus dibiasakan untuk dapat melakukan aktivitas sehari - hari (pekerjaan rumah), sehingga mereka dapat dengan mudah menyesuaikan diri ketika mereka pulang dari rumah sakit. Tapi jelas tidak hanya itu saja, ada makna mendalam dari ini semua.

Mereka dengan  ikhlas melakukan itu semua, tanpa ngomel, cemberut, gerutu atau apapun isitilahnya, murni semua mereka lakukan dengan tulus. Bahu membahu satu sama lain, sesekali dengan gurauan mereka bekerja saling membantu. Aku yakin suatu hari nanti, ketika mereka keluar dari rumah sakit ini, mereka dapat menjadi orang yang jauh lebih baik lagi. Boleh jadi saat ini, orang - orang di luar sana mencemooh mereka atau bahkan menghardik mereka. Tapi di dalam hati mereka, mereka adalah orang baik yang sedang Alloh tempa untuk menjadi orang yang jauuh lebih baik lagi.


dok. pribadi. Gotong Royong


Dari Abu Hurairah RA., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang meringankan penderitaan seorang Mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan penderitaan (kesulitan)nya kelak di hari Kiamat dan barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib) nya di dunia dan akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama si hamba tersebut menolong saudaranya. Siapa saja yang menempuh suatu jalan guna mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum (kelompok) berkumpul di salah satu rumah Allah sembari membaca Kitabullah dan mengkajinya di antara sesama mereka melainkan ketenangan akan turun di tengah mereka, rahmat meliputi mereka dan malaikat mengelilingi mereka serta Allah akan menyebut mereka di sisi para malaikat. Siapa saja yang menjadi lamban karena amalnya (sehingga amal shalihnya menjadi kurang), maka tidak cukup baginya hanya (bermodalkan) nasab." (HR. MUSLIM)

Psikiatri #3 - Rehabilitasi

"Selamat Jalan Kota Bandar Lampung", tugu ini selalu menyambut kami setidaknya selama 4 minggu kepaniteraan klinik di bagian psikiatri ini. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung ini memang letaknya di luar kota Bandar Lampung, lolasinya di daerah Kurungan Nyawa. Karenanya, banyak yang mengenal rumah sakit ini sebagai Rumah Sakit Kurungan Nyawa.. Seram juga ya namanya, tapi tenang..penghuninya bersahabat, kece membahana :)

dok.pribadi. Tugu "Selamat Jalan Kota bandar Lampung"

Kira - kira begitulah yang aku rasakan, nyaman berada di lingkungan ini. Setiap cerita dengan mereka, jadi sebuah masukan untuk diri ini, meski kali ini kami hanya bermodalkan anamnesis psikiatri, tapi sudah  bisa  membantu mereka mengungkapkan apa yang menjadi keluh kesah mereka saja, rasanyaaa...#cesplong. Ini yang dinamakan ventilasi. Jadi setiap orang memang butuh ventilasi, mencurahkan apa yang ia rasa, dan tentu ada pendengar di sana. Bukankah kita punya dua buah telinga, dan sebuah mulut ?

Rata - rata lama perawatan inap untuk pasien di sini adalah beberapa minggu hingga beberapa bulan. Ketika kita coba gali, apa yang kira - kira pasien ini ungkapkan? Hampir semua dari mereka menyelipkan satu pertanyaan, "Mba, kapan saya pulang?" :') Maafkan kami Mas, Mba, kami hanya koas yang punya modal dua buah telinga untuk mendengarkan kalian.

Ada kegiatan seru untuk para pasien rawat inap di sini, yaitu rehabilitasi. Setiap minggu selama 6 hari berturut - turut ada jadwal bagi pasien - pasien ini mengikuti rehabilitasi. Karena jumlah mereka banyak, jadi mereka secara bergantian setiap harinya mengikuti rehabilitasi. Ada berbagai rehabilitasi yang disediakan di sini, seperti kegiatan agama, olahraga, bernyanyi, kerajinan tangan, band, dan lain - lain.

dok.pribadi. Rehabilitasi KErajinan Tangan dan Drum Band


Aku yakin bagi kita para tenaga kesehatan, apalagi koas yang hitungannya hanya  4 minggu di sini, ini adalah suatu hal yang baru. Tapi pernah terbayang menjadi mereka? Setiap hari kegiatannya amat teratur, makan, minum obat, tidur, makan lagi, minum obat lagi, rehabilitasi, dan seterusnya. Jelas membosankan... Kembali lagi, jika mendengar mereka menanyakan pertanyaan, "Mba, kapan saya pulang?". Senyum kecil di wajah, serta sedikit kata ini semoga bisa membantu.


"Bapak yang sabar ya, sholat dan berdoa sama Yang Kuasa, Dia yang kasih kesembuhan untuk kita, berdoa semoga bapak cepet sembuh dan keluarga segera datang menjemput.."
:")