“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.” (Surah Al_Hujurat:12)
Masalah hanya akan menjadi masalah jika memutuskan itu sebagai masalah. Cara kita menyikapinya akan berpengaruh pula kepada penyelesaian masalah tesebut.
Dalam kehidupan yang sementara ini, pastinya kita semua sudah berkawan akrab dengan kata ini (red : masalah). Sebenarnya sadar tidak sadar, jika kita berhasil menyelesaikannya dengan baik, justru itulah yang mampu memuliakan kita serta menjadikan kita pribadi yang lebih baik lagi. Tapi apakah setiap kita mampu? Apakah setiap kita diberi masalah yang sama dengan kadar kekuatan yang sama untuk menghadapinya? Tentu tidak. Yang dijanjikan Allah, bacalah surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6).
Semangatlah saudaraku (semoga semangat pula pibadiku), kita sama - sama belajar untuk bersikap optimis dan husnudzon tehadap segala sesuatu yang terjadi. Semoga Allah senantiasa memuliakan kita.. Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin.
Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan,
maka ia pasti akan selamat.
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.
Gretchen, di gubuk perjuangannya, June 26th, 2011, 06:56