Pernah menangis? Kalem aja jawabnya, :)
Jangan berkecil hati, bersyukurlah kalau kita masih bisa menangis, karena itu satu pertanda kelembutan hati *ceilee.. Menangis itu alamiah, saking alamiahnya, kadang kita suka nangis untuk hal yang sulit dijelaskan. Tapi, no problem, selagi dalam batas normal, dan untuk hal - hal yang positif, ini masih diperbolehkan.
Ok, sepertinya pengantar ini terlalu panjang yaa.. Coba deh kita perhatikan, saat kita menangis, kadang - kadang kita suka ingusan. Meler kalau orang Inggris bilang. hehe. Ya, kesannya jorok ya, nangis sambil isak - isak gitu. Tapi ternyata itu semua fisiologis.
Begini, di bagian kelopak mata kita, ada yang namanya aparatus lacrimalis. Aparatus lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimal, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus lakrimalis. Proses produksi air mata dipengaruhi oleh kerja sistem saraf parasimpatis. Air mata itu sendiri disekresikan oleh kelenjar air mata atau kelenjar lakrimal.
sumber: 3.bp.blogspot.com. Anatomi aparatus lacrimalis |
Setelah disekresi, air mata kemudian dialirkan mulai dari punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, duktus nasolakrimal, kemudian bermuara akhir di meatus inferior dari rongga hidung. Air mata diarahkan ke dalam punctum oleh isapan kapiler, gaya berat, dan dengan berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat, dan kerja memompa dari otot Horner yang merupakan perluasan Musculus Obricularis Oculi ke titik di belakang sakus lakrimalis, semua cenderung meneruskan air mata ke bawah melalui ductus nasolacrimalis ke meatus inferior keluar hidung.
Inilah yang menjadi alasan mengapa saat kita menangis, hidung kita jadi meler...
Belum selesai, setelah tau yang normal atau fisiologis, tentu ada kelainan-kelainan atau keadaan patologisnya. Diantaranya adalah :
- Dakrio adenitis : peradangan pada glandula lakrimalis
- Kanakulitis : peradangan pada kanalikuli
- Dakrio sistitis : peradangan pada saccus lakrimalis
Kita bahas salah satu, dakrio sistitis.
Dakriosisititis merupakan peradangan pada saccus lacrimalis. Penyebabnya adalah obstruksi parsial (penyumbatan) pada duktus nasolacrimal dan infeksi. Karena penyumbatan tersebut, akhirnya air mata berkumpul tertahan di saccus lacrimal menyebabkan bengkak dan dilatasi. Secara klinis, dibagi menjadi 3 :
- Dakriosistitis infant (terjadi pada bayi baru lahir, biasanya karena pebentukan duktus nasolacrimal yang tidak sempurna)
- Dakriosistitis primer akut dan kronik
- Dakriosistitis sekunder (akibat trauma)
Yang paling sering terjadi adalah dakriosistitis primer. Pada keadaan akut, gejala yang muncul berupa:
- sakit, panas, bengkak pada daerah palebra inferior (kelopak bawah)
- ada pus (nanah) pada punctum lacrimal
- epifora (mengeluarkan air mata berlebih)
- bila abses pecah, terbentuk fistel (celah) karena saccus lacrimal meregang
Tatalaksana tergantung dari manifestasi penyakit. Secara umum diberikan tatalaksana medikamentosa dengan antibiotik lokal dan teknik probing. Untuk operatif yaitu dacryocystorhinostomy jika medikamentosa gagal.
sumber: dr. Budu, Sp. M, Ph.D. Acute Dacryocystitis |
Kepustakaan:
Histologi Dasar Luiz Carlos Junqueira. Ed.10 halaman 464
0 comments:
Post a Comment