Kebahagiaan itu dicipta, tidak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan itu adalah karya, karya hati kita yang mencipta sebuah rasa. Pun kesyukuran, kesyukuran yang terkadang kita sedikit mengingatnya. Mengingat pada Sang Maha Memberi.
Nikmat, kebahagiaan, kekhawatiran, kesedihan, semua adalah "rasa". Rasa yang tidak dapat kita pungkiri datangnya, tapi mutlak bisa kita kendalikan, bisa kita pilih mana yang akan bersemayam di hati. Mana yang bisa membangun pribadi kita untuk menjadi lebih baik, mana yang bisa menjadikan kita mulia di mata-Nya. Mulia untuk dapat "naik kelas" di mata-Nya. Di mata-Nya, bukan sekedar di mata insan - insan lain yang terkadang selalu kita pikirkan, hingga kita luput untuk mengingat-Nya.
Ya, kesyukuran adalah hal mutlak yang coba kita sama - sama belajar untuk senantiasa mengutamakannya. Mutlak ada ! Bergetar kalbu ketika ayat ini terus diulang dalam beberapa ayatnya..
"Fa-biayyi aalaaa'i Rabbi kumaa tukadzdzi baan"
(Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Peringatan Alloh kepada hamba-Nya untuk selalu mensyukuri segala karunia-Nya. Syukuri, syukuri semua yang ada pada kita saat ini. Impian silakan saja membahana. Kejar itu semua dengan semangat disertai kesyukuran. Syukur atas semangat yang melekat pada diri, syukur atas iman di qalbu.
Semoga Alloh senantiasa merahmati kita yang mau mensyukuri nikmat-nikmat-Nya..aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin
0 comments:
Post a Comment