Beberapa minggu belakangan kami mempersiapkan kegiatan soft launching Yayasan Rabiah yang dijadwalkan pada 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatannya terdiri dari pemeriksaan kesehatan, santunan yatim, pemeriksaan golongan darah, khitanan massal, dan donor darah.
Jadilah siang itu aku menuju kantor Palang Merah Indonesia Bandar Lampung yang letaknya bersebelahan dengan RS Umum Abdul Muluk Badar Lampung. Setelah menemui dan menjelaskan rencana kegiatan kami kepada pihak PMI, aku pun akhirnya sepakat untuk kembali menemui mereka esok hari jika kegiatan donor darah jadi dilaksanakan.
Keluar dari ruangan pertemuan, aku duduk di ruang tunggu PMI dan berbincang dengan seorang bapak yang cukup ramah. Bapak Anton namanya, ia seorang perawat bedah di TNI AL, Panjang, Bandar Lampung. Di PMI ia adalah ketua komunitas donor darah. Tepat seminggu sebelum baksos kami di yayasan, kebetulan TNI AL berencana mengadakan bakti sosial sirkumsisi. Jadilah akhirnya aku menawarkan diri buat minta "diajarkan" beliau. Alhamdulillah bapak Anton dan komandannya cukup ramah menerima kami, orang luar yang mau turut serta.
Bapak Anton ini sudah ribuan kali menyunat. Sering sekali baksos di luar kota, di pulau - pulau kecil dalam rangka penugasan dari angkatan laut. Ini menjadi kesempatan belajar dari yang berpengalaman. Ini yang pepatah bilang, "Kalah bisa oleh biasa".
Akhirnya, Minggu, tanggal 13 Desember 2015 aku dan Andre yang juga satu almamater denganku bergegas datang ke Panjang, di balai kesehatan TNI AL. Di sana kami sudah dinanti oleh dua orang dokter. Seorang dokter gigi Debora, dokter militer TNI AL, dan seorang lagi dokter RS Imanuel, dokter Firhat yang ternyata adalah suami dokter Debora.
Perjalanan kami berempat pagi itu dimulai sekitar pukul 06.15 menuju pantai Klara menggunakan kendaraan darat. Sementara rombongan TNI dan petugas kesehatan lain sudah berangkat terlebih dulu sebelum kami. Hampir 1 jam perjalanan menuju lokasi. Andre yang nampaknya berminat untuk mengikuti jejak dokter gigi Debora untuk mendaftar dokmil nampak antusias menanyakan pengalaman beliau selama pendidikan. Tak disia - siakan kesempatan ini untuk kami bersilaturahim dengan mereka yang lebih berpengalaman. Yang kuingat pesan dokter Debora, menjadi seorang dokter militer adalah panggilan jiwa, niatkan karena pengabdian untuk negeri. Karena jika kalian berharap materi, kalian akan kecewa, jadilah saja pengusaha atau karier yang lainnya. Karena ketika kamu memutuskan untuk terlibat di sini, maka kalian harus siap untuk konsekuensi yang akan dihadapi."
Setelah tiba di lokasi, kami berkenalan dengan petugas kesehatan dari TNI AL, termasuk dokter Sobirin dan keluarga besar TNI AL. Sangat ramah penyambutannya kepada kami yang merupakan 'orang luar'. Acara pun sudah disiapkan secara matang, ada pengobatan massal, sirkumsisi, pramuka pelajar sekolah menengah, dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya.
Bapak Anton ini sudah ribuan kali menyunat. Sering sekali baksos di luar kota, di pulau - pulau kecil dalam rangka penugasan dari angkatan laut. Ini menjadi kesempatan belajar dari yang berpengalaman. Ini yang pepatah bilang, "Kalah bisa oleh biasa".
Akhirnya, Minggu, tanggal 13 Desember 2015 aku dan Andre yang juga satu almamater denganku bergegas datang ke Panjang, di balai kesehatan TNI AL. Di sana kami sudah dinanti oleh dua orang dokter. Seorang dokter gigi Debora, dokter militer TNI AL, dan seorang lagi dokter RS Imanuel, dokter Firhat yang ternyata adalah suami dokter Debora.
Perjalanan kami berempat pagi itu dimulai sekitar pukul 06.15 menuju pantai Klara menggunakan kendaraan darat. Sementara rombongan TNI dan petugas kesehatan lain sudah berangkat terlebih dulu sebelum kami. Hampir 1 jam perjalanan menuju lokasi. Andre yang nampaknya berminat untuk mengikuti jejak dokter gigi Debora untuk mendaftar dokmil nampak antusias menanyakan pengalaman beliau selama pendidikan. Tak disia - siakan kesempatan ini untuk kami bersilaturahim dengan mereka yang lebih berpengalaman. Yang kuingat pesan dokter Debora, menjadi seorang dokter militer adalah panggilan jiwa, niatkan karena pengabdian untuk negeri. Karena jika kalian berharap materi, kalian akan kecewa, jadilah saja pengusaha atau karier yang lainnya. Karena ketika kamu memutuskan untuk terlibat di sini, maka kalian harus siap untuk konsekuensi yang akan dihadapi."
Setelah tiba di lokasi, kami berkenalan dengan petugas kesehatan dari TNI AL, termasuk dokter Sobirin dan keluarga besar TNI AL. Sangat ramah penyambutannya kepada kami yang merupakan 'orang luar'. Acara pun sudah disiapkan secara matang, ada pengobatan massal, sirkumsisi, pramuka pelajar sekolah menengah, dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya.
Dok. Pribadi. Sunat in action hehe |
Dok. Pribadi. Dapur khitan |
Dok. Pribadi. Pantai Klara |
Dok. Pribadi |
Dok. Pribadi. Bersama Komandan dan Tim Kesehatan |
Dok. Pribadi. HUT TNI AL ke-70 |
Alhamdulillah rangkaian acara selesai sekitar pukul 13.00. Dilanjutkan dengan poto bersama dan makan siang. Terima kasih atas kesempatan belajarnya ya pak Komandan dan segenap tim kesehatan..kami siap untuk dilibatkan kembali dalam agenda - agenda lainnya. *Sungkem*
0 comments:
Post a Comment