Di Pojok Sana

Saat sebagian terlelap,
Masih..masih ada hiruk pikuk di sana.. 
Di pojok sana..di sudut yang mungkin sebagian orang acuh akan keberadaannya..
Tempat berkumpulnya orang -orang  yang sedang Allah uji dengan "kesakitan"..

Aku..
Aku hanyalah bagian kecil dari mereka..
Sekelumit jiwa yang berkecimpung di sana..
Mengabdikan diri di tempat itu..
Menuntut  ilmu melalui mereka..
Mereka menjadi guru, dengan keterbatasan kondisi fisik mereka..
Namun, apakah sebaliknya?
Apakah hadir kita mampu membantu mereka??
Semoga..

Malam itu, 
Detik waktu menjadi amat berat..
Detapnya semakin membuat gugup kala itu..
Bercak darah yang biasa ada di pojok sana, menjadi warna yang tak biasa..
tap..tap..
...............................................................................................
walau berat, harus kuberi penguatan pada keluarga mereka..
sembari ikhtiar yang terus mengiringi..dan doa yang membasahi bibir..

Ya, benar,
Apa yang dikhawatirkan benar adanya..
Isak tangis keluarga segera memenuhi ruang..
Sesak dada ini, tururt pula dengan sekelumit pikiran yang menghantui..
Apa yang bisa aku perbuat saat ini? Belumlah apa - apa..
Apa yang bisa kita bantu untuk mereka?

Sadarlah, masih ada waktu..
Sigaplah, teruslah belajar berpacu dengan waktu..
Mereka tak menunggumu untuk belajar,
Ya, pasienmu tidak pernah menungguku untuk belajar..
Karena dengan ataupun tanpaku, mereka sama saja.
Tapi aku?? Akulah yang seharusnya berpikir, apa gunaku? 
Apa manfaatku bagi sesama? Apa yang dapat aku beri untuk mereka?

Ya Rabbi, 
Perkenankanlah aku untuk memperoleh ilmu-Mu yang ku tahu amatlah luas..
Perkenankanlah aku untuk mampu memberi manfaat..hingga akhir hayatku..
Sehingga kelak dapat kupertanggungjawabkan diriku dihadapan-Mu..
Karena sungguh, melalui profesi ini aku ingin mnggapai ridho-Mu..
Perkenankan Ya Rabbi.


Bandar Lampung, 8 Maret 2013, 0:28