Showing posts with label bolang. Show all posts
Showing posts with label bolang. Show all posts

Minggu Ceria

Pernahkah kita jatuh dari sepeda? Setidaknya rasa sakit ketika kita jatuh dari kendaraan beroda dua itu tidak membuat kita behenti untuk mengendarainya. Jatuh bangun karena suatu pergerakan itu biasa. Yang penting roda harus tetap berputar agar ada gerak dinamis yang membuat kita dapat sampai pada tujuan yang kita akan tuju.

Lalu apa hubungannya?

Pagi ini bersama roda duaku melaju menuju bundaran gajah sekitar pukul 06.00 berangkat dari RS Bhayangkara selepas jaga malam. Setiba di sana anak - anak yayasan Rabiah sudah tiba lebih awal, dan sedang merapikan peralatan untuk pos kesehatan. Selang beberapa menit saja, pos kesehatan semakin ramai. Ada yang cek tekanan darah, kolesterol, gula, asam urat, konsultasi, atau ada juga sekedar lewat dan liat - liat.

Pos kesehatan merupakan agenda per dua pekanan yang diadakan oleh Yayasan Rabiah. Lokasinya bisa berganti - ganti sesuai kesepakatan, bisa di bundaran gajah atau di GSG Universitas Lampung. Kegiatan yang berkisar 2 jam pelaksanaannya ini tidak hanya pemeriksaan kesehatan namun juga berupa pendataan bank darah guna persiapan, jika suatu saat ada yang membutuhkan darah maka data pendonor dapat dengan mudah didapatkan.

Pelaksana medis dari kesehatan pun bersifat sukarela, siapa saja boleh bergabung. Adik - adik Med-School yang ingin berkontribusi meluangkan waktu luangnya di akhir pekan dalam kegiatan ini, akan dengan sangat senang hati kami terima. Mari berkontribusi Dik.. ^^

dok. pribadi Pos Kesehatan Yayasan Rabiah

Sekitar pukul 09.00 aku kemudian menuju area outbond Al-Kautsar Rajabasa. Perkenalanku dengan mba Lela, salah satu anggota komunitas Caring Center yang kemudian membawaku pada kesempatan ini. "Yatim Semangat Ceria". Bersama puluhan anak yatim, mari kita bermain dan belajar.

Yatim Semangat Ceria
Agenda ini diadakan oleh Komunitas Caring Center bekerjasama dengan Lembaga Smart People. Kegiatan pagi hari berupa pembukaan, outbond, siang hari dilanjutkan dengan isoma dan rujak party. Ngomong - ngomong sebenarnya aku juga geli untuk datang hari ini. Tahu kenapa? Jawabannya adalah karena usia. Terbayang agenda outbond bakal lari-lari, loncat-loncat, dan sebagainya. Masih mampukah tulang dan sendi ini menopang raga?? hehe. -_-

Tak usah jawab pertanyaannya. Lebih baik mulai bemain outbond dan membuktikannya.

  • Tepuk Kompak
  1. Buat lingkaran besar, instruktur di tengah
  2. Perhatikan tangan instruktur, ketika tangan kanan instruktur diangkat, kita tepuk tangan. Ketika tangan kiri diangkat, tangan tidak bertepuk.
  3. Instruktur mengangkat tangan kanan dan kirinya bergantian sambil kita bertepuk tangan.
  4. Yang salah mendapat hukuman. (Dipoles belau biru di wajah).

Dok. Pribadi. Tepuk kompak 

  • Jump in, Jomp out
  1. Instruktur menginstruksikan secara bergantian "jump in" atau "jump out"
  2. Kita mengikuti instruksinya (mengucapkan ulang instruksinya dan melakukan), jump in artinya lompat ke dalam, jump out artinya lompat keluar.
  3. Kemudian adakalanya instruktur mengatakan "ucapkan apa yang saya katakan, lakukan sebaliknya". Artinya ketika dia berkata, "jump in", kita mengatakan "jump in" tapi loncatnya keluar.
  4. Atau instruksinya berubah menjadi, "lakukan apa yang saya katakan, dan ucapkan sebaliknya."
  5. Ini melatih konsentrasi individu peserta, yang salah tetap mendapat hukuman diberi belau di wajahnya.

  • Kodok - Ayam - Kambing - Sapi - Manusia
  1. Peserta tetap membentuk lingkaran
  2. Permainan ini seolah - olah setiap peserta adalah seekor kodok. Kodok berubah menjadi ayam - kambing - sapi - manusia.
  3. Peserta harus mengikuti alur reinkarnasinya, sembari menirukan suara hewan - hewan tersebut saat dirinya berubah
  4. Masing - masing peserta berpasangan untuk suit dengan teman sebelahnya.
  5. Yang menang suit yang berhak untuk berubah sesuai dengan urutannya.
  6. Peserta yang menang ataupun kalah suit, mencari pasangannya yang juga kalah atau menang. Yang kodok cari kodok lain, yang sudah menang berubah jadi ayam maka ia juga mencari ayam lain untuk suit lagi.
  7. Peserta menang suit dan menjadi seekor ayam, maka ia harus menirukan bunyi "petok petok" agar bisa mencari peserta lain yang juga menjadi ayam. Mereka kemudian suit lagi untuk berubah menjadi kambing.
  8. Begitu seterusnya, hingga yang menjadi manusia terlebih dahulu, dialah pemenangnya.

Dok. Pribadi. Jump in dan Jump out

  • Yip - Yip
  1. Instruktur menyebutkan " Yip - Yip 3", artinya kita mencari 3 orang. 
  2. Yip - Yip 12, artinya carilah 12 orang dalam grupmu.
  3. Yip - yip 5, artiya kita harus berpencar kembali untuk membentuk 5 orang saja dalam grup
  4. Yang menarik ada tragedi tarik - menarik peserta untuk menggenapkan anggota kelompoknya, namun ketika yip - yipnya berubah (misalnya dari 12 menjadi 11), maka ada anggota yang didorong keluar paksa. #tragis, habis manis sepah dibuang.
  5. Hukuman tetap sama, satu grup akan mendapat polesan belau jika jumlahnya kurang atau melebihi yang diminta.

  • Menara Koran
  1. 1 tim terdiri dari 9-12 orang.
  2. Buat menara setinggi mungkin menggunakan koran yang disediakan, tidak diperkenankan menggunakan alat bantu lain selain koran.
  3. Menara wajib terdiri dari 4 penyangga (juga dari koran).
  4. Menara wajib bertahan berdiri minimal 10 detik.
  5. Instruktur akan melakukan pengukuran jika menara sudah selesai dan bertahan mimimal 10 detik.
  6. Menara yang paling tinggi dan memenuhi syaratlah yang menjadi pemenang.

dok. Dias. Tim ini sedang merancang menaranya
dok. pribadi. Games menara koran - ada yang roboh :')
dok. pribadi. Diskusi membuat menara

  • Memasukkan bola dalam keranjang
  1. Tim dibagi menjadi beberapa kelompok, tim merah, tim biru, tim hijau (sesuai warna slayer sebagai alat penutup mata)
  2. 1 tim terdiri dari 9-12 orang berbanjar.
  3. Semua tim ditutup matanya dengan slayer kecuali yang memberi instruksi, yakni peserta yang opaling belakang
  4. Ada banyak bola warna merah, biru dan hijau yang disebar di lapangan dan ada keranjang wadah bola sesuai dengan warna bolanya yang diletakkan diujung lapangan.
  5. Tugas tim adalah memasukkan bola sesuai warna timnya ke dalam keranjangnya sebanyak mungkin.
  6. Yang memberi instruksi adalah orang yang berada paling belakang dalam banjar tersebut.
  7. Tidak diperkenankan menggunakan instruksi suara termasuk berbisik.
  8. Setelah orang yang paling depan berhasil memasukkan 1 bola ke dalam keranjang, orang tersebut pindah ke baris paling belakang untuk bergantian memberikan instruksi kepada kelompoknya.
  9. Tim yang berhasil mengumpulkan bola terbanyak yang menjadi pemenang

dok. Dias
dok. pribadi. Games Memasukkan bola dalam Keranjang

  • Pakai helm dan sarung tangan, jaket
  1. Peserta tetap dalam timnya.
  2. Peserta yang paling depan akan dipakaikan oleh anggota timnya aksesoris motor berupa helm, sarung tangan, dan jaket.
  3. Peserta yang paling depan yang sudah selesai dipakaikan aksesoris tersebut kemudian berlari menuju gawang di depan (sekitar 25 m) dan lari kembali berbalik menuju timnya.
  4. Kemudian timnya pun melepaskan aksesoris itu dan memakaikannya kepada anggota di belakangnya, begitu seterusnya.
  5. Tim yang berhasil paling cepat menyelesaikan permainan (yang semua anggota timnya sudah berlari), tim itulah yang menjadi pemenang.

dok. pribadi. Games aksesoris motor
dok. pribadi. Larii...!

  • Menangkap bola sambil berputar
  1. 1 tim masing - masing membentuk lingkaran.
  2. Tiap orang memegang bola dengan warna yang berbeda dengan orang di sebalah kanan dan kirinya.
  3. Setiap orang berlatih melempar bola ke atas dan menangkapnya sendiri.
  4. Permainannya adalah bola dilempar ke atas tapi setiap orang bergerak 1 langkah ke kanan dalam lingkaran itu.
  5. Jadi kita melempar namun kita juga harus menangkap bola orang di sisi kanan kita sambil bergerak ke kanan.
  6. Yang menjadi pemenang adalah tim yang sebanyak 3 kali berturut - turut tidak menjatuhkan 1 pun bolanya (dalam 3 kali instruksi bergerak).

Dok. pribadi. Games tangkap bola sambil berputar

Di akhir games kami membentuk kembali lingakaran besar dan kemudian mengevaluasi permainan kami. Bersama instruktur Smart People, Jo, Erlia, Dias dan Angga kami mencoba bertukar ide dan pengalaman yang didapat setelah permainan ini. Banyak hal sebenarnya yang dapat kami ambil hikmahnya setelah lelah bermain dan haha hihi.

Sebenarnya permainan adalah experiential learning bagi kita. Ketika kita berperan dalam permainan dan menyikapi permainan tersebut, itulah sebenarnya yang bisa menggambarkan karakter kita dalam menyoal permasalahan kehidupan. Misalnya, ketika permainan menggunakan sarung tangan, masker, dan helm. Sebagian anggota tim tidak mengenakannya dengan total, sarung tangan cenderung baru dipakai sebelah, langsung berlari. Menyempurnakannya sambil berlari. Padahal kita tahu aturannya adalah mengenakan dengan baik sarung tangan di kedua tangan, memakai helm, dan jaket secara sempurna, baru kemudian berlari. Itu cerminan diri kita. Sudah totalkah 100% kita menjalankan hidup ini?

Adakalanya hal yang menurut kita adalah hal biasa menjadi tak biasa bagi orang yang mau berpikir. Ada berapa juta orang yang sudah pernah atau bahkan biasa melihat buah apel jatuh dari pohonnya? Kemudian mengapa bisa Sir Isaac Newton yang sedang duduk di bawah pohon apel dan melihat apel jatuh kemudian dapat merumuskan hukum gravitasi? Apa pembedanya? Berpikir.

Mari kita sejenak berpikir atas apa yang ada sekeliling kita, dan mengambil sebanyak - banyak pelajaran. Gunakan itu untuk terus memperbaiki diri. Setiap saat, setiap waktu. 

dok. Dias - Evaluasi
“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-Imran: 190-191)

Dok. Pribadi - Tim Biru, meski kalah tetap ga menyerah :')
Dok. pribadi. Yatim Semangat Ceria



HUT TNI AL

Beberapa minggu belakangan kami mempersiapkan kegiatan soft launching Yayasan Rabiah yang dijadwalkan pada 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatannya terdiri dari pemeriksaan kesehatan, santunan yatim, pemeriksaan golongan darah, khitanan massal, dan donor darah.

Jadilah siang itu aku menuju kantor Palang Merah Indonesia Bandar Lampung yang letaknya bersebelahan dengan RS Umum Abdul Muluk Badar Lampung. Setelah menemui dan menjelaskan rencana kegiatan kami kepada pihak PMI, aku pun akhirnya sepakat untuk kembali menemui mereka esok hari jika kegiatan donor darah jadi dilaksanakan.

Keluar dari ruangan pertemuan, aku duduk di ruang tunggu PMI dan berbincang dengan seorang bapak yang cukup ramah. Bapak Anton namanya, ia seorang perawat bedah di TNI AL, Panjang, Bandar Lampung. Di PMI ia adalah ketua komunitas donor darah. Tepat seminggu sebelum baksos kami di yayasan, kebetulan TNI AL berencana mengadakan bakti sosial sirkumsisi. Jadilah akhirnya aku menawarkan diri buat minta "diajarkan" beliau. Alhamdulillah bapak Anton dan komandannya cukup ramah menerima kami, orang luar yang mau turut serta.

Bapak Anton ini sudah ribuan kali menyunat. Sering sekali baksos di luar kota, di pulau - pulau kecil dalam rangka penugasan dari angkatan laut. Ini menjadi kesempatan belajar dari yang berpengalaman. Ini yang pepatah bilang, "Kalah bisa oleh biasa".

Akhirnya, Minggu, tanggal 13 Desember 2015 aku dan Andre yang juga satu almamater denganku bergegas datang ke Panjang, di balai kesehatan TNI AL. Di sana kami sudah dinanti oleh dua orang dokter. Seorang dokter gigi Debora, dokter militer TNI AL, dan seorang lagi dokter RS Imanuel, dokter Firhat yang ternyata adalah suami dokter Debora.

Perjalanan kami berempat pagi itu dimulai sekitar pukul 06.15 menuju pantai Klara menggunakan kendaraan darat. Sementara rombongan TNI dan petugas kesehatan lain sudah berangkat terlebih dulu sebelum kami. Hampir 1 jam perjalanan menuju lokasi. Andre yang nampaknya berminat untuk mengikuti jejak dokter gigi Debora untuk mendaftar dokmil nampak antusias menanyakan pengalaman beliau selama pendidikan. Tak disia - siakan kesempatan ini untuk kami bersilaturahim dengan mereka yang lebih berpengalaman. Yang kuingat pesan dokter Debora, menjadi seorang dokter militer adalah panggilan jiwa, niatkan karena pengabdian untuk negeri. Karena jika kalian berharap materi, kalian akan kecewa, jadilah saja pengusaha atau karier yang lainnya. Karena ketika kamu memutuskan untuk terlibat di sini, maka kalian harus siap untuk konsekuensi yang akan dihadapi."

Setelah tiba di lokasi, kami berkenalan dengan petugas kesehatan dari TNI AL, termasuk dokter Sobirin dan keluarga besar TNI AL. Sangat ramah penyambutannya kepada kami yang merupakan 'orang luar'. Acara pun sudah disiapkan secara matang, ada pengobatan massal, sirkumsisi, pramuka pelajar sekolah menengah, dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya.

Dok. Pribadi. Sunat in action hehe
Dok. Pribadi. Dapur khitan 
Dok. Pribadi. Pantai Klara
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi. Bersama Komandan dan Tim Kesehatan 
Dok. Pribadi. HUT TNI AL ke-70

Alhamdulillah rangkaian acara selesai sekitar pukul 13.00. Dilanjutkan dengan poto bersama dan makan siang. Terima kasih atas kesempatan belajarnya ya pak Komandan dan segenap tim kesehatan..kami siap untuk dilibatkan kembali dalam agenda - agenda lainnya. *Sungkem* 

Pelajaran dari Pantai

Pantai. Apa yang sahabat - sahabat bayangkan pertama kali ketika mendengar kata "pantai"?
Air atau angin atau pasir atau ombak atau karang ataukah nelayan. Tentu akan banyak diksi yang dapat menggambarkan indahnya salah satu ciptaan Yang Maha Kuasa ini. Tak sedikit pula yang terinspirasi dari pengalaman puitiknya lalu disulap menjadi puisi indah dan memesona.

Aku pun sama. Dari sekian banyak pilihan berlibur, pantai tetaplah menjadi tempat favorit untuk dikunjungi. Berlibur bersama teman - teman maupun keluarga menjadi momen yang amat cantik untuk dikenang. Ya, itulah pantai dengan segala memori keindahannya.

Ah, nampaknya aku mellow malam ini. Tiba - tiba aku teringat sebuah pelajaran yang mungkin perlu aku tuliskan di sini. Pelajaran sederhana dari alam. 

Pantai yang tak tampak oleh jangkauan indera apa bentuk ujungnya. Yang nampak hanya warna birunya yang terbentang luas. Luas sekali... lalu ada kita yang berdiri memandangi itu semua. Kecil sekali diri ini. Apalah artinya diri ini dibandingkan dengan dunia yang begitu luas. 

Dunia begitu luas? Ya..terlihat begitu, bukan..? Bandingkan saja luas rumahmu dengan luas tanah lapangan sepak bola. Lalu bandingkan dengan propinsi atau pulau, atau bahkan samudera. Kemudian bandingkan lagi itu dengan planet bumi, bahkan tata surya. Tapi ternyata dunia pun masih amat kecil jika dibandingkan dengan akhirat. Hmmmmh :"




 : وَعَنْ المُسْتَوْردِ بنِ شَدَّادٍ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قََالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَا الدُّنْيَا في الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ . فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

Dari al-Mustaurid Ibn Syaddad ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti jari yang dicelupkan salah seorang di antara kalian ke dalam air laut lalu ditarik kembali. Lihatlah, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. HR Muslim.

Allah berfirman,
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al Qasas : 77

Ya, tentu segala sesuatu diciptakan dengan maksud tertentu. Bagitupun kita, makhluk-Nya disertai dunia dan isinya. Di sinilah letak peran kita mengoptimalkan apa yang ada pada diri dan apa yang Alloh sediakan di dunia untuk beribadah kepada-Nya. Lewat peran apapun yang kita mainkan, sebagai apapun, dengan cara apapun, semua harus menjadi bekal kita untuk mempersiapkan kehidupan yang sesungguhnya, yang teramat besar lagi kekal, kehidupan setelah kematian..ialah akhirat.

Semoga yang kecil dan singkat yakni diri dan kehidupan dunia kita, bisa mengupayakan yang besar lagi kekal ialah akhirat dalam jannah-Nya...

Sunat, Siapa Berani?

Siapa adik - adik di sini yang belum sunat? Wah..pasti diantara kalian ada yang sudah dan tentu ada juga yang belum bersunat. Coba jawab dengan jujur.. Untuk yang belum sunat, kenapa hayo udah gede tapi belum berani sunat..hehe.

Iya deh, mungkin alasan adik - adik bisa beragam ya. Mungkin ada yang malas, berpikir "Ah ngapain, ga ada gunanya", ntar aja deh pas udah SMA, takut disuntik, takut dipotong, atau mungkin takut sama dokternya. Hehe tenang - tenang. Saya punya beberapa kabar baik....

1. Sunat itu perintah Allah
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah saw bersada,

اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ: اَلْخِتَانُ  وَاْلاِسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيْمُ اْلاَظْفَارِ وَنَتْفُ اْلاِبْطِ

"Fithrah ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak"

2. Sunat itu dilakukan boleh usia berapapun, tapi tak ada salah nya toh disegerakan
Dari Harb bin Ismail  berkata, Rasulullah saw bersabda,

مَنْ اَسْلَمَ فَلْيَخْتَتِنْ وَاِنْ كَانَ كَبِيْرًا
“Barangsiapa yang masuk Islam hendaklah ia berkhitan walaupun sudah berusia tua"

Tapi ketika kita melakukan kebaikan dengan bersegera, bukankah itu jauh lebih baik? Semakin cepat kamu memulai maka kebaikan pun akan segera datang kepadamu. Ya, kebaikan akan berbalas kebaikan.

3. Sunat itu menjaga kebersihan dan kesucian
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri " (QS al Baqarah : 222)

Anatomi alat kelamin laki- laki diibaratkan topi. Saat buang air kecil, ada sisa - sisa air urin yang tertampung di situ (smegma). Nah smegma inilah kemudian yang mengandung bakteri yang terkumpul dalam topi tersebut. Dengan khitan yang mengandung makna kesucian, maka kebersihan alat kelamin bisa terjaga. 

4. Sunat itu mencegah dari berbagai penyakit
Ngomong - ngomong soal penyakit, sepertinya saya mulai dengan penjelasan sederhana. Kulit kemaluan laki - laki atau dalam bahasa kedokteran disebut preputium merupakan kulit yang akan dibuang saat dikhitan. Metodenya bermacam - macam, salah satunya adalah sirkumsisi. Prosedur pembuangan sebagian kulit penis atau khitan inilah kemudian menarik perhatian para peneliti dunia. 

Ini referensi teranyar yang publish pada 5 Mei 2015 mengenai hubungan sirkumsisi dengan resiko HIV article research (meta analysis). Penelitian ini adalah meta analisis yaitu hasil dari pembandingan seluruh research (penelitian) dunia yang berkaitan, kemudian disusun menjadi sebuah jurnal penelitian. Kesimpulannya, dikatakan bahwa sirkumsisi atau khitan pada laki - laki secara signifikan dapat melindungi laki - laki dari penularan HIV pada level populasi. Ada ratusan atau bahkan lebih literatur lain yang menguatkan. So, masihkah ada keraguan di hati untuk melakukan sirkumsisi?

Nah, pada 9 Mei 2015 lalu, ada 204 orang adik - adik sudah berkhitan dalam rangka khitanan massal di Universitas Darmajaya, Bandar Lampung. Mereka datang dari berbagai daerah di Lampung. Acara ini diadakan dalam rangka Bakti Sosial Bank BJB bersama PKPU Lampung.


dok. pribadi. Khitanan Massal Bank BJB bersama PKPU

Aktivitas di ruangan ini cukup padat, dengan 10 kamar khitan dan 65 petugas medis terdiri dari perawat, dokter, dan mahasiswa Keperawatan Poltekkes. Mengenai kegaduhannya jangan ditanya, ruangannya ramai dengan suara jeritan adik - adik. Tapi jangan takut dulu ya adik - adik, mereka nangis bukan karena sakit lho, tapi karena minta dibelikan es krim pada orang tuanya (hehe: peace). 

Ini serius ! Hehe. Begini, adik -adik. Dikhitan itu dibius dulu sebelum pengerjaannya, jadi adik - adik ngga perlu takut. Rasa pembiusan seperti digigit semut. Setelah itu, adik - adik tinggal baca surat - surat pendek yang adik hapal. Al Fatihah misalnya, boleh dibaca kuat - kuat boleh juga berbisik, asal tenang. Nah, rata-rata pengerjaannya 15 - 30 menit biasanya adik - adik sudah bisa tersenyum bahagia karena khitannya sudah selesai. :)


dok. pribadi. Adik ini hebat, tenang sekali waktu dikhitan ^^ Good Job!
Bersama Budi, Keperawatan Poltekkes

Semoga saat ini adik - adik jadi mantap untuk segera berkhitan ya.. Ingat selain alasan kesehatan ada alasan utama kalian untuk berkhitan, yaitu mengikuti anjuran Allah dan Rasullullah. Semangat ya Dik! :)

Kelak Yang Kita Rindukan #2 - Edisi Berjuang

Sudah hampir 3 bulan menanti yudisium selanjutnya, akhirnya hari itu Selasa, 13 Januari 2015 kegalauan kami terjawab sudah. Setelah sempat jatuh pada fase depresi ringan (karena gagal stase, read: Kelak yang Kita Rindukan #1) dan kemudian bangkit lagi, akhirnya kami bisa juga diyudisium untuk kemudian bisa mengikuti UKMPPD (Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) batch 1 Februari 2015.

Setelah mendapatkan selembar kertas kelulusan yudisium, kami segera melengkapi berkas-berkas persyaratan untuk mendaftar UKMPPD. Hari itu juga ba'da magrib kami segera cus ke Jakarta untuk mempersiapkan ujian kami. Ala - ala bagpacker biar irit haha..

dok. pribadi Yudisium RS Abdul Moeloek
dok. pribadi Yudisium bersama Dokter Pengajar kami yang begitu luar biasa
dok. pribadi para bagpacker

Perjalanan kami malam 14 Januari itu luar biasa. Masing - masing kami membawa paling tidak 2 tas yang bervariasi, berukuran sedang sampai besar, isinya baju dan kertas tapi kaya bawa batu, hehe. Beneran berat banget. Kita bawa buku dan kertas - kertas yang kalau dikardusin mungkin ntah udah berapa dus. Yang bawa koper tentu tertolong karena ada roda koper, tapi dengan lugunya aku malah bawa tas mudik yang perlu dijinjing..(sok jago karena dikira awalnya ga akan jalan jauh, jadi cukup tas mudik aja..) :'( Dan nyatanya, perjalanan dari bus - bakau - merak - ke bus lagi itu, lumayaaaaan.. bahuku rasanyaa..berkedut hehe.

Kami tiba di Jakarta pagi hari, kemudian segera menuju rumah Jahe di daerah condet Jakarta Timur. Setelah sampai di rumah jahe, bahuku mulai berkurang frekuensi berkedutnya, tapi kini mata yang benar benar berat. Oke hari pertama di Jakarta untuk istirahatin badan dulu dan terutama untuk si bahu! 

Nah, jadwal pembimbingan belajar kami mulai tanggal 15 Januari - 28 Januari 2014. Hari - hari di Jakarta membuatku banyak berpikir bahwa kehidupan di ibukota memang keras. Tipsnya memang harus banyak senyum, perjalanan macet senyum; bawa motor lalu diklakson mobil dari belakang senyum aja; ada lagi, ga dapet tempat duduk dan diketekin orang yang berdiri di sebelah kita di busway, senyum aja; woles pokoknya.. Karena kebahagiaan kita jangan sampe tercemar dengan keadaan lingkungan kita. Toh kita yang memutuskan kebahagiaan kita sendiri. Sepakat ya?

Ia, itu baru perjalanannya, yang lebih penting adalah proses belajarnya. Perjalanan kami dari rumah menuju ke tempat bimbingan kurang lebih 30 menit-1 jam. Pulang pergi bisa 2 jam. Lama bimbingannya kurang lebih 3-4 jam setiap pertemuan. Jadi sepanjang hari kami bisa ada di luar rumah. Seru... Selesai bimbingan, kami ber-6 lanjut lagi fighting di rumah jahe untuk corat coret kertas yang udah dijinjing jauh - jauh dari pulau seberang.

dok. pribadi fight~
dok.pribadi edisi berjuang busway
dok. pribadi kuyuk yaah :"
dok. pribadi satu tujuan : LULUS
dok. pribadi Thanks Kk Venny

dok.pribadi terobos hujan

dok.pribadi @bakmi golek
Pengajar kami bernama Kak Venny Beauty, beliau adalah residen Patologi Klinik UI. Orangnya supel, pinter, cantik, ramah, dan rendah hati. Kami bersyukur mendapat pengajar yang kece, tetap sabar mengajari kami yang masih banyak kurangnya, bersedia menjawab pertanyaan - pertanyaan kami yang ngga sedikit hehe, belum lagi kami murid - murid yang paling cepet ngabisin snack di kelas. Dasar, doyan apa laper ya?? :) tapi, pengalaman belajar nya memang begitu berkesan, dan semoga ilmunya juga menjadi ilmu yang bermanfaat kelak.


****


dok.pribadi One direction : PASS !
(dari kiri: Muslim Thaher, Ayu Zahera Adnan, Intan Octaviani, kak Venny, Elis Sri A, aku, dan Raden Dicky)

Sebelum menutup catatan ini, baru saja aku membaca postingan penulis muda berbakat, Rinta Wulandari:  Thallasemia Survivor, Dibilang Pucat Seperti Tembok: “Akumah Maafin dari Awal” 

Jujur, perjuangan yang aku ceritakan pada tulisanku di atas tidaklah ada apa-apanya. Tidaklah bisa dibandingkan dengan perjuangan kalian, para thallaemia survivor. Haru sekali rasanya, ketika mengingat perjuangan kalian, miris sekali rasanya, kalian memang mungkin memiliki keterbatasan secara fisik, tapi jelas pelajaran yang kalian beri pada kami sangatlah besar! :'(

Usia kalian jauh di bawah kami, postur badan kalian pun mungkin di bawah rata - rata rekan seusia kalian, atau bahkan ada sebagian orang yang menatap picing pada kalian. Tapi bersyukurlah dik. Allah selipkan hikmah yang besar pada diri kalian, Allah tentu lebihkan kalian melalui kasih sayang-Nya yang tak ternilai. Kasih sayang-Nya yang bisa kalian rasakan dari kasih sayang kedua orang tua kalian yang senantiasa sabar merawat, melalui sahabat - sahabat seperjuangan yang senantiasa memberi motivasi, melalui keluarga dan rekan yang tentu juga tak sedikit jumlahnya yang mendukung kalian, yang senantiasa mendoakan kalian agar tetap fighting dan menjalani hidup dengan optimis.

Oke, akhirnya catatan ini ditutup dengan perenungan bagi diri, untuk menghapus keluhan, lalu menggantinya dengan mimpi diiringi upaya semaksimal mungkin dalam mencapainya. Semoga Alloh ridhoi pencapaiannya.

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" QS Al An'am : 59
Kenangan - kenangan indah dari perjuangan adalah kejutan - kejutan dalam perjalanan menggapainya. Butuh sedikit kesabaran saja dalam kebaikan, lalu bersiaplah merayakannya di akhir sesudahnya, SURGA. - Gamal Albinsaid

Ranah Minang

dok. pribadi Rumah Gadang
Penguhujung Desember 2014 lalu, tepatnya 25 Desember 2014 tiba juga langkahku di ranah minang. Tanah yang menjadi kota kelairan gadis manis satu ini, #eh udah jadi nyonya yaa :) ya Nyonya manis ini perkenalkan, dr. Rinavi Adrin.

5 tahun, lebih beberapa bulan aku mengenal nyonya ini, hehe. Tinggal satu atap tapi beda pintu kamar, satu angkatan tapi ngga pernah satu stase pas kepaniteraan klinik (koas). Sering curhat, tapi pernah juga berantem, hehe. Inget kisah sedih kita Rin? Waktu aku ketok pintu kamar, ungkapin kekesalan, lalu kita bertangis ria? hehe. Alhamdulillah masalah kemudian clear. Ah, cengar - cengir sendiri kalo inget kisah kasih bersama nyonya satu ini..hehe.

Nah, hari berganti hari, #tsaaah, emang bener.. Tahun pun berganti tahun, nampaknya atap kamar kita jadi saksi bisu perjalanan cinta, hehe. #lebay.. ya, tak terasa kau pun beranjak dewasa. Seorang pria dari tanah seberang kemudian meminangmu...Senang, bangga, haru, bercampur jadi satu saat itu. Tak ada yang bisa aku beri, selain mendoakan semoga Alloh hadiahi kepada kalian berdua sakinah, mawadah, warahmah.

Pagi itu, 26 Desember 2014 sekitar pukul 10.30 terguncang arsy-Nya, kala janji suci itu diucapkan, pun dengan hati ini, jujur..haru. Terselip doa di dalam hati agar keberkahan menyelimuti. Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh, telah memberikan kesempatan untuk menjadi saksi, betapa besar karunia-Nya, yang telah menyatukan dua hati dalam janji ikatan suci.


dok. Pribadi. (dari kiri: Lili, dr. Darwis, dr. Ririn, dan dr.muda --" Nora hehe)
Oke, terimakasih banyak kepada keluarga besar ririn dan mb resi yang sudah menampung musafir ini seorang diri, hehe. Semoga Alloh membalas kebaikan - kebaikan kalian semua. Terima kasih atas banyak ilmu dan pengalaman yang menjadi hikmah di penghujung tahun ini. Semoga Alloh mudahkan pula mb resi untuk menggenapkan separuh agamanya di Januari 2015 ini, dan Alloh jadikan kalian sepasang insan yang saling melengkapi kebahagian di dunia dan akhirat. Aamiin

dok.pribadi. Mb resi dan Uda Piton

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” [Al-Hujuraat : 13]