The Success Puzle

Masih suka menggunakan kalimat tanya, "kenapa ya kok begini?", "coba tadi kalo...", dan berbagai kalimat perandaian lainnya. Coba deh dipikir - pikir, cape lho begitu, bikin galau. #sama, aku juga.

Berapa banyak coba energi yang kita habiskan unuk mengeluh, waktu yang kita habiskan untuk mengumpat, atau bahkan air mata yang tumpah untuk menyesali, move up kawan...masa depanmu di depan sana masih cerah, cukup kau ungkapkan saja pada yang Maha Kuasa, rendahkan diri menengadah memohon pada-Nya. Selepas itu, kita mesti kuat, cukup tebar manfaat pada dunia, tidak dengan keluh kesahmu. 

Sebelum bilangan tahun berganti, ada banyak tugas yang belum kita tuntaskan. Banyak amanah yang belum kita tunaikan, banyak pula hutang yang mungkin belum kita lunasi, atau bahkan banyak pula hati yang sempat terlukai. Semoga Alloh mudahkan kita untuk menyempurnakan itu semua dan menjadikannya sebagai puzzle utuh nan cantik suatu hari nanti. 

Nikmati prosesnya, resapi peluhnya, kelak perjuangan ini akan menjadi kisah indah yang mengiringi perjalanan kesuksesan kita, bukan hanya sebagai pribadi yang sukses, tapi juga sebagai keluarga. Bukan juga hanya kesuksesan sementara di dunia, melainkan juga kesuksesan hakiki di akhirat kelak...


dok. pribadi. renungan

Your Great Desain




You create a great desain for us, your creation. Sungguh Tuhan, kami adalah salah satu karya-Mu yang Engkau titipkan amanah di muka bumi ini untuk beribadah hanya kepada-Mu. Maafkan kami bila belum memaknai secara benar tujuan penciptaan-Mu. Belum menjalankan peran secara tepat, sesuai dengan tuntunan-Mu. Kami percaya Tuhan bahwa tidak ada sesuatu pun yang engkau hadirkan dengan sia -sia. Sedih, senang, luka, tangis, dan tawa, ah, semua itu tentulah atas izin-Mu.

Bukankah pun sehelai daun yang gugur dari rantingnya atas izin-Mu?
Tepat sekali, terimakasih Tuhan, Engkau kembali berikan kami makna kehidupan yang memang kami tahu harus kami bayar mahal dengan kesungguhan usaha dan kejernihan hati untuk meresapi pelajaran dari Mu.


Surah 23, Surah al-Mu’minun (Orang Yang Beriman)
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  1. Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman.  
  2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam solatnya.  
  3. Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia.
  4. Dan orang yang menunaikan zakat.
  5. Dan orang yang menjaga kemaluannya.
  6. Kecuali terhadap isterinya atau hambanya; maka tiadalah tercela.
  7. Tetapi barang siapa mencari selain yang demikian itu (zina dsb), maka merekalah orang yang melampaui batas.
  8. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.
  9. Serta orang yang memelihara shalatnya. 
  10. Mereka itulah yang akan mewarisi,
  11. Yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Berlibur #1 - Ambil Kesempatan

Apa yang bisa kita lakukan saat waktu libur tiba? Berlibur, jalan - jalan, nonton, makan - makan, atau malah memutuskan untuk tidur seharian. It's your choice, but I have to make a decision...

Sebenarnya waktu ini bisa dibilang adalah waktuku untuk menunggu tiba giliran ujian kompetensi. Ada sekitar 3 bulan hingga ujian komptensi tiba di bulan Februari. Sebagian bisa memutuskan berlibur, sebelum fokus untuk belajar 1 sampai 2 bulan sebelum ujian. Ada yang merencanakan traveling ke daerah tertentu, ada yang mau mondok 1 bulan di ponpesnya Ust. Yusuf Mansur, atau ada juga yang jalan - jalan ke Negeri Singa. Aku? 

Sebenarnya tipikal ku adalah orang yang spontan, jarang sekali merunut secara rici apa yang akan aku lakukan hari per harinya. Kurang baik memang, tapi biarlah aku perbaiki perlahan. Apalagi liburan kali ini memang tidak direncanakan sama sekali, tapi untuk apa disesali, toh kegagalan kali ini adalah keberhasilan yang tertunda? :') Mari tetap berjuang.

Awal liburan lalu aku sempat membenahi susunan kamar kos yang mulai tak beraturan, menata ulang buku - buku dan kertas - kertas bekas tugas selama perkuliahan dan perkoasan. Aku pilah agar rapi dan siap dipelajari kembali untuk persiapan ujian kompetensi. Dan....tara..? kutemukan kembali dream book yang hampir lusuh berdebu. :") Ada targetan hidup yang masih banyak belum tercapai, tapi Alloh selalu punya rencana indah untuk hamba-Nya, dan aku percaya.

Peluang akan datang di saat yang tidak kita duga. kala itu ada seorang senior yang menghubungiku untuk menggantikannya menjaga sebuah klinik swasta di Bandar Lampung. Setelah bertanya dan minta wejangan mengenai apa yang harus dan apa yang tidak boleh aku lakukan (semacam wangsit begitu), akhirnya aku terima tawaran itu. Percaya tidak? Aku sudah datang setengah jam sebelum jadwal jaga, tapi aku hampir 3 kali bolak - balik pintu masuk karena ragu untuk masuk ke dalam klinik. Entahlah, semoga tidak ada yang memperhatikanku saat itu, hehe. 1 menit sebelum jadwal jaga aku harus masuk ke dalam, dan siap bertugas! :D Apa hikmahnya? Mental dan kepercayaan diri memang harus dilatih.

Tanggung jawab hari itu tuntas, alhamdulillah berjalan lancar. Benar - benar mandiri, kalau saat koas kita punya senior atau konsulen untuk tempat kita bertanya. Kali ini kitalah decision maker,  jadi memang benar adanya bahwa belajar sepanjang hayat itu adalah mutlak.

Hari - hari berikutnya, aku mulai membangun kepercayaan diri dan terus belajar mengupgrade ilmu. Orang - orang apotek, perawat, dan laboran tak sungkan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan ku, hehe. Ya, meski usia kita tak terlampau jauh, toh kami tetap bisa membangun rasa kekeluargaan itu. Tujuan kita sama 1, pasien sehat.

Jangan sekali - kali bercita menjadi pelaut handal, kalau tak siap akan ombak yang menerjang. Kira - kira begitu pribahasa yang aku pelajari dulu ketika duduk di bangku sekolah dasar. Nah, jangan harap perjalanan kita selalu mulus, pasti ada saja tantangan yang mesti dihadapi. Benar saja, mulai nyaman jaga di klinik yang pasiennya dewasa dan anak kategori tenang (tanpa stressor kerja), aku ditawari tanggung jawab lain. Dari klinik menjadi dokter jaga rumah sakit...

Ah, kali ini rumah sakit dengan interaksi kerja berbagai profesi dan beberapa dokter. Bertingkat, mulai dari bidan, perawat, dokter umum, dan dokter spesialis, ada dokter spesialis anak, spesialis anestesi, juga dokter spesialis kandungan. Ada beberapa juga yang merupakan dokter pengajarku ketika koas dulu. :') Oke, setelah dipikirkan matang - matang, kesempatan datang hanya untuk orang yang menyambutnya, bismillah.

Ternyata ketegangan itu memang benar ada, tapi mencoba atur napas, bertindak sesuai SOP yang ada, dan taraaa.....musnah seketika setelah bertemu dengan adik - adik lucu ini..

dok.pribadi. Ruang Perinatologi RSIA

dok.pribadi. Ruang Perinatologi RSIA

Ya, adik - adik lucu ini mengingatkanku kembali bahwa niatku tulus untuk membantu mereka, bekerja sesuai dengan kompetensi yang ada. Mungkin memang belumlah mumpuni ilmu yang ada, tapi dengan mereka, aku jadi tahu apa yang mesti aku benahi, apa yang mesti aku pelajari kembali. Doakan kakakmu ini ya dik, kelak bisa belajar sebaik mungkin agar bisa menjadi dokter umum yang baik dan bisa melanjutkan sekolah kembali menjadi seorang Pediatrician. >>Aamiin<<


Video perjuangan mereka begitu menginspirasi:

Kelak yang Kita Rindukan #1 - Jatuh?

dok. pribadi. Prosesi Yudisium Mahasiswa Profesi Dokter FK Unila 2014

14 Oktober 2014 lalu kami telah menjalani prosesi yudisium mahasiswa profesi dokter. Ada yang berbeda kali ini. Untuk pertama kalinya prosesi yudisium bagi dokter muda yang telah menjalani kepaniteraan klinik selama kurang lebih 80 minggu. Lulus atau tidak lulus. Itu saja, lulus artinya lulus dari semua stase. Sebaliknya, tidak lulus artinya ada minimal 1 bagian stase yang tidak lulus.

Jeng Jeng...
Pembagian amplop yudisium pun dimulai. Satu per satu kami maju untuk menerima amplop tersebut. Dan, daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Begitu kutipan penulis Tere Liye. :') Aku ternyata tidak lulus di salah satu bagian, stase Bedah.

"Menohok", ya kira - kira begitu rasanya, merasa belum bisa memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua saat ini. Tapi ternyata di luar dugaanku, kedua orang tua dan keluarga mendukung sepenuhnya, dan memberikan support padaku untuk terus berjuang. Alhamdulillah saat ini ujian ulang di bagian tersebut sudah tuntas, dan aku kini menunggu yudisium periode selanjutnya untuk pengumuman kelulusan. Alhamdulillah, dari sini aku banyak belajar tentang nikmatnya sebuah perjuangan, yang tak mesti harus selalu mulus, tapi kita memang kudu berjalan terus? :D



dok. pribadi Instalasi Bedah Sentral

Sedikit flash back, kurang lebih 1 tahun 8 bulan yang lalu aku menjalani kepaniteraan klinik di stase bedah. Stase ini menjadi stase pertama yang aku jalanai dalam dunia perkoasan. Banyak penyesuaian memang saat itu, aku memang nampak ngos ngosan ketika mengikuti irama sirkandian yang baru. 10 minggu mulai dari jaga UGD, follow up bangsal mulai pukul 04.00, jadi asisten di OK Center yang masih polos banget, sampai periksa pasien poliklinik bedah. Mengingat itu semua, nampaknya memang wajar aku harus belajar lebih banyak lagi ilmu di bagian ini.

PR selanjutnya adalah ujian kompetensi yang akan dilaksanakan sekitar bulan Februari. Ujian ini terdiri dari ujian CBT dan OSCE. Setelah dinyatakan lulus ujian kompetensi ini baru kemudian kami dapat mengikuti program intenship selama satu tahun. Cantik sekali ya prosesnya.. Bismillah.. Kita nikmati saja perjuangan ini, toh perjuangan inilah kelak yang kita rindukan!




Psikiatri #4 - Gotong Royong

Agenda kami ketika hari terakhir di Jiwa, Sabtu 4 Oktober 2014 adalah berpamitan. Ketika berpisah dari satu stase menuju stase lain selalu saja ada rasa seperti ini, haru. Agak lebay mungkin bagi sebagian orang, tapi murni yang aku rasakan. Mungkin karena ada kebiasaan yang akan berubah, kebiasaan aktivitas hari - hari selama 4  minggu di sini akan segera berganti dengan agenda lain yang jelas berbeda dari sebelumnya. Semoga dengan hadirnya para koas yang hanya 4 minggu di sini bisa memberi manfaat untuk semua.

dok.pribadi. Lalu Lalang Bandar Lampung

Oke, pernah lihat pemaandangan di atas? Tidak ada yang aneh memang pada gambar tersebut. Lalu lalang yang menjadi pemandangan khas ibu kota. Setiap hari kita disibukkan dengan segudang aktivitas sejak matahari terbit hingga kemudian terbenam lagi, belum lagi pekerjaan kantor atau kampus yang belum tuntas, mesti kita selesaikan kembali di rumah hingga larut malam. Detik, jam, hari, minggu, bulan berganti tahun dan bla bla bla bla aktivitas kita kian menumpuk seiring juga degan berkurangnya usia.

Pernah terbayangkan apa yang akan kita kejar di dunia ini? Pernah terbayangkan sampai kapan kita akan sadar bahwa kemudian raga kita tidaklah muda lagi? Tidaklah sekekar dulu lagi? Ah, jawabnya ada pada tujuan kita. Untuk apa kita bekerja, untuk duniakah atau akhiratkah.

Ada hati nurani terdalam kita yang aku yakin semua punya dasar yang suci, hati nurani yang tulus, yang kemudian menjadi tertutupi saja kesuciannya oleh nafsu - nafsu duniawi yang membutakan. Tapi tenang, ketika kita sadar pada fitrah tujuan penciptaan kita di dunia ini, yang tidak lain hanyalah untuk menyembah dan beribadah kepada Alloh, maka Alloh akan memberikan kemudahan untuk kita kembali kepada jalan-Nya.

Di sini pun sama, di rumah sakit ini, kita pun dapat belajar dari mereka. Malu terkadang melihat mereka yang memiliki gangguan pada jiwanya, dapat bahu membahu melakukan pekerjaan yang tidaklah ringan. Sedangkan kita yang "katanya" sehat lahir dan batin, sering ribut untuk hal - hal sepele dan sibuk dengan urusannya masing - masing.

Pasien - pasein yang sudah stabil dan tenang di sini diberikan tanggung jawab sosial untuk membantu rekan - rekan mereka yang belum stabil. Mereka diberi tugas masing - masing, ada yang bertugas menyapu, mengepel, mengambil pakaian laundry, mengangkat air galon, hingga membagikan nasi katering dan kemudian menyusunnya kembali seusai makan. Bukan karena rumah sakit ini kekurangan pegawai untuk melakukan pekerjaan tersebut, bukan. Tapi karena mereka harus dibiasakan untuk dapat melakukan aktivitas sehari - hari (pekerjaan rumah), sehingga mereka dapat dengan mudah menyesuaikan diri ketika mereka pulang dari rumah sakit. Tapi jelas tidak hanya itu saja, ada makna mendalam dari ini semua.

Mereka dengan  ikhlas melakukan itu semua, tanpa ngomel, cemberut, gerutu atau apapun isitilahnya, murni semua mereka lakukan dengan tulus. Bahu membahu satu sama lain, sesekali dengan gurauan mereka bekerja saling membantu. Aku yakin suatu hari nanti, ketika mereka keluar dari rumah sakit ini, mereka dapat menjadi orang yang jauh lebih baik lagi. Boleh jadi saat ini, orang - orang di luar sana mencemooh mereka atau bahkan menghardik mereka. Tapi di dalam hati mereka, mereka adalah orang baik yang sedang Alloh tempa untuk menjadi orang yang jauuh lebih baik lagi.


dok. pribadi. Gotong Royong


Dari Abu Hurairah RA., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang meringankan penderitaan seorang Mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan penderitaan (kesulitan)nya kelak di hari Kiamat dan barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib) nya di dunia dan akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama si hamba tersebut menolong saudaranya. Siapa saja yang menempuh suatu jalan guna mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum (kelompok) berkumpul di salah satu rumah Allah sembari membaca Kitabullah dan mengkajinya di antara sesama mereka melainkan ketenangan akan turun di tengah mereka, rahmat meliputi mereka dan malaikat mengelilingi mereka serta Allah akan menyebut mereka di sisi para malaikat. Siapa saja yang menjadi lamban karena amalnya (sehingga amal shalihnya menjadi kurang), maka tidak cukup baginya hanya (bermodalkan) nasab." (HR. MUSLIM)

Psikiatri #3 - Rehabilitasi

"Selamat Jalan Kota Bandar Lampung", tugu ini selalu menyambut kami setidaknya selama 4 minggu kepaniteraan klinik di bagian psikiatri ini. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung ini memang letaknya di luar kota Bandar Lampung, lolasinya di daerah Kurungan Nyawa. Karenanya, banyak yang mengenal rumah sakit ini sebagai Rumah Sakit Kurungan Nyawa.. Seram juga ya namanya, tapi tenang..penghuninya bersahabat, kece membahana :)

dok.pribadi. Tugu "Selamat Jalan Kota bandar Lampung"

Kira - kira begitulah yang aku rasakan, nyaman berada di lingkungan ini. Setiap cerita dengan mereka, jadi sebuah masukan untuk diri ini, meski kali ini kami hanya bermodalkan anamnesis psikiatri, tapi sudah  bisa  membantu mereka mengungkapkan apa yang menjadi keluh kesah mereka saja, rasanyaaa...#cesplong. Ini yang dinamakan ventilasi. Jadi setiap orang memang butuh ventilasi, mencurahkan apa yang ia rasa, dan tentu ada pendengar di sana. Bukankah kita punya dua buah telinga, dan sebuah mulut ?

Rata - rata lama perawatan inap untuk pasien di sini adalah beberapa minggu hingga beberapa bulan. Ketika kita coba gali, apa yang kira - kira pasien ini ungkapkan? Hampir semua dari mereka menyelipkan satu pertanyaan, "Mba, kapan saya pulang?" :') Maafkan kami Mas, Mba, kami hanya koas yang punya modal dua buah telinga untuk mendengarkan kalian.

Ada kegiatan seru untuk para pasien rawat inap di sini, yaitu rehabilitasi. Setiap minggu selama 6 hari berturut - turut ada jadwal bagi pasien - pasien ini mengikuti rehabilitasi. Karena jumlah mereka banyak, jadi mereka secara bergantian setiap harinya mengikuti rehabilitasi. Ada berbagai rehabilitasi yang disediakan di sini, seperti kegiatan agama, olahraga, bernyanyi, kerajinan tangan, band, dan lain - lain.

dok.pribadi. Rehabilitasi KErajinan Tangan dan Drum Band


Aku yakin bagi kita para tenaga kesehatan, apalagi koas yang hitungannya hanya  4 minggu di sini, ini adalah suatu hal yang baru. Tapi pernah terbayang menjadi mereka? Setiap hari kegiatannya amat teratur, makan, minum obat, tidur, makan lagi, minum obat lagi, rehabilitasi, dan seterusnya. Jelas membosankan... Kembali lagi, jika mendengar mereka menanyakan pertanyaan, "Mba, kapan saya pulang?". Senyum kecil di wajah, serta sedikit kata ini semoga bisa membantu.


"Bapak yang sabar ya, sholat dan berdoa sama Yang Kuasa, Dia yang kasih kesembuhan untuk kita, berdoa semoga bapak cepet sembuh dan keluarga segera datang menjemput.."
:")



Psikiatri #2 - Klinik Merpati

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung menjadi tempat kami untuk menimba ilmu kedokteran jiwa. Ruang rawat inap di rumah sakit ini berbeda dengan ruang rawat inap di rumah sakit umum. Di sini, ruangan untuk menampung pasien yang tidak kurang dari 40 orang, merupakan suatu ruangan besar yang terdiri dari ruang tengah, ruang tidur, dan kamar mandi. Semua pasien dimasukkan dalam 1 ruangan ini. Ruang tengah berisi meja - meja yang terbuat dari bahan besi, dengan kursi yang menempel dengan meja. Meja dan kursi ini didesain khusus untuk pasien - pasien rawat inap. Ukurannya cukup besar, dan cukup berat untuk diangkat. Mungkin ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan mereka. karena kebanyakan adalah pasien dengan gangguan Schizofrenia yang bisa mengamuk kapanpun, sehingga tidak diperkenankan ada barang - barang yang dapat membahayakan mereka. Jadi semua perkakas dibuat seaman mungkin, agar tidak membahayakan mereka.

Salah satu tugas di bagian ini adalah membat case report. Pasien laporan kasus yang aku ambil adalah seorang pasien rawat inap ruang Kutilang, ruang khusus pasien laki - laki yang sudah tenang atau sudah stabil. Kasus yang kuambil adalah gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat (NAPZA).

Penggunaan NAPZA meliputi berbagai kalangan, mulai dari kelas teri yang nge"Lem", ngisep sampai kelas hiu yang make jarum suntik. Aiih, kalau menceritakan mereka, bisa campur aduk rasanya, kesal karena tindakan keliru yang mereka lakukan berulang - ulang, di sisi lain sedih juga prihatin dengan perubahan mental dan perilaku mereka akibat pengaruh obat - obatan tersebut.

Sebut saja Tn. F, usia 30-an tahun. Pasien diantar keluarganya ke RSJ Provinsi Lampung dengan keluhan ketakutan akan dibunuh. Pasien merasa seperti dimata-matai oleh banyak orang untuk dicelakai. Keluhan seperti ini sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Ia juga pernah mendengar suara – suara yang mengancam dirinya, suara tersebut didengar ketika sadar. Namun tidak melihat ada orang yang membisikkan suara tersebut.

Pasien juga merasakan sulit tidur malam  hari dan sering marah – marah dengan cara memukul meja atau membanting barang. Tindakan ini dilakukannya secara sadar, sulit ia kontrol dan merupakan cara untuk meluapkan emosinya. 

Ia menjadi lebih curiga terhadap semua teman dekatnya. Ia merasa teman – temannya sudah tidak dapat dipercaya lagi karena telah mempengaruhi istrinya agar pergi meninggalkan rumah. Empat bulan yang lalu istri pasien pergi dari rumah tanpa izin, hingga saat ini tidak pernah kembali dan tidak pernah menghubunginya serta kedua anaknya. Sejak saat itu, ia menjadi pendiam dan sering sulit mengontrol emosi.

Pasien menceritakan bahwa untuk melampiaskan emosinya, ia memakai narkoba jenis sabu – sabu yang digunakannya 1 hari sebelum dibawa ke rumah sakit. Sabu tersebut digunakan dengan cara dihisap dan diperoleh dari teman di kampungnya. Menurut pasien selama 4 bulan terakhir dorongan untuk memakai sabu semakin kuat, sehingga pasien menggunakan sabu hampir setiap minggu.

Uniknya, diagnosa psikiatri tidak hanya satu buah diagnosa. Di bidang psikiatri atau kedokteran jiwa, ada yang dinamakan evaluasi multi axial, jadi kita mendiagnosa suatu penyakit secara holistik. Dikenal istilah Axis atau sumbu dalam kedokteran jiwa.

Axis I menggambarkan gangguan klinis dan faktor lain yang menjadi fokus perhatian klinis.
Axis II menggambarkan ciri kepribadian
Axis III menggambarkan kondisi medik umum
Axis IV menggambarkan masalah psikososial dan lingkungan
Axis V menggambarkan peniaian fungsi secara global
(PPDGJ III)

Pada pasien tadi, diagnosis Axis I nya,
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesa didapatkan riwayat penyalahgunaan obat berupa penggunaan NAPZA jenis sabu sejak tahun 2009 dan terakhir pemakaian adalah 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Hal ini dapat menegakkan diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F.1).

Pasien menggunakan NAPZA sabu. Sabu merupakan NAPZA golongan amphetamine-type stimulants atau ATS. Hal ini dapat menegakkan diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat stimulansia lain termasuk kafein (F15).

Ada pula keinginan kuat atau dorongan yang memaksa (obsesif) untuk menggunakan zat psikoaktif, kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, dan tetap menggunakan zat (sabu) meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya. Tiga dari enam gejala dapat terpenuhi, sehingga hal ini dapat menjadi dasar diagnosa sindrom ketergantungan (F15.2)

Selain itu, belum jelas didapatkan gejala-gejala fisik seperti mual, muntah, sesak nafas, nyeri badan, berkeringat dingin dan kejang yang menghilang saat konsumsi zat dilanjutkan. Pada pasien muncul gejala psikologis seperti ansietas, depresi dan  insomnia. Hal ini menandakan diagnosis keadaan putus zat merupakan diagnosa banding pada kasus ini.

Pada pasien terdapat halusinasi auditorik, mood hipotimia, afek sempit pada saat berkomunikasi dan adanya tilikan (insight) yang tergganggu. Kemudian gangguan psikotik tersebut terjadi segera setelah 1 hari (24 jam) pemakaian zat psikoaktif terutama obat stimulant seperti amfetamin. Ini juga bisa menjadi diagnosa banding gangguan psikotik akibat penggunaan zat psikoaktif.



*****


Masih berhubungan dengan case tersebut, aku mencoba mendapatkan informasi dari sebuah bangunan bercat biru yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit jiwa provinsi Lampung. Klinik Merpati namanya. Klinik ini merupakan yayasan yang merupakan bagian dari rumah sakit jiwa provinsi Lampung. Yayasan ini khusus memfasilitasi pasien - pasien pengguna NAPZA. Pasien - pasien dari poliklinik maupun Unit Gawat Darurat RSJ yang memiliki gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA, langsung dirujuk ke yayasan ini. 

IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) merupakan sistem kelembagaan yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintahan Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Bagi Pecandu Narkotika. Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) adalah pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan atau lembaga rehabilitasi sosial yang ditumjuk oleh pemerintah. Tak kurang dari 9 buah yayasan yang terdaftar sebagai IPWL seperti ini tersebar di Lampung, salah satunya Klinik Merpati.



Di klinik Merpati inilah pasien - pasien NAPZA kontrol berobat dan mengambil obatnya setiap bulan. Ada istilah obat rumatan atau obat substiusi: Ada dua jenis obat, yang pertama Methadone Syrup, kedua Suboxone (Buprenorphine/Naloxone). Obat rumatan ini biasanya diberikan pada pecandu Putaw. Tidak semua klinik atau rumah sakit memiliki 2 jenis obat ini. Ini hanya disediakan oleh pemerintah melalui tempat - tempat khusus, yaitu tempat - tempat tertentu yang ditunjuk pemerintah.

dok.pribadi Methadone Sirup.
dok. pribadi Methadone Sirup
dok. pribadi. Methadone Sirup
(perhatikan di belakangnya ada sirup Marjan)
dok.pribadi Suboxone (Buprenorphine/Naloxone)

Karakteristik terapi ideal untuk terapi rumatan diantaranya adalah rendah potensi untuk didiversikan, lamanya aksi cukup panjang, potensi rendah untuk menggunakan zat lain selama terapi, toksisitas rendah untuk overdose, fase detoksifikasi harus singkat, gejala rebound withdrawl (sakaw) minimal, memfasilitasi abstinensia (bebas NAPZA) terhadap opioid ilegal lain, dan pasien mampu menerimanya dengan ikhlas. Sebenarnya, tidak ada satu obat-pun yang memenuhi persyaratan ideal untuk pengobatan pada pasien - pasien pengguna NAPZA. namun para pakar kedokteran menemukan untuk ketergantungan opioid, beberapa jenis obat yang "mendekati" kriteriteria tersebut yaitu : Agonis : Methadone, Partial Agonis : Buprenorphine, dan Antagonis : Naltreksone.

Kemudian apa yang dapat kita simpulkan? Bahwa efek adiksi dari penggunaan NAPZA (Narkotik, Psikotropik, dan Zat Adiktif lain) amatlah hebat. Tak peduli alasan mereka menggunakannya, sekedar coba - coba, tak sengaja, atau bahkan memang untuk berpesta, efek NAPZA pada tubuh tetaplah candu. Siapa kemudian yang dirugikan? Diri sendiri, keluarga, lingkungan, sampai akhirnya kebobrokan moral bangsa. 

Ya, marilah sejenak kita renungkan, bahwa benteng diri yang kokoh sangat diperlukan untuk melawan itu semua. Pesanku pada pengguna NAPZA yang tentu masih punya masa depan: Tak hanya dengan niat untuk menyudahi, ketegasanmu amat dibutuhkan untuk lari dari itu semua. Dengan iman yang masih melekat di dada, dengan keluarga atau rekan yang masih memedulikan anda, atau jika memang anda merasa bahwa mereka tidak mendukung anda, ingatlah toh tetap masih ada jiwa yang melekat pada raga anda. Selagi masih kau punya jiwa itu, selagi masihada hembusan napas itu, kesempatan untuk sembuh tetaplah ada. Tetap semangat kawan....!!
dok.pribadi. "Jangan kucilkan mereka, kecanduan obat dapat dipulihkan"


An Naazi’aat Ayat 15-26
15. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?
16. Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu lembah Thuwa;
17. “Pergilah engkau kepada Fir’aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas (dalam kekafiran),
18. Maka katakanlah (kepada Fir’aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan),
19. dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?”
20. Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.
21. Tetapi dia (Fir´aun) mendustakan dan mendurhakai.
22. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).
23. Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).
24. (seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”
25. Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.


Psikiatri #1 - The Last Station

dok.pribadi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
It's the last station of our journey. Kepaniteraan klinik stase jiwa menjadi penutup dari perjalanan koas kami. Stase ini benar - benar berbeda dari semua stase yang pernah kami jalani sebelumnya. Apa bedanya? Kalau sebelumnya kami mengandalkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien, tidak untuk di sini. Anamnesisnya khusus, anamnesis psikiatri, juga pemeriksaan fisiknya, kami jarang sekali menggunakan stetoskop apalagi tongue spatel layaknya bagian lain, di sini anamnesisnya yang utama....

Ilmu kedokteran jiwa atau psikiatri telah mengalami pasang surut dalam perkembangannya dalam menjadi suatu cabang ilmu kedokteran modern. Pergulatannya tidaklah mudah, terutama karena tidak sedikit hal yang berhubungan dengan kejiwaan dikaitkan dengan "gaib", "ajaib", atau "aneh". Manusia cenderung mencari penjelasan mengenai hal ini secara supernatural maupun supranatural. Tidak aneh jika pada permulaannya, orang - orang yang mempelajari hal hal mental, oleh banyak sarjana lain dicurigai dan dianggap tidak ilmiah (Maramis, 2009).

Tidak berbeda jauh denganku, ketika menginjakkan kaki di rumah sakit ini.. Banyak pertanyan - pertanyaan dalam kepala, mengapa ini mengapa itu? Mengapa mereka bisa begini? Mungkinkah karena ini, mungkinkah karena itu? Hehe. bingung kan? Tapi bener, ada kegamangan ketika belajar di sini. :p Masih mencari benang merahnya. Tapi, di akhir minggu kedua belajar di sini, aku sedikit paham bahwa memang dalam diri manusia itu ada 3 hal : body, mind, and spirit. Oke, semuanya adalah satu kesatuan yang menyusun seorang manusia. (red: Konsep Mandala of Health). Ketika kegamangan datang, solusi satu-satunya memang cuma BELAJAR! :')

Banyak kisah - kisah para pasien sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit ini, baik yang hanya berobat jalan lewat poliklinik jiwa, ataupun yang rawat inap di bangsal rumah sakit jiwa. Aku juga semakin hari terus belajar memahami mereka, bahwa tidaklah  mudah menjadi mereka. Mereka dengan segudang problematikanya, baik yang datang dari keluarga, pasangan hidup, sahabat, maupun pekerjaan, semuanya ikut berperan dalam "proses" gangguan jiwa mereka. 


dok.pribadi. Keliling RSJ Lampung
dok.pribadi. Bersama dr. Tendry Septa, Sp KJ (K)

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS al-Ankabut [29]: 2-3).

Stase Hitam Putih #4 - Exam

Sudah baca postingan tentang Stase Hitam Putih #1 - Introduksi, di situ ada kisah koas radiologi yang bersahabat dengan film hitam dan putih juga dengan mie instantnya.

Yang seru adalah ujiannya, kemampuan expertise atau membaca foto kita diuji hari itu. 1 expertise (hasil baca foto) saja bisa menghabiskan seperempat halaman kertas buram. Ada 36 film yang mesti kita baca dan tuliskan expertisenya. 1 meja (film viewer) disediakan 4 buah film, dan  ada 12 meja. Kemudian ada 3 dari 12 meja diberikan untuk istirahat, sistemnya rolling. Masing - masing meja diberi waktu selama 10 menit. Mas Toyo yang jadi time keepernya. Tipsnya, kalau ujian radioligi:

  • yang pertama berdoa :)
  • selanjutnya, deskripsikan poto berdasarkan gambaran yang terlihat di film
  • deskripsikan secara lengkap mulai dari kulaitas foto, bagian terluar, hingga bagian dalam organ pada foto
  • untuk foto thoraks, bawa penggaris masing - masing untuk menghitung Cardio Thoracis Ratio (CTR), beberapa foto ada yang menggambarkan kardiomegali ringan. Jadi harus dihitung benar - benar
  • Santai. tapi jangan juga terlalu bertele-tele, harus efisien menggunakan waktu. 4 foto harus kita deskripsikan semuanya dalam waktu 10 menit. Bawa jam tangan juga penting untuk pengaturan waktu kita.
  • Pada beberapa foto disertakan di pojok kanan bawah identitas dan jenis fotonya (teliti dulu sebelum mengerjakan), misalnya CT Scan kepala. Nah di situ, biasanya sudah ada keterangan diagnosa klinisnya apa. Misalnya Tuan Bubu, 46 tahun, CKR (Cedera Kepala Ringan), Nah berarti kita cari ke arah perdarahan intrakranial maupun tanda - tanda fraktur.
  • Tips terakhir, berdoa lagi.. Semoga hasilnya memuaskan :)


Ujian baca foto dimulai kurang lebih pukul 08.00 selesai pukul 13.00. Istitahat kurang lebih 15 menit, lanjut ujian post test hingga pukul 15.00. Sensasi menulisnya jangan ditanya, keram - keram gitu jarinya hehe.

dok.pribadi. Ujian

dok.pribadi. Miftah yang lagi serius ekspertise

dok.priadi Ismat (lagi serius) dan Sanggiani (meja istirahat)

dok.pribadi Novita dan Boh berpikir hehe

Mas Toyo memang baik hati, selesai ujian, kita sudah disuguhi mie goreng yang bauunyaaa #uum... Ujian hari itu ditutup dengan makan bersama mie goreng, terbayar deh lelahnya. Dilanjut dengan foto bersama, kemudian berpamitan dan bersiap menghadapi stase terakhir. Oke, terima kasih RS Abdul Muluk, semoga nilainya baik - baik yaa.. Welcome Stase Jiwa :D

dok.pribadi. nge-mie

dok.pribadi. like hunger games

dok.pribadi. dr. Tantri Dwi K, Sp. Rad

dok. pribadi. Bersama chef  Mas Toyo

Stase Hitam Putih #3: Pemeriksaan Khusus Colon In Loop

Kehidupan perkoasan di stase radiologi tinggal menghitung hari. #Caiiileee. Ya, kurang dari 3 hari lagi berada di stase hitam dan putih. Ujian juga sudah menunggu. Tapi, perkenankan untuk kembali berbagi tentang salah satu pemeriksaan khusus radiologi, kali ini saya akan sharing tentang pemeriksaan Colon In Loop.

Pemeriksaan usus besar (kolon) diperlukan sebagai sarana penunjang diagnostik berbagai penyakit saluran pencernaan. Teknik pemeriksaan colon in loop adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde (artinya, media kontrasnya dimasukkan dari anus ke arah atas). Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu  untuk mendapatkan gambaran anatomis dari kolon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada kolon.

Beberapa indikasi dilakukannya pemeriksaan colon in loop diantaranya adalah :
  • Kolitis
  • Tumor abdomen
  • Megakolon atau Hirschsprung's Disease
  • Ileus Obstruksif
  • Invaginasi
  • Stenosis
  • Volvulus
  • Atresia ani
Nah, ada pula kontraindikasi atau keadaan yang menyebabkan pemeriksaan colon in loop tidak boleh dilakukan, seperti :
  • Ileus paralitik
  • Perforasi usus
  • Peritonitis
  • Ileus obstruktif lama (> 8 jam)
  • Infeksi akut saluran cerna
  • Kolitis berat, dimana dinding abdomen menjadi sangat tipis dan ditakutkan terjadi perforasi
  • Keadaan umum pasien jelek
Oke, setelah didapatkan indikasinya, maka kita akan melakukan persiapan - perrsiapan dalam pemeriksaan colon in loop.
  • Persiapan Pasien
  1. Mengubah pola makan penderita. Penderita hendaknya memakan makanan yang mempunyai konsistensi lunak, rendah serat, ataupun rendah lemak
  2. Minum air sebanyak mungkin agar tinja di kolon tetap lembek
  3. Pemberian obat pencahar. Pencahar yang diberikan mumnya adalah Milk of Magnesia atau garam inggris yang dikonsumsi pada malam hari sebelum pemeriksaan keesokan harinya.
  4. Lama persiapan berkisar 1 – 2 hari tergantung keadaan penderita dan klinis.
  • Persiapan Alat
  1. Pesawat x – ray 
  2. Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan
  3. Marker 
  4. Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal 
  5. Vaselin dan jelly
  6. Sarung tangan 
  7. Penjepit atau klem 
  8. Kain kassa 
  9. Bengkok
  10. Apron 
  11. Plester
  12. Tempat mengaduk media kontras
Cara Pemeriksaan
dok.pribadi. Alat dan bahan pemeriksaan colon in loop
  1. Media kontras. Kontras yang lazim digunakan adalah larutan barium dengan konsentrasi antara 70-80 Weight/Volume%. Banyaknya sangat tergantung pada penjang atau pendeknya colon. Umumnya 600-800 ml.
  2. Teknik pemeriksaan. Kontras ganda relatif lebih sukar teknik penggunaannya dibanding kontras tunggal, karena harus melalui tahap-tahap tertentu agar hasil radiografi yang didapatkan optimal.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi :

a) Tahap pengisian 
dok.pribadi. Tahap pengisian zat kontras
(aduk terus...)

  • Pengisian larutan barium ke dalam lumen kolon melalui anus sampai fleksura lienalis atau pertengahan kolon transversum (tergantung pada panjang pendeknya colon).
  • Bagian colon yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita dari supine menjadi right decubitus.
b) Tahap pelapisan
Dengan menunggu 1-2 menit, larutan barium mendapatkan kesempatan untuk melapisi mukosa kolon dengan sempurna.

c) Tahap pengosongan
Sisa larutan barium dalam lumen kolon dibuang sebanyak yang dapat dikeluarkan dengan memiringkan penderita ke kiri (left decubitus) dan menegakkan meja pemeriksaan (upright).

d) Tahap pengembangan
dok.pribadi. Pengisian double kontras.
Caranya, setelah pasien BAB, isi kateternya
dengan udara dari spuit yang kosong.
Dipompakan udara ke dalam lumen kolon sehingga seluruh kolon mengembang sempurna. Jangan sampai terjadi pengembangan berlebihan (over distention) karena akan menimbulkan komplikasi, seperti perforasi dan reflex vagal.

e) Tahap pemotretan
  • Dilakukan pemotretan atau eksposure radiografik dengan posisi tergantung pasa bentuk kolon dan atau kelainan yang ditemukan. Tahap pemotretan lebih  mudah jika dilakukan dengan bantuan alat flouroskopi (seperti pada gambar).
  • dok.pribadi. Pemotretan dibantu
    dengan Flouroskopi

  • Umumnya dilakukan pemotretan bagian-bagian tertentu kolon, dan lapangan menyeluruh (overall-view) dari kolon.

Salah satu contoh hasil pemeriksaan Colon In Loop :

dok.pribadi. Poto colon in loop
Tampak dinding rektum yang irregular.
Kesan: Proctitis (radang rectum)


Kepustakaan:
Radiologi Diagnostik. Sjahriar Rasad. Edisi kedua, cetakan ke-4, 2009. Balai Penerbit FK UI Jakarta.

Stase Hitam Putih #2 - Cuci Film Rontgen

Yang masa kecilnya sebelum tahun 2000-an, pasti kenal dengan kamera model lama dengan filmnya yang kita sebut dengan klise. Kamera dengan klise 1 roll biasanya kita selipkan di dalamnya, nah kalo udah abis filmnya, klise kita gulung, kemudian diambil dan kasih ke tukang cuci poto. Hati - hati terbakar kata orang - orang. Ia, benar saja, sebagian poto yang sudah dicetak jaman itu, ada yang terbakar alias hitam sebagian atau bahkan seluruhnya. :)

Nah, kali ini aku mau sharing tentang cuci cetak potonya radiologi. Poto rontgen yang biasa kita lihat ternyata  ada proses unik lho yang mesti dijalanin sampai jadi sebuah poto. CHeck it out...

Poto rontgen yang ditangkap sebuah film bisa diproses lewat 2 cara, pertama cara digital, kedua cara manual. Untuk cara pertama, yang digital, caranya mirip dengan cara kerja printer. Chip filmnya dimasukin dalam alat pembacanya (mirip cara kerja flash disk), ntar pas kebaca di layar komputer, potonya bisa diedit - edit gelap terangnya, terus kalo udah "cakep" kontrasnya, langsung deh di print..

Lanjut ke cara kedua..Cara manual, nah ini yang seru. Di RS Ahmad Yani, Metro maupun RS Abdul Moeloek, Bandar Lampung sebenarnya udah pakai cara yang pertama/digital untuk cetak film rontgen. Tapi karena alatnya rusak, di RS Ahamad Yani beberapa bulan terakhir, balik pakai cara manual dengan cuci film rontgennya. 

Cara manual yang akan kita sharing kali ini. Step awal adalah poto dulu pasiennya. Arahkan sinar rontgen pada bagian tubuh yang mau dirontgen (misalnya rontgen thoraks atau abdomen), film diletakkan di belakangnya untuk menangkap gambar. Setelah kondisi pasien siap untuk dipoto, tutup ruangannya, dan tekan tombol untuk menembakkan sinar-X nya. #tuuuut begitulah bunyi tombolnya ketika dipencet. Tandanya, film tersebut sudah bisa kita ambil untuk dicuci.

dok.pribadi. #tuuut tekan tombolnya 
Selanjutnya, bawa filmnya ke kotak expose yang menghubungkan kamar rontgen dengan kamar gelap. Kamar rontgen itu tempat kita 'motret - motret' anggota tubuh yang mau dirontgen, sedangkan kamar gelap adalah kamar yang dipakai untuk memproses film yang tadinya abu - abu jernih (polos) sehingga jadi sebuah foto rotgen yang ada gambarnya. Ruang gelap itu adalah ruangan yang juga ada lampunya, kayak ruang - ruang lain, cuma memang lampunya kita matikan kalau pas mau cuci foto saja, selebihnya ruangan ini terang kok.. hehe

dok.pribadi. ruang gelap
dok.pribadi. Kotak Expose
Nah, lewat kotak ajaib inilah 2 ruangan bisa dihubungkan. Satu orang meletakkan foto yang sudah diexpose (sudah disinar) dari kamar rontgen dalam kotak tersebut, nah seorang lagi udah stay di ruang gelap buat ngambil potonya. 

Proses di kamar gelap, pertama, tutup pintu "ruangan gelap"nya. Kedua, matikan lampunya. Di ruangan ini baiknya memang benar - benar gelap, tapi di sini di beri lampu merah kecil yang nempel ke dinding untuk bantu penglihatan kita biar ga gelap banget, tapi tetap ga membuat film terbakar. Saat lampu dimatikan awalnya emang gelap, tapi lama- lama mata kita juga bisa nyesuain alias tetep kelihatan kok benda - benda di dalem ruangannya, meski kudu akomodasi sedikit. 

dok.pribadi. Film ini siap untuk dicuci
Lanjut yaa, setelah kita matikan lampunya, dalam keadaan gelap itulah kita buka kotak persegi merah (lihat gambar di atas) yang berisi film. Ketika membuka kotak ini, hati - hati karena saat keluar dari kotak, filmnya dilarang keras untuk terexpose cahaya, termasuk cahaya handphone. Bisa gagal, dan terbakar kalau terexpose cahaya. Film yang sudah disinarX-ray tapi belum dicuci, warnanya polos abu-abu. Dalam keadaan gelap pun, kita bisa lihat warna film yang masih polos itu.

Setelah itu jepit filmnya dengan hanger-nya, mirip hanger baju.. --_-- Bedanya ini hanger untuk jepit film. Setelah dijepit, film ini akan lewat proses yang sering kita dengar dengan istilah cuci. Benar - benar "dicuci". 
dok.pribadi. (dari kiri:  air biasa untuk bilas, fixer, developer, )
  • Lampu masih dalam keadaan mati, Pertama celup dalam larutan developer, tunggu beberapa detik (kurang lebih 30 detik), sambil goyang - goyang hangernya biar warnanya rata. Dalam larutan developer, film tidak boleh terlalu lama direndam karena hasilnya bisa terlalu hitam atau disebut kondisi poto keras, ataupun sebaliknya. Tidak boleh terlalu cepat diangkat, karena akan terlalu muda warnanya, disebut kondisi lunak.
  • Kedua, angkat hangernya masukkan dalam cairan pembilas, goyangkan juga hangernya, biar warnanya bersih.
  • Setelah bersih, ketiga, masukkan lagi hanger yang sudah jepit filmnya ke dalam larutan fixer. Goyang - goyangkan lagi. Kalau film sudah masuk ke dalam larutan fixer, artinya lampu sudah boleh dihidupkan lagi. Disini sudah aman, film sudah boleh terexpose cayaha, dan tidak akan terbakar.
  • Setelah dalam larutan fixer, bilas kembali kedalam air bilas.
  • Setelah itu , poto bisa dikeringkan dengan menggunakan hairdryer.
dok.pribadi.  PEnjepit film (hangernya)

dok.pribadi. bilas dengan air biasa

Dok.pribadi. Bahan untuk membuat cairan developer

Dok.pribadi. Bahan untuk membuat cairan fixer


dok.pribadi. Proses pengeringan film, (berasa ngeringin baju)
Finally,  setelah kering potonya, kondisi potonya cukup untuk bisa dibaca, jangan lupa untuk menuliskan identitas pasien pada film tersebut. Tulis nama pasien, usia, tanggal pemeriksaan, serta marker (R/L) kanan atau kiri pilih salah satu saja. Dan, poto siap untuk dibaca ! :)

Stase Hitam Putih #1 - Introduksi

Welcome back. di sini aku masih terus mengumpulkan semangat untuk menimba ilmu. Stase hitam putih, adalah stase di mana kita akan terus berkutat dengan gambar hitam dan putih. Tepat, stase ini adalah radiologi. Selama 4 minggu, kita akan belajar menganalisa poto - poto 2 warna ini.

Yang penting adalah penguasaan anatomi dari tubuh manusia, kemudian membayangkannya dan menganalisanya pada gambar 2 dimensi ini. Aturan main di stase ini sedikit berbeda, karena kita jarang interaksi dengan pasien (kecuali pada pemeriksaan khusus). Setiap pagi pukul 09.00 dua orang koas ikut melihat prosedur pemeriksaan radiologi di lantai 1 (misalnya pemeriksaan colon in loop, oesophagus-maag-duodenum (OMD), intravenous pyelography (IVP), ct-scan dengan/tanpa kontras, dll), sementara koas lainnya berada di lantai 2 melakukan pembacaan hasil radiologi.

dok.pribadi. Belajar baca rontgen
Menjadi seorang ahli radiologi cukup seru rupanya, keilmuan para dokter spesialis radiologi ini memang mumpuni untuk anatomi, ketelitian, dan kejelian analisa. Nah, tugas koas adalah melakukan pembacaan rontgen yang telah sebelumnya dilakukan oleh spesialis radiologi. Banyak hal menarik di sini, tugas koas adalah membaca rontgen, menebak - nebak gambaran yang terdapat pada foto, "wah, ini pasti infiltrat, gamabaran khas TB?", yang lain menyahut "bukan - bukan, ini corakannya meningkat, pasti ini bronkitis,". Dan ketika kami buka hasil pembacaan rontgen (ekspertisi) oleh dokter spesialis radiologinya, ternyata hasilnya Cor dan pulmo dalam batas normal. Haha, mata koas memang masih belum ada apa - apanya sama mata radiolog.. -__-" #perlu banyak latihan.

Yang berkesan lagi di stase ini adalah hampir setiap hari koas radiologi disuguhi dengan mie instan. Cuma di stase ini doang, koas bisa sarapan rutin, dengan mie. Hehe. Ini serius! Nah, di sini dari minggu pertama masuk stase, kita para koas udah stok mie 2 kardus (campur antara mie goreng dan mie rebus), lengkap dengan telur mentahnya. Setiap pagi, sambil - sambil baca poto rontgenan, kita nyelip - nyelip nemuin Mas Toyo, pegawai di radiologi, buat minta tolong dimasakin mie. Ga tanggung- tanggung, kita bawa segepok mie plus dengan telornya. Ga lama, mas Toyo dateng dengan baskom ukuran tanggung yang berisi mie, beserta dengan beberapa piring dan sendoknya. Kontan saja, baunya yang uuummmm..hehe *nyengat, langsung jadi alarm koas buat nyamber mie-nya mas Toyo. LEzaaat :) Ah, inilah euforia anak koas di stase radiologi, ada yang bilang, "Gini nih, kalo udah kenyang, baru gue siap buat ngelahap poto - poto rontgen itu" Haha. Ada- ada saja...

Baru satu minggu berjuang di stase ini, masih ada waktu tiga minggu lagi untuk belajar. Semoga bisa dapet banyak ilmu dan manfaat. Aamiin. Besok adalah kesempatan belajar di kota Metro, semoga aman lancar berkah yaa perjalanan besok.

Seorang pelajar yang masih banyak belum tahunya,
di gubuk perjuangannya, 0:56 am Aug 18,14