Showing posts with label Internsip;. Show all posts
Showing posts with label Internsip;. Show all posts

Komunitas Kanker Payudara Lampung

Rapuh, hancur, mungkin itu yang dirasakan oleh hampir semua orang yang didiagnosa penyakit kanker atau tumor ganas. Penyakit yang bagi sebagian orang merupakan momok yang menakutkan. Belum lagi berita burung yang diperoleh dari tetangga kanan dan kiri yang menambah beban pikiran penderita kanker.

Ah, sudahlah. Bukankah Alloh menciptakan suatu penyakit beserta pula dengan obatnya? Bukankah Alloh menjanjikan suatu kesulitan bersama dengannya ada kemudahan? Bukankah Alloh menjanjikan ampunan dan pahala yang besar bagi yang ikhlas dan bersabar dengan penyakitnya? Lalu tak ada lagi alasan kita untuk tidak memilih jalan ikhtiar dan ikhlas terhadap apa yang sudah Alloh tetapkan kepada kita.

Seorang penderita cancer payudara bercerita tentang perjalanan penyakitnya dan pengalamannya berobat, mulai tahun 1999 sejak divonis mengidap cancer payudara, ia berkeliling berobat mulai dari dukun atau 'orang pintar', habis puluhan juta rupiah, namun tak membuahkan hasil, lalu ia memutuskan untuk kembali lagi ke pengobatan medis. Pernah juga ia divonis seorang dokter usianya tinggal 2 tahun lagi. Tapi itu semua terbantahkan dengan ikhtiarnya yang maksimal menjalani berbagai rangkaian pengobatan termasuk pengangkatan payudara dan kemoterapi, diiringi dengan doa dan dukungan penuh dari keluarga besarnya. Dengan hati yang bahagia dan pengobatan yang tepat tentu dapat menjadi harapan positif untuk penderita cancer.

Pesan pasien yang juga sudah menjalani pengobatan radioterapi sebanyak 33 kali ini, bahwa hati mereka sensitif, mudah terharu sehingga yang dibutuhkan pasien sebenarnya adalah dukungan dari tenaga medis, orang terdekat yakni keluarga dan kerabat, berupa harapan yang lebih baik untuk hidup mereka. Pasien ini juga memberikan semangat untuk penderita cancer mammae yang lainnya untuk bisa survive. Semua bisa menjalankan kehidupan dengan lebih baik, asalkan hati terkondisikan dengan baik. Ibu ini membuktikan bahwa vonis dokter bukanlah sesuatu yang pasti, takdir Tuhan-lah yang lebih pasti. Saat ini ia sudah menerima SK pensiunnya sebagai guru SD. Ia terharu bahwa ternyata Tuhan mengizinkannya untuk masih dapat hidup hingga saat ini.

Cerita di atas adalah sekelumit kisah hidup yang dibagikan seorang penderita cancer payudara asal Lampung dalam pertemuannya dengan sesama penderita cancer payudara. Pertemuan ini diinisiasi oleh dokter Bintang, Sp. B (K) Onk bersama dengan profesi lain, dokter, perawat ruang bedah dan kemoterapi, bidan, mahasiswa, dan dewan dakwah RS Abdul Muluk. Pertemuan yang diadakan hari Jumat, 27 Mei 2016 ini berhasil membentuk komunitas penderita cancer payudara Lampung. Melalui komunitas ini diharapkan menjadi wadah berbagi untuk sesama penderita cancer payudara agar saling menyemangati, untuk dapat bertukar informasi, sehingga tidak ada lagi penderita yang enggan berobat karena tidak tahu. Karena kekhawatiran - kekhawatiran yang tanpa dasar pengetahuan yang jelas.  

Semoga komunitas ini dapat meningkatkan semangat penderita kanker payudara dalam berjibaku melawan penyakitnya. Bukan untuk sebuah kata menyerah ataupun tunduk pada sel - sel yang mematikan. Justru, untuk hidup yang lebih berwarna, bermakna, dan bermanfaat bagi orang lain. 

Dok. Pribadi. Pembentukan Komunitas Kanker Payudara Lampung, 27/5/16


Balada Internsip

Sudah hampir enam bulan aku dan 4 orang sejawatku menjalankan program internsip dokter. Kami mendapatkan penempatan wahana internsip di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung. Masih ada sisa sekitar dua bulan lagi tugas kami di rumah sakit ini, kemudian empat bulannya akan kami lalui di Puskemas Simpur, Bandar Lampung.

dok. pribadi RS Bhayangkara Polda Lampung


1 kelompok internsip kami awalnya berjumlah 6 orang, tapi 1 orang sudah menemukan jalan hidupnya, mengabdi sebagai dokter militer TNI Angkatan Udara, Muslim Thaher (jangan batuk ya Thaher karena lagi diomongin di sini, hehe). Karena beliau pergi pendidikan di Magelang, jadilah kami yang ditinggalkan di sini berjumlah 5 orang, 

dok. pribadi
Rumah sakit ini banyak memberi pelajaran untuk kami, tentu memberi pengalaman - pengalaman unik yang menggelitik, hehe. Serius.. Salah satunya adalah pengalamanku visite di ruang khusus tahanan yang hanya ada di rumah sakit kepolisisan. Ruang perawatan ini bernama ruang Cannabis, menyerupai sel (tahanan). Kanabis artinya ganja, aku juga kurang paham apa filosopi penamaan ruangan ini, yang jelas kita hanya bisa melakukan visite (pemeriksaan pasien) dengan didampingi oleh seorang polisi. Tentunya tahanan ini terdiri dari beraneka ragam kasus kriminal, ada yang berupa kasus pembunuhan, pembegalan, penipuan atau narkoba.

dok. pribadi. Ruang Cannabis
Selain itu keseruan lainnya berupa pemeriksaan kesehatan khusus calon - calon polisi, polwan maupun tentara. Pemeriksaan kesehatan atau sering disebut dengan cek fisik mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kami diajarkan untuk teliti memeriksa status kesehatan mereka agar kelak tercipta abdi negara yang sehat dan tangguh melindungi negeri. ^^9

dok. pribadi. Monotes untuk Narkoba
dok. pribadi
Nah, kami juga seringkali diamanahkan 'tugas kenegaraan' atau keslap. Kegiatannya berupa penugasan internsip sebagai petugas kesehatan dalam acara - acara kepolisian daerah maupun tim kesehatan yang bekerja sama dengan Jasa Raharja. Pokoknya, sebagai internsip kami harus siap bertugas jika dibutuhkan kapanpun.

Pernah beberapa kali kena tilang di lampu merah, jurus andalan pun dikeluarkan diiringi dengan ekspresi bersalah. "Maaf ya Pak, saya dokter internsip di RSB, sekali lagi maaf ya Pak." "Ya sudah, lain kali jangan diulangi ya.." Asiik! Dibebaskan hehe.. (Jangan ditiru ya..)

dok. pribadi
Yang jelas semua tempat internsip tentulah baik, semua akan memberikan kita pelajaran asal kita mau belajar banyak dari lingkungan kita. Yang terpenting itu bersyukur atas apa yang sudah Alloh tetapkan, dimanapun penempatannya, pastilah ada hikmah yang Alloh selipkan untuk kita. Nikmati saja prosesnya, satu tahun tentu akan menjadi tahun menyenangkan.


dok. pribadi. Keluarga Besar RSB

Menyenangkan, bahkan menggelikan,
Pagi itu giliranku jaga IGD, siftnya mulai dari jam 07.00 pagi hingga 19.00 malam. Pasien hari itu cukup banyak karena banyak anak setingkat SMA yang mempersiapkan dirinya untuk tes masuk polisi pada bulan Mei. Tidak kurang dari 30-an orang adalah pasien yang check up, belum lagi pasien umum yang datang berobat.

Setelah makan siang diiringi cuaca terik, datanglah seorang pasien wanita usia 40-an tahun diantar oleh suami dan adiknya ke-IGD. Dengan menggunakan kursi roda ia kemudian dibawa menuju tempat tidur atau bed pemeriksaan. Tampak balutan kassa yang membungkus jari - jari kaki kirinya, sepertinya ia kesakitan.

"Ada apa ini, Bu?", tanyaku. "Ini Dok, kaki saya sakit, warna jarinya jadi item gitu ya Dok sudah dua minggu". Ternyata ibu ini terkena DM (Diabetes Mellitus atau kencing manis) dan baru diketahui mengidap DM sejak 1 bulan yang lalu. Sedangkan menurut pengakuan ibunya, kakinya menghitam baru 2 minggu terkahir. Ibu jari kaki kirinya berwarna hitam terlihat menonjol keluar dari balutan kassanya. Sedangkan pada bagian telapak kaki, tampak kassa yang dalam keadaan basah berwarna kekuningan. Dalam istilah kedokteran penyakit ini disebut dengan gangren diabetikum.

Segera aku konsulkan keadaan pasien ini kepada Dokter Awal B, Sp. PD . Beliau kemudian menuju IGD dan aku mendampinginya melihat kedaan pasien. "Jangan lupa kau konsul juga ya pasien ini ke dokter Teguh, Sp. Bedah," ujarnya dengan logat khas Palembang. "Siap dok, tadi Gula Darah Sewaktu (GDS) nya 211 mg/dl dok.". "Ok, kau masukkanlah cairannya pakai NaCl ya, metformin, ceftriaxon, dengan metronidazole." 

Aku kemudian mengangguk dan berkata, "Ia Dok sudah saya cek-kan juga labnya lengkap untuk persiapan debridemen atau amputasinya jika memang diperlukan". Beliau kemudian menjelaskan kepada pasien dan keluarga nya, "Bu, kalau keadaan jarinya sudah meghitam begini, biasanya dokter bedah akan memotong bagian yang hitam, gunanya agar bagian yang hitamnya tidak menjalar ke jari - jari yang lain, gimana Ibu?". "Ya dok, ngga papa", nampaknya ibu ini sudah paham tentang penyakitnya dan sudah siap dengan kemungkinan tersebut.

Sambil menoleh kearahku, Dokter Awal kemudian melanjutkan, 'O ya, jangan lupa ya kau poto juga ini kakinya." "Baik dok," (Segera aku keluarkan handphone dan kemudaian 'cekrek', gambar kaki ibu inipun telah tuntas didokumentasikan). Dokter Awal kemudian melirik dengan dahi yang turut mengernyit, "Nora, siapa suruh kau poto pasien ini? Hahhahaha.."

Habislah aku memutar otakku, apa yang salah ya.. OHHHH.. "Hehehe, maaf dok, saya pikir dokter menyuruh saya poto menggunakan kamera untuk dilaporkan ke dokter bedah gambaran gangrennya.. Instruksi dokter kan minta poto, bukan minta rontgen",  aku berupaya ngeles.. --__--"

dok. pribadi. Poto?

Mendadak seisi IGD siang itu jadi rusuh menertawakanku. Aku baru paham ternyata maksud dokter Awal adalah meminta poto Rontgen untuk gambaran pre - operasi amputasinya, bukan poto kamera seperti yang telah aku kerjakan. "Kau sudah makan siang belum?", "Sudah, Dok". "Pasti kau belum minum ya?", "Ia dok, air galonnya habis tadi mau minum, hehe ---__---"

Kali ini aku mengakui bahwa kekurangan cairan dapat memengaruhi daya konsentrasi.
#sekian.


Pesan untuk Pemuda

Pesan Bung Karno untuk pemuda, jangan sekali - kali melupakan sejarah. Nampaknya belum cukup kalau kita hanya tidak melupakan sejarah, perlu juga bagi pemuda untuk membuat sejarah. Minimal sejarah untuk dirinya sendiri agar bisa membuat trackrecord yang baik untuk kemanfaatan orang banyak.

Dok.pribadi poskes BEM FK UNILA

Poskes BEM 26 Maret 2016. Desa Sungkai, Pesawaran

Dok. Pribadi Baksos LANAL
Suatu ketika di sebuah desa yang tandus, hiduplah dua orang yang masing-masing diberi ember oleh rajanya sebagai modal mereka untuk memindahkan air. Ember itu dapat digunakan untuk mengangkut air dari sumber mata air gunung hingga ke rumah mereka. Ember orang pertama bisa menampung air hingga penuh dan berhasil membawa pulang ember yang penuh berisi air tersebut. Sedangkan orang kedua, tanpa disadari ember miliknya ternyata bocor. Sehingga tak ada air yang berhasil ia bawa hingga ke rumah. Hal itu berlangsung hari, minggu, hingga bulan.

Lama kelamaan orang kedua menjadi kesal karena merasa ditipu oleh sang raja. Ia merasa sang raja tidak adil, ember miliknya tidak sebagus ember orang pertama. Ia merasakan kesulitan dalam memindahkan air dan harus menanggung kesulitan akibat tak memiliki air di rumahnya.

Menanggapi kekesalan orang kedua, sang Raja menanggapinya dengan santai. Sembari tersenyum dia meminta orang kedua untuk menyusuri sepanjang jalan dari rumahnya hingga sumber mata air. Betapa terkejutnya orang kedua, ternyata tanah gersang di jalan itu kini dipenuhi dengan bunga - bunga yang tumbuh dengan subur nan indah.

Terkadang kita sering mengeluh kepada Tuhan atas kekurangan yang kita miliki. Kita menganggap keterbatasan kondisi yang ada pada diri kita sebagai kambing hitam dari kegagalan kita. Lalu kita mebandingkannya dengan kelebihan yang orang lain punya sebagai pemakluman atas kegagalan kita. Padahal jika kita mau berusaha, tentulah kita dapat dengan legowo menerima kekurangan kita itu kemudian menjadikannya sebagai pecutan untuk berbuat semaksimal yang kita bisa untuk dapat memberi manfaat.

Setiap orang diciptakan secara spesial dan sempurna, dilengkapi akal dan pikiran yang membedakan dengan makhluk lainnya. Tentu insan spesial ini Alloh bekali dengan kekhususan masing-masing berupa kelebihan dan kekurangan yang melekat pada dirinya. Kita tidak bisa memilih kita lahir dalam fisik seperti apa, kita tidak bisa pula memilih siapa orang tua kita, bagaimana kondisi keluarga nya, bagaimana perekonomian keluarganya, atau seberapa hangat keluarga kita? Lalu apakah itu menjadi alasan untuk mengeluh, atau menjafi alasan untuk tidak berpikir maju?

Justru terkadang dari kekurangan itulah yang menjadikannya spesial. Berpikirlah, ternyata dari ember yang bocor tadi bisa memberi kesuburan bagi tanaman - tanaman yang membutuhkan air.

Dok. Pribadi. Baksos bersama TNI AL, Rabu, 30 Maret 2016

Dok. Pribadi. Intensip Kalianda dan Bandar Lampung

Dok. Pribadi bersama Dokmil TNI AL

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi Lanal Lampumg

Dok. Pribadi Baksos Lanal pantai Embe, Kalianda

Dok. Pribadi khitanan massal

Dok. Pribadi pengobatan massal

Dok. Pribadi Baksos Lanal, Kalianda pantai Embe