Showing posts with label baksos. Show all posts
Showing posts with label baksos. Show all posts

Baksos PGN-RZ Desa Sriminosari

Agar tak jenuh, mari sejenak berhenti dari rutinitas dan melihat ke sekitar. Perjalanan kali ini adalah Bandar Lampung - Lampung Timur yang ditempuh selama kurang lebih 3 jam. Kami berangkat dari Bandar Lampung sekitar pukul 07.30.

Sebelum terlalu jauh, subjek dalam blog ini akan banyak menggunakan kata "kami" (read: saya dan suami. Alhamdulillah agenda-agenda ke depan semoga akan dapat beriringan, sehngga subjek tulisan pun menjadi tetap "kami" hehe. Puenteun...

Baksos (bakti sosial) kali ini diadakan oleh PGN (Perusahaan Gas Negara) dengan bekerjasama bersama Rumah Zakat. Pelaksana baksos terdiri dari berbagai latar belakang yakni, 3 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, perawat, bidan, asisten apoteker, serta beberapa orang relawan. Baksos yang diketuai oleh Mas Uje ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu ramah lansia, penyuluhan, pengobatan, dan pemeriksaan metabolik. Masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan ini.

Tidak kurang dari 100 orang masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Lebih dari 70% masyarakat yang mendaftar adalah lansia (lebih dari 60 tahun). Penyakit yang paling banyak diderita adalah hipertensi, myalgia, diabetes, dan hiperkolesterolemia. 

dok. pribadi. Pemeriksaan Kesehatan

dok. Pribadi. Pemeriksaan Kesehatan


Agenda baksos di desa Sriminosari ini merupakan agenda rutin bulanan baksos PGN. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan mafaat poitif bagi masyarakat Sriminosari, Labuhan Maringgai, Lampung Timur.



dok. Pribadi. Tim Huray

dok. Pribadi. Tim Baksos



Minggu Ceria

Pernahkah kita jatuh dari sepeda? Setidaknya rasa sakit ketika kita jatuh dari kendaraan beroda dua itu tidak membuat kita behenti untuk mengendarainya. Jatuh bangun karena suatu pergerakan itu biasa. Yang penting roda harus tetap berputar agar ada gerak dinamis yang membuat kita dapat sampai pada tujuan yang kita akan tuju.

Lalu apa hubungannya?

Pagi ini bersama roda duaku melaju menuju bundaran gajah sekitar pukul 06.00 berangkat dari RS Bhayangkara selepas jaga malam. Setiba di sana anak - anak yayasan Rabiah sudah tiba lebih awal, dan sedang merapikan peralatan untuk pos kesehatan. Selang beberapa menit saja, pos kesehatan semakin ramai. Ada yang cek tekanan darah, kolesterol, gula, asam urat, konsultasi, atau ada juga sekedar lewat dan liat - liat.

Pos kesehatan merupakan agenda per dua pekanan yang diadakan oleh Yayasan Rabiah. Lokasinya bisa berganti - ganti sesuai kesepakatan, bisa di bundaran gajah atau di GSG Universitas Lampung. Kegiatan yang berkisar 2 jam pelaksanaannya ini tidak hanya pemeriksaan kesehatan namun juga berupa pendataan bank darah guna persiapan, jika suatu saat ada yang membutuhkan darah maka data pendonor dapat dengan mudah didapatkan.

Pelaksana medis dari kesehatan pun bersifat sukarela, siapa saja boleh bergabung. Adik - adik Med-School yang ingin berkontribusi meluangkan waktu luangnya di akhir pekan dalam kegiatan ini, akan dengan sangat senang hati kami terima. Mari berkontribusi Dik.. ^^

dok. pribadi Pos Kesehatan Yayasan Rabiah

Sekitar pukul 09.00 aku kemudian menuju area outbond Al-Kautsar Rajabasa. Perkenalanku dengan mba Lela, salah satu anggota komunitas Caring Center yang kemudian membawaku pada kesempatan ini. "Yatim Semangat Ceria". Bersama puluhan anak yatim, mari kita bermain dan belajar.

Yatim Semangat Ceria
Agenda ini diadakan oleh Komunitas Caring Center bekerjasama dengan Lembaga Smart People. Kegiatan pagi hari berupa pembukaan, outbond, siang hari dilanjutkan dengan isoma dan rujak party. Ngomong - ngomong sebenarnya aku juga geli untuk datang hari ini. Tahu kenapa? Jawabannya adalah karena usia. Terbayang agenda outbond bakal lari-lari, loncat-loncat, dan sebagainya. Masih mampukah tulang dan sendi ini menopang raga?? hehe. -_-

Tak usah jawab pertanyaannya. Lebih baik mulai bemain outbond dan membuktikannya.

  • Tepuk Kompak
  1. Buat lingkaran besar, instruktur di tengah
  2. Perhatikan tangan instruktur, ketika tangan kanan instruktur diangkat, kita tepuk tangan. Ketika tangan kiri diangkat, tangan tidak bertepuk.
  3. Instruktur mengangkat tangan kanan dan kirinya bergantian sambil kita bertepuk tangan.
  4. Yang salah mendapat hukuman. (Dipoles belau biru di wajah).

Dok. Pribadi. Tepuk kompak 

  • Jump in, Jomp out
  1. Instruktur menginstruksikan secara bergantian "jump in" atau "jump out"
  2. Kita mengikuti instruksinya (mengucapkan ulang instruksinya dan melakukan), jump in artinya lompat ke dalam, jump out artinya lompat keluar.
  3. Kemudian adakalanya instruktur mengatakan "ucapkan apa yang saya katakan, lakukan sebaliknya". Artinya ketika dia berkata, "jump in", kita mengatakan "jump in" tapi loncatnya keluar.
  4. Atau instruksinya berubah menjadi, "lakukan apa yang saya katakan, dan ucapkan sebaliknya."
  5. Ini melatih konsentrasi individu peserta, yang salah tetap mendapat hukuman diberi belau di wajahnya.

  • Kodok - Ayam - Kambing - Sapi - Manusia
  1. Peserta tetap membentuk lingkaran
  2. Permainan ini seolah - olah setiap peserta adalah seekor kodok. Kodok berubah menjadi ayam - kambing - sapi - manusia.
  3. Peserta harus mengikuti alur reinkarnasinya, sembari menirukan suara hewan - hewan tersebut saat dirinya berubah
  4. Masing - masing peserta berpasangan untuk suit dengan teman sebelahnya.
  5. Yang menang suit yang berhak untuk berubah sesuai dengan urutannya.
  6. Peserta yang menang ataupun kalah suit, mencari pasangannya yang juga kalah atau menang. Yang kodok cari kodok lain, yang sudah menang berubah jadi ayam maka ia juga mencari ayam lain untuk suit lagi.
  7. Peserta menang suit dan menjadi seekor ayam, maka ia harus menirukan bunyi "petok petok" agar bisa mencari peserta lain yang juga menjadi ayam. Mereka kemudian suit lagi untuk berubah menjadi kambing.
  8. Begitu seterusnya, hingga yang menjadi manusia terlebih dahulu, dialah pemenangnya.

Dok. Pribadi. Jump in dan Jump out

  • Yip - Yip
  1. Instruktur menyebutkan " Yip - Yip 3", artinya kita mencari 3 orang. 
  2. Yip - Yip 12, artinya carilah 12 orang dalam grupmu.
  3. Yip - yip 5, artiya kita harus berpencar kembali untuk membentuk 5 orang saja dalam grup
  4. Yang menarik ada tragedi tarik - menarik peserta untuk menggenapkan anggota kelompoknya, namun ketika yip - yipnya berubah (misalnya dari 12 menjadi 11), maka ada anggota yang didorong keluar paksa. #tragis, habis manis sepah dibuang.
  5. Hukuman tetap sama, satu grup akan mendapat polesan belau jika jumlahnya kurang atau melebihi yang diminta.

  • Menara Koran
  1. 1 tim terdiri dari 9-12 orang.
  2. Buat menara setinggi mungkin menggunakan koran yang disediakan, tidak diperkenankan menggunakan alat bantu lain selain koran.
  3. Menara wajib terdiri dari 4 penyangga (juga dari koran).
  4. Menara wajib bertahan berdiri minimal 10 detik.
  5. Instruktur akan melakukan pengukuran jika menara sudah selesai dan bertahan mimimal 10 detik.
  6. Menara yang paling tinggi dan memenuhi syaratlah yang menjadi pemenang.

dok. Dias. Tim ini sedang merancang menaranya
dok. pribadi. Games menara koran - ada yang roboh :')
dok. pribadi. Diskusi membuat menara

  • Memasukkan bola dalam keranjang
  1. Tim dibagi menjadi beberapa kelompok, tim merah, tim biru, tim hijau (sesuai warna slayer sebagai alat penutup mata)
  2. 1 tim terdiri dari 9-12 orang berbanjar.
  3. Semua tim ditutup matanya dengan slayer kecuali yang memberi instruksi, yakni peserta yang opaling belakang
  4. Ada banyak bola warna merah, biru dan hijau yang disebar di lapangan dan ada keranjang wadah bola sesuai dengan warna bolanya yang diletakkan diujung lapangan.
  5. Tugas tim adalah memasukkan bola sesuai warna timnya ke dalam keranjangnya sebanyak mungkin.
  6. Yang memberi instruksi adalah orang yang berada paling belakang dalam banjar tersebut.
  7. Tidak diperkenankan menggunakan instruksi suara termasuk berbisik.
  8. Setelah orang yang paling depan berhasil memasukkan 1 bola ke dalam keranjang, orang tersebut pindah ke baris paling belakang untuk bergantian memberikan instruksi kepada kelompoknya.
  9. Tim yang berhasil mengumpulkan bola terbanyak yang menjadi pemenang

dok. Dias
dok. pribadi. Games Memasukkan bola dalam Keranjang

  • Pakai helm dan sarung tangan, jaket
  1. Peserta tetap dalam timnya.
  2. Peserta yang paling depan akan dipakaikan oleh anggota timnya aksesoris motor berupa helm, sarung tangan, dan jaket.
  3. Peserta yang paling depan yang sudah selesai dipakaikan aksesoris tersebut kemudian berlari menuju gawang di depan (sekitar 25 m) dan lari kembali berbalik menuju timnya.
  4. Kemudian timnya pun melepaskan aksesoris itu dan memakaikannya kepada anggota di belakangnya, begitu seterusnya.
  5. Tim yang berhasil paling cepat menyelesaikan permainan (yang semua anggota timnya sudah berlari), tim itulah yang menjadi pemenang.

dok. pribadi. Games aksesoris motor
dok. pribadi. Larii...!

  • Menangkap bola sambil berputar
  1. 1 tim masing - masing membentuk lingkaran.
  2. Tiap orang memegang bola dengan warna yang berbeda dengan orang di sebalah kanan dan kirinya.
  3. Setiap orang berlatih melempar bola ke atas dan menangkapnya sendiri.
  4. Permainannya adalah bola dilempar ke atas tapi setiap orang bergerak 1 langkah ke kanan dalam lingkaran itu.
  5. Jadi kita melempar namun kita juga harus menangkap bola orang di sisi kanan kita sambil bergerak ke kanan.
  6. Yang menjadi pemenang adalah tim yang sebanyak 3 kali berturut - turut tidak menjatuhkan 1 pun bolanya (dalam 3 kali instruksi bergerak).

Dok. pribadi. Games tangkap bola sambil berputar

Di akhir games kami membentuk kembali lingakaran besar dan kemudian mengevaluasi permainan kami. Bersama instruktur Smart People, Jo, Erlia, Dias dan Angga kami mencoba bertukar ide dan pengalaman yang didapat setelah permainan ini. Banyak hal sebenarnya yang dapat kami ambil hikmahnya setelah lelah bermain dan haha hihi.

Sebenarnya permainan adalah experiential learning bagi kita. Ketika kita berperan dalam permainan dan menyikapi permainan tersebut, itulah sebenarnya yang bisa menggambarkan karakter kita dalam menyoal permasalahan kehidupan. Misalnya, ketika permainan menggunakan sarung tangan, masker, dan helm. Sebagian anggota tim tidak mengenakannya dengan total, sarung tangan cenderung baru dipakai sebelah, langsung berlari. Menyempurnakannya sambil berlari. Padahal kita tahu aturannya adalah mengenakan dengan baik sarung tangan di kedua tangan, memakai helm, dan jaket secara sempurna, baru kemudian berlari. Itu cerminan diri kita. Sudah totalkah 100% kita menjalankan hidup ini?

Adakalanya hal yang menurut kita adalah hal biasa menjadi tak biasa bagi orang yang mau berpikir. Ada berapa juta orang yang sudah pernah atau bahkan biasa melihat buah apel jatuh dari pohonnya? Kemudian mengapa bisa Sir Isaac Newton yang sedang duduk di bawah pohon apel dan melihat apel jatuh kemudian dapat merumuskan hukum gravitasi? Apa pembedanya? Berpikir.

Mari kita sejenak berpikir atas apa yang ada sekeliling kita, dan mengambil sebanyak - banyak pelajaran. Gunakan itu untuk terus memperbaiki diri. Setiap saat, setiap waktu. 

dok. Dias - Evaluasi
“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-Imran: 190-191)

Dok. Pribadi - Tim Biru, meski kalah tetap ga menyerah :')
Dok. pribadi. Yatim Semangat Ceria



Soft Launching Yayasan Rabiah

Terkadang ada satu kejenuhan ketika kita melakukan rutinitas yang itu - itu saja. Setiap hari disibukkan dengan kerja yang menjadi suatu "kebiasaan". Mungkin yang menjadikan kita bernilai bukan berapa banyak materi yang kita kumpulkan dari pekerjaan kita, tapi berapa banyak nilai yang bisa kita bagi untuk orang sekitar. "Collect moments, not things".

Ya, kita perlu sesekali rehat sejenak dari rutinitas untuk sekedar melihat sekeliling, berbagi senyuman dan kebermanfaatan untuk mereka yang membutuhkan. Inilah setidaknya yang menjadi salah satu tujuan didirikannya Yayasan Rabiah. Yayasan yang memiliki berbagai rancangan kegiatan sosial, terdiri dari berbagai unsur latar belakang pendidikan dan berbagai usia, namun dengan satu tujuan, Lillahita'ala.

Persiapan soft launching yayasan ini sudah sekitar satu bulan lamanya. Dan Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik hari itu, Sabtu, 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatan tersebut diantaranya adalah santunan anak yatim dan dhuafa, pos kesehatan, cek gula darah, kolesterol, asam urat, cek golongan darah, serta sunatan massal yang diikuti sebanyak 33 orang anak. Yang aku ingat pesan dari ketua pelaksananya, Sulaiman, "Semoga acara hari ini bisa memberi manfaat untuk orang banyak dan berjalan lancar, tetapi yang terpenting adalah prosesnya. Proses ini dari kita, milik kita, dan untuk kita. Ini yang memberikan kita pelajaran dan proses ini pula yang semoga menjadi amalan baik kita kelak di akhirat." InsyaAlloh. Aamiin.

Dok. Pribadi
Bersama dr. Bintang, Sp.B(K) Onk dan keluarga besar Yayasan Rabiah

Dok. Pribadi. Wefie~

Untuk kegiatan sirkumsisi kali ini terdiri dari 5 tim sirkumsisi. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Aku didampingi Nindri dan Rania. Adik - adik yang lain juga banyak sekali membantu. Jazakumullah khoiran ya dik :)

Yang menarik untuk sirkumsisi kali ini adalah kami bisa memfollow up pasien - pasien yang sudah disirkumsisi. Setelah 3 hari dikhitan, adik - adik ini dapat kontrol kembali di klinik Harapan. Jadwal aku untuk kontrol adik - adik ini adalah Selasa sore, 3 hari post sirkum. Sementara Shinta berjadwal esok harinya, Rabu pagi.

Selasa sore itu ada 10 orang yang kontrol dengan diantar orang tua, ada pula yang ditemani kakeknya. Dengan didampingi adik - adik kece calon dokter Karimah dan Laras, kami mengecek keadaan bekas luka khitan adik-adik. Sebagian besar luka khitan sembuh dengan baik. Sebagian ada yang kain kassanya lengket. Untuk kain kassa yang sudah lengket dan sulit dilepas, semprot perlahan kassanya dengan Spuit 3cc yang diisi Nacl, semprot agar kassa yang membalut lukanya menjadi basah dan gampang untuk dibuka. 

Atau bisa juga dengan menggunakan serbuk PK yang berisi Kalium Permanganas. Penggunaan serbuk PK ini diencerkan 1:10.000. Cukup 1 ujung sendok saja serbuk PK, dilarutkan dengan air dalam baskom kecil sampai warnanya menjadi ungu muda. Jangan terlalu kental atau pekat. Penting juga untuk memerhatikan warna larutan PK ini, warna ungu muda artinya larutan PK masih baik untuk digunakan. Namun jika larutan PK sudah terkontaminasi atau sudah terlalu lama di udara, maka larutan akan berubah warna menjadi merah. Artinya larutannya sudah teroksidasi dan kurang baik jika digunakan. Oleh karena itu, larutkan saja serbuk PK secukupnya, jangan sampai mubazir larutannya. Simpan serbuk PK dalam keadaan kering suhu ruang dan kondisi botol tertutup rapat.

Cairan PK ini berfungsi sebagai cairan antiseptik untuk pembersihan luka paska sirkumsisi. Harga 1 botol kecil serbuk PK pun relatif sangat murah sekitar Rp4.500,- saja. Bisa digunakan untuk lebih dari 10 orang. Namun di apotek - apotek, serbuk PK sudah mulai jarang tersedia. Tapi di puskesmas, atau di apotek yang menjual obat - obatan generik, PK dapat dengan mudah didapatkan.

Oh ya, ada fakta menarik berdasarkan pengalaman pasien yang kontrol luka sirkumsisi. Pasien - pasien yang disirkumsisi atau dikhitan dengan menggunakan metode manual dorsumsisi memiliki waktu penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan khitan menggunakan kauter atau laser. Karena dengan kauter maka luka yang dihasilkan adalah luka bakar, sehingga waktu untuk penyembuhan lukanya lebih lama. 

Setelah selesai dikhitan, ada dokter  yang membalut luka khitannya dengan kassa, ada pula yang membiarkan lukanya diolesi salep antibiotik saja tanpa dibalut kassa. Asal pasien bisa menjaga kebersihan lukanya sendiri selama di rumah dengan baik, sebenarnya tidak masalah jika tidak dibalut dengan kassa. Justru malah luka khitan lebih cepat kering dan pasien tidak perlu merasakan nyeri ketika kassa dibuka saat kontrol 3 hari. 

Selama di rumah, adik - adik yang dikhitan umumnya menggunakan sarung agar lebih mudah dan leluasa ketika berjalan atau bergerak. Namun kini seiring kretivitas manusia yang meningkat, maka beraneka ragam pula kreativitas orang tua. Selain sarung yang sudah konvensional, saat ini sudah ada ada celana dalam khitan yang mirip masker asap bentuknya, hehe. Celana dalam khitan ini harganya sekitar Rp25.000,-.

Ada pula yang menggunakan "besek" nasi untuk melindungi kemaluan anaknya. Besek nasi yang berbentuk keranjang yang berlubang - lubang dan terbuat dari plastik ini cukup ampuh dan kreatif digunakan untuk pelindung kemaluan yang baru dikhitan. Harganya pun murah, kurang dari Rp5.000,- atau bahkan gratis jika ibu - ibu punya bekas besek yang sudah tidak terpakai. Hehe. Bagian tepi besek dilubangi di kedua sisinya, kemudian dipasangkan tali dan diikatkan di pinggang. Keranjang besek akan dengan kokoh mencegah gesekan dan menahan dari benturan di sekeliling. Super deh idenya! :D

Dok. Pribadi. Ini perisainya :")

Pasien-pasien yang sudah dikhitan juga tidak memiliki pantangan makan. Banyak orang mengira mereka yang sudah dikhitan tidak boleh makan telur, tidak boleh makan ikan, atau yang bahaya ada pula yang bilang tidak boleh makan. *hehe bercanda. Ini tidak tepat. Yang benar adalah semua adik - adik yang sudah dikhitan boleh makan apa saja, seperti telur, daging, tahu, tempe, ataupun oncom. Makanlah yang mengandung tinggi protein, justru zat gizi itulah yang dibutuhkan tubuh agar penyembuhan luka khitan lebih cepat dan lebih baik. Sepakat ya? Jadi mulai sekarang, adik-adik mintalah dimasaki ayam opor atau semur telur lezat oleh ibu kalian ya jika sudah disunat...hehe. ^^v




HUT TNI AL

Beberapa minggu belakangan kami mempersiapkan kegiatan soft launching Yayasan Rabiah yang dijadwalkan pada 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatannya terdiri dari pemeriksaan kesehatan, santunan yatim, pemeriksaan golongan darah, khitanan massal, dan donor darah.

Jadilah siang itu aku menuju kantor Palang Merah Indonesia Bandar Lampung yang letaknya bersebelahan dengan RS Umum Abdul Muluk Badar Lampung. Setelah menemui dan menjelaskan rencana kegiatan kami kepada pihak PMI, aku pun akhirnya sepakat untuk kembali menemui mereka esok hari jika kegiatan donor darah jadi dilaksanakan.

Keluar dari ruangan pertemuan, aku duduk di ruang tunggu PMI dan berbincang dengan seorang bapak yang cukup ramah. Bapak Anton namanya, ia seorang perawat bedah di TNI AL, Panjang, Bandar Lampung. Di PMI ia adalah ketua komunitas donor darah. Tepat seminggu sebelum baksos kami di yayasan, kebetulan TNI AL berencana mengadakan bakti sosial sirkumsisi. Jadilah akhirnya aku menawarkan diri buat minta "diajarkan" beliau. Alhamdulillah bapak Anton dan komandannya cukup ramah menerima kami, orang luar yang mau turut serta.

Bapak Anton ini sudah ribuan kali menyunat. Sering sekali baksos di luar kota, di pulau - pulau kecil dalam rangka penugasan dari angkatan laut. Ini menjadi kesempatan belajar dari yang berpengalaman. Ini yang pepatah bilang, "Kalah bisa oleh biasa".

Akhirnya, Minggu, tanggal 13 Desember 2015 aku dan Andre yang juga satu almamater denganku bergegas datang ke Panjang, di balai kesehatan TNI AL. Di sana kami sudah dinanti oleh dua orang dokter. Seorang dokter gigi Debora, dokter militer TNI AL, dan seorang lagi dokter RS Imanuel, dokter Firhat yang ternyata adalah suami dokter Debora.

Perjalanan kami berempat pagi itu dimulai sekitar pukul 06.15 menuju pantai Klara menggunakan kendaraan darat. Sementara rombongan TNI dan petugas kesehatan lain sudah berangkat terlebih dulu sebelum kami. Hampir 1 jam perjalanan menuju lokasi. Andre yang nampaknya berminat untuk mengikuti jejak dokter gigi Debora untuk mendaftar dokmil nampak antusias menanyakan pengalaman beliau selama pendidikan. Tak disia - siakan kesempatan ini untuk kami bersilaturahim dengan mereka yang lebih berpengalaman. Yang kuingat pesan dokter Debora, menjadi seorang dokter militer adalah panggilan jiwa, niatkan karena pengabdian untuk negeri. Karena jika kalian berharap materi, kalian akan kecewa, jadilah saja pengusaha atau karier yang lainnya. Karena ketika kamu memutuskan untuk terlibat di sini, maka kalian harus siap untuk konsekuensi yang akan dihadapi."

Setelah tiba di lokasi, kami berkenalan dengan petugas kesehatan dari TNI AL, termasuk dokter Sobirin dan keluarga besar TNI AL. Sangat ramah penyambutannya kepada kami yang merupakan 'orang luar'. Acara pun sudah disiapkan secara matang, ada pengobatan massal, sirkumsisi, pramuka pelajar sekolah menengah, dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya.

Dok. Pribadi. Sunat in action hehe
Dok. Pribadi. Dapur khitan 
Dok. Pribadi. Pantai Klara
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi. Bersama Komandan dan Tim Kesehatan 
Dok. Pribadi. HUT TNI AL ke-70

Alhamdulillah rangkaian acara selesai sekitar pukul 13.00. Dilanjutkan dengan poto bersama dan makan siang. Terima kasih atas kesempatan belajarnya ya pak Komandan dan segenap tim kesehatan..kami siap untuk dilibatkan kembali dalam agenda - agenda lainnya. *Sungkem*