Gara - Gara Kelas I

Ya, akhir - akhir ini aku coba untuk lebih banyak tersenyum, tersenyum karena semain menikmati proses belajar di rumah sakit ini. Tersenyum karena benar - benar Allah selipkan hikmah di balik setiap kejadian, di setiap waktunya. Membuat kita kemudian berpikir, dan ya, tersenyum :) Terima kasih Allah atas semua karunia yang telah Engkau beri..

2 minggu ini waktuku bertugas di stase/bagian jantung~
Jantung yang menyimpan potensi luar biasa. Coba bayangkan kekuatannya, 24 jam non stop ia bekerja. Jantung mulai berdenyut dari dalam kandungan sang Ibu, pada usia kehamilan 4 minggu hingga akhir hayat kita. Subhanallah.

Beberapa penyakit seperti penyakit miokard infark (kematian otot jantung), Acute Coronary Syndrome, Chronic Heart Failure, dan masih banyak lagi penyakit jantung lainnya, membuat aku dan teman - teman berpikir.

"Eh, coba deh kalian bayangin, bisa ga ya jantung kita kerjanya dijadwal. Misalnya, pas tidur, kita pencet tombol "off" buat jantung kita. Biar dia istirahat. Pas kita bangun tidur kita teken "on" lagi. Seru juga ya, biar otot jantung kita ga cape."

(berpikir)
"Ia juga ya, maksud lo biar otot jantung kita ga gampang mati kan? Biar bisa mengurangi risiko miokard infark?"

"Ia bisa, bisa mati kita!" ^^

Haha, kira - kira begitulah obrolan ngawur para dokter muda. Tapi membuat aku jadi berpikir bahwa organ kecil ini sungguh luar biasa. Setiap detaknya, memberi power yang tak tergantikan oleh organ manapun, oleh apapun. Tanpa kita minta untuk bekerja pun ia bekerja sendiri, tanpa pernah lelah. Detakannya setiap detik yang seringkali lupa untuk kita syukuri. Alhamdulillah, karunia Allah memang tak berbatas..



Ya, jaga di stase jantung bisa dibilang sangat seru. Betapa tidak, follow up pasien yang jarang lebih dari 2 pasien per harinya. Bisa malah hanya 1 pasien atau tidak sama sekali. Follow up pasien mulai pukul setengah tujuh pagi, jam 11 atau jam 1 siang kita sudah bisa pulang.. Ah, indah deh pokoknya..hehe

Tapi ada hal yang memalukan di sini, ya karena ulah seorang Nora. 
Pagi itu kami sudah follow up pasien, ada sekitar 13 orang pasien jantung hari itu. Aku mendapat jatah follow up pasien sebanyak 1 orang di kelas I. Kelas I berbeda dengan kelas II dan III, biasanya pasien - pasien kelas I dari kalangan yang cukup berada, kebanyakan pekerjaan mereka adalah PNS, atau pernah juga seorang tentara. Sementara yang kelas II dan III biasanya pasien dengan asuransi jamkesmas. Ya, aku harus berusaha semaksimal mungkin untuk menghadapi pasien di kelas I ini, karena biasanya mereka cenderung lebih kritis terhadap penyakit mereka. Seperti pagi sebelumnya, pagi itu, aku sudah menyelesaikan follow up pasien di kelas I, tanya kabar, tanya keluhan, pemeriksaan vital sign, lihat hasil EKG nya pagi ini, berees! Senyam - senyum sendiri..




Eh, ternyata dokter yang biasa visit hari itu berhalangan hadir, akhirnya visit hari itu digantikan oleh dokter Tri. Ya, beliau meminta kami untuk mengumpulkan kertas follow up kami saat itu juga. *dwaaar! Haha, ternyata aku belum menyalin hasil follow up ku di kertas secara rapi.. Apa yang terjadi? Aku hanya punya 1 kertas follow up yang sudah rapi dan lengkap. Tapi bukan kertas follow up pasien yang hari ini, melainkan pasienku yang sudah pulang 2 hari yang lalu. :')

(Berpikir cepat). Akhirnya, aku memutuskan untuk mengumpulkan status pasienku yang sudah pulang itu kepada dokter. Pertimbanganku daripada aku tidak mengumpulkan sama sekali kertas hasil follow upku. Ya, dokter kemudian menerima lembar demi lembar status kami. 

Sampai akhirnya pada giliran kertas follow up ku yang diperiksa. Ah, degap degup udah deh jantungnya. Karena itu status pasien hari pertama ku di jantung..Pastilah banyak cacatnya.

Biasanya dokter akan membahas status kita mulai dari cara kita menganamnesa pasien, kemudian ke pemeriksaan fisik yang kita temukan, pemeriksaan penunjang yang akan kita ajukan, hasilnya kira - kira akan bagaimana, dan terakhir mau diberikan terapi apa pasiennya. Yak, itu NORMALNYA..

Tapi bagaimana dengan kertas follow up ku...? rasanya tidak akan seNORMAL biasanya.

Benar saja, kata yang pertama kali muncul dari mulut dokter adalah?
Apa ini "Anton 1x1"? Obat apa ini?

Apa dok? (Coba mendekat ke dokter dan mencari tulisanku "Anton 1x1")

(•̯͡.•̯͡) Itu coretannya ####
Ia ini, (sambil menunjuk tulisanku) Coba yang lain perhatikan benar tidak dia menulis "Anton 1x1"?

Teman yang lain coba membela,
Antasid mungkin dokter?

Haaa, aku tak bisa membela diri lagi, ku pastikan memang amat jelas tulisanku "Anton 1x1". Tanpa banyak ca ci cu, aku segera mengambil kertas itu dari meja dokter,
Maaf dokter, ia saya yang salah, ini memang kesalahan saya dalam menulis obatnya. :')

Haha, dokter dan teman - teman pun puas menertawakan aku, jelas aku juga tak kuat menahan tawa atas kebodohanku. Cengar - cengir aku sembari mencoret tulisanku "Anton 1x1" itu. Setelah selesai ku coret, segera aku kembalikan kertas follow up ku kepada dokter untuk kemudian diperiksa kembali.

Dokter Tri kemudian coba menghiburku,
Tenang, tenang ini bukan kasus yang pertama kali, dulu pernah juga ada koas yang ngeresep "Poniram 1x1" hahaha...

Ntahlah aku harus senang atau sedih, yang jelas ketegangan kali itu pecah menjadi olok - olokan bagiku akibat resep yang kusalin dari tulisan dokter. Karena tulisannya kurang jelas, akhirnya aku salin saja tanpa aku cek lagi, sebenarnya obat apa itu. (˘̩̩̩⌣˘̩̩ƪ)

Pelajaran untuk sejawat dokter muda adalah:
  • Ketika memberikan terapi pada pasien, jangan nyontek plak dari terapi rekam medik pasien. 
  • Boleh saja kalau mau lihat terapi dokter ruangan, tapi pastikan kita tahu mengapa pasien diberikan obat tersebut. Bagaimana obat tersebut bekerja pada pasien.
  • Kalau follow up pasien ruangan, perhatikan detail obat - obatan yang mereka peroleh. Jangan sekali - sekali menyalin merk obatnya, perhatikan kandungan obatnya. Apalagi jika memegang pasien kelas I (´⌣`̩) Bisa bisa meresep Anton 1x1, yang harusnya Aptor 1x1. Ya itu salah satu merk obat patent yang mengandung Acetosal 100 mg.
  • Segera salin hasil follow up pasien di kertas dengan rapi, pahami isinya. Jangan pernah menunda, segera! hehe
  • Yang terakhir, bersungguh - sungguhlah belajar di setiap stasemu. Karena waktu belajar kita singkat, sedangakan ilmu yang tersedia amat luas. Manfaatkanlah dengan sebaik - baiknya kesempatan yang ada.   
ˆ⌣ˆ

Selamat Pagi Hati


Selamat pagi hati..

Sepertinya aku tahu bahwa kau sedang sendu,

sendu akan kepergian kakekmu.

dalam sendu pun aku tahu,
masih ada yang kau bisa lakukan untuknya..
berdoa! ya, hanya doa yang mampu hati berikan..
hanya doa yang mampu menembus semua batas, ruang dan waktu.


Selamat pagi hati..
Aku tahu kali ini hati semakin paham bahwa waktu kita amat berbatas..
Tak pasti kapan batasnya, yang jelas pasti datangnya.
Untuk itu hati, kupesankan padamu agar mempersiapkan kedatangannya,
Waktu di mana akan tiba batas itu.
Dan kala itu tiba..
Hati mampu bicara, raga mampu bicara, terkecuali bibir.
Ya, harap ku padamu hati, semoga kau luruskan semua niat, niat dalam berbuat.
Sehingga amal yang lain pun menjadi berarti. Ya, padamu hati, kupercayakan itu semua.


Selamat pagi hati..
Boleh kutebak apa yang sedang kau rasakan?
Gundah bukan?

Apa yang kau gundahkan pun sebenarnya engkau tak paham..
jadi sudahlah hati, cukup gundahkan saja masa depanmu yang belum pasti itu.
Cukupkan rasa itu dengan terus lakukan perbaikan diri.
Ikhlaskan perubahanmu, mulai saat ini.
Yakinkan dirimu bahwa perubahan dirimu amat penting untuk masa depanmu..
Janji ya hati? janji untuk tidak menggundahkan rasa yang kurang penting.
Rasa yang sebetulnya tak perlu kau gundahkan,
cukup dengan kau pasrahkan pada Sang pencipta, Pencipta Rasa.


Semoga akan ada jawaban dari kegundahan ini..
Kegundahan yang sengaja pasti Allah ciptakan agar manusia berpikir!
Berpikir dengan akalnya, dan merasakan dengan hatinya.
Agar benar menjadi seutuhnya hamba yang diridhoi-Nya.....