Soft Launching Yayasan Rabiah

Terkadang ada satu kejenuhan ketika kita melakukan rutinitas yang itu - itu saja. Setiap hari disibukkan dengan kerja yang menjadi suatu "kebiasaan". Mungkin yang menjadikan kita bernilai bukan berapa banyak materi yang kita kumpulkan dari pekerjaan kita, tapi berapa banyak nilai yang bisa kita bagi untuk orang sekitar. "Collect moments, not things".

Ya, kita perlu sesekali rehat sejenak dari rutinitas untuk sekedar melihat sekeliling, berbagi senyuman dan kebermanfaatan untuk mereka yang membutuhkan. Inilah setidaknya yang menjadi salah satu tujuan didirikannya Yayasan Rabiah. Yayasan yang memiliki berbagai rancangan kegiatan sosial, terdiri dari berbagai unsur latar belakang pendidikan dan berbagai usia, namun dengan satu tujuan, Lillahita'ala.

Persiapan soft launching yayasan ini sudah sekitar satu bulan lamanya. Dan Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik hari itu, Sabtu, 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatan tersebut diantaranya adalah santunan anak yatim dan dhuafa, pos kesehatan, cek gula darah, kolesterol, asam urat, cek golongan darah, serta sunatan massal yang diikuti sebanyak 33 orang anak. Yang aku ingat pesan dari ketua pelaksananya, Sulaiman, "Semoga acara hari ini bisa memberi manfaat untuk orang banyak dan berjalan lancar, tetapi yang terpenting adalah prosesnya. Proses ini dari kita, milik kita, dan untuk kita. Ini yang memberikan kita pelajaran dan proses ini pula yang semoga menjadi amalan baik kita kelak di akhirat." InsyaAlloh. Aamiin.

Dok. Pribadi
Bersama dr. Bintang, Sp.B(K) Onk dan keluarga besar Yayasan Rabiah

Dok. Pribadi. Wefie~

Untuk kegiatan sirkumsisi kali ini terdiri dari 5 tim sirkumsisi. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Aku didampingi Nindri dan Rania. Adik - adik yang lain juga banyak sekali membantu. Jazakumullah khoiran ya dik :)

Yang menarik untuk sirkumsisi kali ini adalah kami bisa memfollow up pasien - pasien yang sudah disirkumsisi. Setelah 3 hari dikhitan, adik - adik ini dapat kontrol kembali di klinik Harapan. Jadwal aku untuk kontrol adik - adik ini adalah Selasa sore, 3 hari post sirkum. Sementara Shinta berjadwal esok harinya, Rabu pagi.

Selasa sore itu ada 10 orang yang kontrol dengan diantar orang tua, ada pula yang ditemani kakeknya. Dengan didampingi adik - adik kece calon dokter Karimah dan Laras, kami mengecek keadaan bekas luka khitan adik-adik. Sebagian besar luka khitan sembuh dengan baik. Sebagian ada yang kain kassanya lengket. Untuk kain kassa yang sudah lengket dan sulit dilepas, semprot perlahan kassanya dengan Spuit 3cc yang diisi Nacl, semprot agar kassa yang membalut lukanya menjadi basah dan gampang untuk dibuka. 

Atau bisa juga dengan menggunakan serbuk PK yang berisi Kalium Permanganas. Penggunaan serbuk PK ini diencerkan 1:10.000. Cukup 1 ujung sendok saja serbuk PK, dilarutkan dengan air dalam baskom kecil sampai warnanya menjadi ungu muda. Jangan terlalu kental atau pekat. Penting juga untuk memerhatikan warna larutan PK ini, warna ungu muda artinya larutan PK masih baik untuk digunakan. Namun jika larutan PK sudah terkontaminasi atau sudah terlalu lama di udara, maka larutan akan berubah warna menjadi merah. Artinya larutannya sudah teroksidasi dan kurang baik jika digunakan. Oleh karena itu, larutkan saja serbuk PK secukupnya, jangan sampai mubazir larutannya. Simpan serbuk PK dalam keadaan kering suhu ruang dan kondisi botol tertutup rapat.

Cairan PK ini berfungsi sebagai cairan antiseptik untuk pembersihan luka paska sirkumsisi. Harga 1 botol kecil serbuk PK pun relatif sangat murah sekitar Rp4.500,- saja. Bisa digunakan untuk lebih dari 10 orang. Namun di apotek - apotek, serbuk PK sudah mulai jarang tersedia. Tapi di puskesmas, atau di apotek yang menjual obat - obatan generik, PK dapat dengan mudah didapatkan.

Oh ya, ada fakta menarik berdasarkan pengalaman pasien yang kontrol luka sirkumsisi. Pasien - pasien yang disirkumsisi atau dikhitan dengan menggunakan metode manual dorsumsisi memiliki waktu penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan khitan menggunakan kauter atau laser. Karena dengan kauter maka luka yang dihasilkan adalah luka bakar, sehingga waktu untuk penyembuhan lukanya lebih lama. 

Setelah selesai dikhitan, ada dokter  yang membalut luka khitannya dengan kassa, ada pula yang membiarkan lukanya diolesi salep antibiotik saja tanpa dibalut kassa. Asal pasien bisa menjaga kebersihan lukanya sendiri selama di rumah dengan baik, sebenarnya tidak masalah jika tidak dibalut dengan kassa. Justru malah luka khitan lebih cepat kering dan pasien tidak perlu merasakan nyeri ketika kassa dibuka saat kontrol 3 hari. 

Selama di rumah, adik - adik yang dikhitan umumnya menggunakan sarung agar lebih mudah dan leluasa ketika berjalan atau bergerak. Namun kini seiring kretivitas manusia yang meningkat, maka beraneka ragam pula kreativitas orang tua. Selain sarung yang sudah konvensional, saat ini sudah ada ada celana dalam khitan yang mirip masker asap bentuknya, hehe. Celana dalam khitan ini harganya sekitar Rp25.000,-.

Ada pula yang menggunakan "besek" nasi untuk melindungi kemaluan anaknya. Besek nasi yang berbentuk keranjang yang berlubang - lubang dan terbuat dari plastik ini cukup ampuh dan kreatif digunakan untuk pelindung kemaluan yang baru dikhitan. Harganya pun murah, kurang dari Rp5.000,- atau bahkan gratis jika ibu - ibu punya bekas besek yang sudah tidak terpakai. Hehe. Bagian tepi besek dilubangi di kedua sisinya, kemudian dipasangkan tali dan diikatkan di pinggang. Keranjang besek akan dengan kokoh mencegah gesekan dan menahan dari benturan di sekeliling. Super deh idenya! :D

Dok. Pribadi. Ini perisainya :")

Pasien-pasien yang sudah dikhitan juga tidak memiliki pantangan makan. Banyak orang mengira mereka yang sudah dikhitan tidak boleh makan telur, tidak boleh makan ikan, atau yang bahaya ada pula yang bilang tidak boleh makan. *hehe bercanda. Ini tidak tepat. Yang benar adalah semua adik - adik yang sudah dikhitan boleh makan apa saja, seperti telur, daging, tahu, tempe, ataupun oncom. Makanlah yang mengandung tinggi protein, justru zat gizi itulah yang dibutuhkan tubuh agar penyembuhan luka khitan lebih cepat dan lebih baik. Sepakat ya? Jadi mulai sekarang, adik-adik mintalah dimasaki ayam opor atau semur telur lezat oleh ibu kalian ya jika sudah disunat...hehe. ^^v




HUT TNI AL

Beberapa minggu belakangan kami mempersiapkan kegiatan soft launching Yayasan Rabiah yang dijadwalkan pada 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatannya terdiri dari pemeriksaan kesehatan, santunan yatim, pemeriksaan golongan darah, khitanan massal, dan donor darah.

Jadilah siang itu aku menuju kantor Palang Merah Indonesia Bandar Lampung yang letaknya bersebelahan dengan RS Umum Abdul Muluk Badar Lampung. Setelah menemui dan menjelaskan rencana kegiatan kami kepada pihak PMI, aku pun akhirnya sepakat untuk kembali menemui mereka esok hari jika kegiatan donor darah jadi dilaksanakan.

Keluar dari ruangan pertemuan, aku duduk di ruang tunggu PMI dan berbincang dengan seorang bapak yang cukup ramah. Bapak Anton namanya, ia seorang perawat bedah di TNI AL, Panjang, Bandar Lampung. Di PMI ia adalah ketua komunitas donor darah. Tepat seminggu sebelum baksos kami di yayasan, kebetulan TNI AL berencana mengadakan bakti sosial sirkumsisi. Jadilah akhirnya aku menawarkan diri buat minta "diajarkan" beliau. Alhamdulillah bapak Anton dan komandannya cukup ramah menerima kami, orang luar yang mau turut serta.

Bapak Anton ini sudah ribuan kali menyunat. Sering sekali baksos di luar kota, di pulau - pulau kecil dalam rangka penugasan dari angkatan laut. Ini menjadi kesempatan belajar dari yang berpengalaman. Ini yang pepatah bilang, "Kalah bisa oleh biasa".

Akhirnya, Minggu, tanggal 13 Desember 2015 aku dan Andre yang juga satu almamater denganku bergegas datang ke Panjang, di balai kesehatan TNI AL. Di sana kami sudah dinanti oleh dua orang dokter. Seorang dokter gigi Debora, dokter militer TNI AL, dan seorang lagi dokter RS Imanuel, dokter Firhat yang ternyata adalah suami dokter Debora.

Perjalanan kami berempat pagi itu dimulai sekitar pukul 06.15 menuju pantai Klara menggunakan kendaraan darat. Sementara rombongan TNI dan petugas kesehatan lain sudah berangkat terlebih dulu sebelum kami. Hampir 1 jam perjalanan menuju lokasi. Andre yang nampaknya berminat untuk mengikuti jejak dokter gigi Debora untuk mendaftar dokmil nampak antusias menanyakan pengalaman beliau selama pendidikan. Tak disia - siakan kesempatan ini untuk kami bersilaturahim dengan mereka yang lebih berpengalaman. Yang kuingat pesan dokter Debora, menjadi seorang dokter militer adalah panggilan jiwa, niatkan karena pengabdian untuk negeri. Karena jika kalian berharap materi, kalian akan kecewa, jadilah saja pengusaha atau karier yang lainnya. Karena ketika kamu memutuskan untuk terlibat di sini, maka kalian harus siap untuk konsekuensi yang akan dihadapi."

Setelah tiba di lokasi, kami berkenalan dengan petugas kesehatan dari TNI AL, termasuk dokter Sobirin dan keluarga besar TNI AL. Sangat ramah penyambutannya kepada kami yang merupakan 'orang luar'. Acara pun sudah disiapkan secara matang, ada pengobatan massal, sirkumsisi, pramuka pelajar sekolah menengah, dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya.

Dok. Pribadi. Sunat in action hehe
Dok. Pribadi. Dapur khitan 
Dok. Pribadi. Pantai Klara
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi. Bersama Komandan dan Tim Kesehatan 
Dok. Pribadi. HUT TNI AL ke-70

Alhamdulillah rangkaian acara selesai sekitar pukul 13.00. Dilanjutkan dengan poto bersama dan makan siang. Terima kasih atas kesempatan belajarnya ya pak Komandan dan segenap tim kesehatan..kami siap untuk dilibatkan kembali dalam agenda - agenda lainnya. *Sungkem* 

Dialog Kemuslimahan

Apa motivasi kak Azhar buat nulis buku? Tanya seorang peserta. Motivasi saya mah ga muluk - muluk. Ingin merubah dunia, atau ingin memajukan bangsa, hehe. Jelas, itu tujuan jangka panjangnya. Kemudian ia kembali menjelaskan, terkadang kita tidak perlu motivasi yang besar untuk menyelesaikan sebuah karya. Simple saja. Justru dari hal simple itulah kita termotivasi dalam berbuat sesuatu. "Untuk melamar mba di samping saya", ucapnya sembari melirik wanita yang duduk di sebelahnya yang kini sudah menjadi istrinya. Haha.. menohok! Setuju.. terkadang motivasi internal itulah yang kemudian menjadi lecutan semangat buat kita hehe.

Hari ini 6 Desember 2014 kami diberi kesempatan untuk berbagi mengenai muslimah yang cerdas, cantik, dan sehat. Lokasinya di Fakultas  Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Mmm.. semacam ngobrol - ngobrol ringan saling berbagi cerita. Seru, justru saya yang merasa mendapat ilmu banyak dari orang - orang di sebelahku.. terima kasih yaa😊

Ada Azhar Nurun Ala dan istri, Vidia Nuarusta, ibu dosen FEB, Bunda Reni. Bincang - bincang dipandu oleh Master of Ceremony cantik, bernama Dian. Ternyata, Dian ini adik tingkat saya waktu SMP. Hehe. Alhamdulillah bisa silaturahim lagi.

Yang menarik adalah suatu perandaian yang diungkapkan oleh Bunda Reni. Pernah menyapu dengan menggunakan sapu lidi? Tentu pernah. Sapu lidi milik kita awalnya lumayan tebal, banyak dan masih panjang lidinya. Pernah sadar tidak, lama kelamaan sapu lidi kita menjadi semakin tipis, rontok, juga rapuh. Ya, entah kapan lidi - lidi itu lepas satu per satu dari ikatannya. Bisa hitungan hari ia rontok, bisa juga minggu, bahkan bulan. Begitupun dengan kadar keimanan kita. Mungkin kita pernah merasa aman. Ah aku sudah tenang, amalku "rasanya" sudah maksimal. Tapi tentu tanpa kita sadari perlahan iman mulai melemah. Jadinya, "tahu - tahu". Ya, ntah bagaimana ceritanya, "tahu-tahu" sholat kita mepet waktunya, "tahu-tahu" tilawah kita jadi ngebut, "tahu-tahu" thahajud atau dhuha kita bolong - bolong. Sering terjadi tanpa kita sadari. Itulah mengapa alasannya kenapa keimanan butuh untuk selalu di "charge", butuh untuk terus dikuatkan terus menerus, setiap waktu. 

Dok. pribadi 


Selesai acara kami bisa mengobrol banyak dengan Azhar dan mba Vidia, juga Bunda Reni. Novel karyanya juga sudah rampung kubaca, judulnya Tuhan Maha Romantis. Lagu yang sepaket dan sejudul dengan novel nya pun sudah tak asing di telinga. Penyanyi lagunya baru menikah dengan sahabat ukhtina sholeha, sejawat satu angkatanku, Henov dan Wika.. hehe. Kuasa Alloh memang yang mempersatukan. 

Sebelum berpamitan dengan panitia, aku mendapat sebuah buku dari pasutri ini, buku seri non fiksi dari novel yang sebelumnya, berjudul "Cinta adalah Perlawanan".. Alhamdulillah😊

Di akhir acara, giliran Nurul adik tingkatku di FK Unila angkatan 2014 untuk berbagi. Adik satu ini permah menempuh pendidikan kedokteran di Jerman dan akhirnya pindah ke Indonesia dan menulis buku. Ia sudah merampungkan beberapa bukunya bersama rekan - rekannya. Judulnya kalau tidak salah, "Shaleha is My Way". 

Pada dasarnya, setiap kita punya suatu hal untuk dibagi. Terlepas dari apapun profesi kita. Toh, senyum kepada sesama saja sudah menjadi sedekah kita, bukan begitu? 😊








Surat ini...

Surat ini kutuliskan untuk takdirku kelak..
Entah mana yang akan menghampiriku terlebih dulu. Jodoh kah atau maut kah?
Kenapa sering sekali aku menggalaukan perkara jodoh ini, sementara yang juga pasti datang mendekat adalah kematian.

Terlena, semoga kita tidak dibuat lena akan hadirnya ketetapan Alloh lain, disamping soal jodoh. Ya ada maut yang juga kita tak pernah tau kapan akan menjemput. Waktunya pun mutlak, tidak akan berubah maju atau mundur satu detik pun.

Wahai jiwa, siapkanlah dirimu. Siapkan diri ini untuk kemungkinan yang pasti, yakni kematian. Ketika kita mengingat kematian, maka akan ada rasa cinta kita kepada akhirat yang lebih kekal, dibandingkan dengan dunia yang fana.

Rahasia-Nya, hanya Alloh yang menyimpan dengan rapat dalam lauh mahfuz-Nya lah siapa seseorang yang akan mendampingi kita kelak. Seseorang yang akan membersamai langkah kita menuju jannah-Nya. Yang bersamanya semoga kelak Alloh selipkan rasa sakinah mawaddah warahmah dalam ikatan. Aamiin.

Sungguh dengan mengingat kematianlah justru hati ini semakin tenang, semakin lapang, semakin bersemangat untuk menghadapi hari. Apapun yang menjadi ketetapan-Nya terlebih dahulu. Mautkah atau jodohkah. Bismillah. Wallahualam bis shawab.

Pict taken by meta sakina😊

Pelajaran dari Pantai

Pantai. Apa yang sahabat - sahabat bayangkan pertama kali ketika mendengar kata "pantai"?
Air atau angin atau pasir atau ombak atau karang ataukah nelayan. Tentu akan banyak diksi yang dapat menggambarkan indahnya salah satu ciptaan Yang Maha Kuasa ini. Tak sedikit pula yang terinspirasi dari pengalaman puitiknya lalu disulap menjadi puisi indah dan memesona.

Aku pun sama. Dari sekian banyak pilihan berlibur, pantai tetaplah menjadi tempat favorit untuk dikunjungi. Berlibur bersama teman - teman maupun keluarga menjadi momen yang amat cantik untuk dikenang. Ya, itulah pantai dengan segala memori keindahannya.

Ah, nampaknya aku mellow malam ini. Tiba - tiba aku teringat sebuah pelajaran yang mungkin perlu aku tuliskan di sini. Pelajaran sederhana dari alam. 

Pantai yang tak tampak oleh jangkauan indera apa bentuk ujungnya. Yang nampak hanya warna birunya yang terbentang luas. Luas sekali... lalu ada kita yang berdiri memandangi itu semua. Kecil sekali diri ini. Apalah artinya diri ini dibandingkan dengan dunia yang begitu luas. 

Dunia begitu luas? Ya..terlihat begitu, bukan..? Bandingkan saja luas rumahmu dengan luas tanah lapangan sepak bola. Lalu bandingkan dengan propinsi atau pulau, atau bahkan samudera. Kemudian bandingkan lagi itu dengan planet bumi, bahkan tata surya. Tapi ternyata dunia pun masih amat kecil jika dibandingkan dengan akhirat. Hmmmmh :"




 : وَعَنْ المُسْتَوْردِ بنِ شَدَّادٍ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قََالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَا الدُّنْيَا في الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ . فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

Dari al-Mustaurid Ibn Syaddad ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti jari yang dicelupkan salah seorang di antara kalian ke dalam air laut lalu ditarik kembali. Lihatlah, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. HR Muslim.

Allah berfirman,
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al Qasas : 77

Ya, tentu segala sesuatu diciptakan dengan maksud tertentu. Bagitupun kita, makhluk-Nya disertai dunia dan isinya. Di sinilah letak peran kita mengoptimalkan apa yang ada pada diri dan apa yang Alloh sediakan di dunia untuk beribadah kepada-Nya. Lewat peran apapun yang kita mainkan, sebagai apapun, dengan cara apapun, semua harus menjadi bekal kita untuk mempersiapkan kehidupan yang sesungguhnya, yang teramat besar lagi kekal, kehidupan setelah kematian..ialah akhirat.

Semoga yang kecil dan singkat yakni diri dan kehidupan dunia kita, bisa mengupayakan yang besar lagi kekal ialah akhirat dalam jannah-Nya...

The Hippocratic Oath~


Alhamdulillah hari itu, Rabu 5 Agustus 2015 menjadi hari sumpah dokter ini diikrarkan dihadapan Rabb pencipta serta di hadapan kedua orang tua kami beserta guru dan sahabat yang hadir. 62 orang dokter baru telah melafaskan sumpahnya dengan mantap. Semoga akan kami ingat selalu dan resapi maknanya. Bahwa memang ini adalah amanah yang patut kami pertanggungjawabkan, bukan menjadi sebuah kebanggaan apalagi kesombongan, tetapi menjadi pecutan untuk diri agar senantiasa mensyukuri karunia yang telah Alloh beri.

Layaknya resepsi pernikahan, bukan seberapa mewahnya acara, apalagi mahal dan glamour-nya sandang yang dikenakan, tetapi lebih kepada pembuktian kami kepada orang tua, persembahan kami untuk keluarga bahwa inilah bukti perjuangan kami. Bukti cinta kami kepada kedua orang tua yang telah bersusah payah membesarkan, dengan peluh dan cucuran air mata terus mendoakan yang terbaik untuk putra putrinya, dengan sabar senantiasa memberikan pelajaran terbaik melalui pendidikan formal informal yang memakan biaya tak sedikit.

Haru. Haru ketika menyadari bahwa perjuangan ini belumlah usai. Perjuangan ini bukanlah akhir, melainkan awal untuk mulai berkarya, memberikan pengabdian kepada orang tua, keluarga, profesi, bahkan negeri. 

Yang hebat bukan kami, jelas, tentu! Yang luar biasa adalah orang - orang di sekeliling kami, kedua orang tua yang telah melahirkan, guru - guru yang memberikan ilmu dan pengajaran, sahabat - sahabat yang senantiasa menyemangati, serta orang - orang sholih yang senantiasa mendoakan. Ada lagi yang terhebat, Rabb yang Maha Lembut dan Maha Penyayang...

Kami benar - benar kuat karena ada yang menguatkan..
Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Alloh semata.  
"لاَحَوْلَ وَلاَ قوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ "

Oke...perjuangan ini terus dimulai, karena sejatinya kita diciptakan untuk berjuang, bukan untuk mengeluh apalagi menyerah. Berbuatlah sesuatu yang bisa kita lakukan, lakukanlah dengan hati semoga kelak Alloh ridhoi apa - apa yang kita kerjakan dan Alloh kumpulkan kita kembali di syurga bersama orang - orang yang kita cinta.. :') Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin.

Sudut Pandang

Tok tok tok..
"Masuk....silahkan duduk pak, bu.." (si ibu menggandeng suami dan anaknya, lalu mereka duduk).
"Apa pak keluhannya?"
Si Bapak menatapku, dan menceritakan.
"Saya pusing dok, kepalanya berat sekali. Yang sebelah kanan ini dok kayak ngenyut ngenyut gitu.."

Sebentar....aku memandangi si bapak, ada yang kurang pas. Bapak ini tatapan matanya tidak menuju ke arah mataku..tapi berbelok sedikit beberapa derajat di sebelahku. 

Tampaknya bapak ini tuna netra.. kubiarkan ia melanjutkan ceritanya, karena nampaknya kedatangannya berobat kali ini untuk keluhan yang lain.

Perawakannya sederhana, bertubuh sedikit gempal, dengan alas kaki dan kaos oblong. Ia ditemani istrinya yang juga masih muda, kurang dari 35 tahun usianya. Keduanya seperti menyimpan sesuatu yang hendak ditanyakannya kepadaku. Lalu setelah selesai mereka menceritakan keluhan sakit kepala, akhirnya kuberi mereka kesempatan bertanya.

"Baik pak, ada yang ingin ditanyakan?"
"Sebenarnya gini dok, ada yang mau saya tanyakan. Saya ga tau ini berhubungan tidak dengan penyakit saya. Dokter kan orang medis, saya mau minta pendapat dokter."
"Oh boleh pak, tentu.. bagaimana pak?"
"Dok, mata saya ini buta. Ga bisa liat dua duanya sejak 2013. Awalnya mata yang kiri aja dok. Setelah 9 bulan akhirnya mata kanan saya juga ga bisa lihat juga dok."
"Ia bisa diceritakan pak awal mulanya gimana?"
"Saya ini buruh swasta dok. Tahun 2013 itu saya memang ngerasa ada yang aneh dengan mata kiri saya. Saya ngerasa pusing yang hebat. Sakit kepalanya luar biasa hampir 1 tahun. Nah penglihatan mata saya juga kok kaya pake teropong. Saya lihat rumah atau apapun, yang terlihat kok kecil banget dok. Persis kaya pake teropong. Makin lama makin sempit penglihatan mata kiri saya."
"Sudah dibawa berobat pak selama satu tahun itu?"
"Sudah dok, saya bawa ke dokter mata X, saya dikasih obat tetes mata dan obat minum yang banyak sekali. Kalau pagi saya harus minum 10 butir, malam hari juga saya minum 10 butir lagi pilnya. Tapi bukannya sembuh malah mata saya makin sempit penglihatannya dok. Sampai akhirnya ga bisa lihat sama sekali."
Ekspresi pasien mulai berubah, nampaknya ia belum menerima sepenuhnya keadaannya saat ini. Ia lalu melanjutkan ceritanya.
"Dokter mata X ini bilang, udah gapapa pak santai aja. Saya juga punya temen yang pernah sakit kayak bapak ini, asal bapak rajin berobat, rajin kontrol insyaAlloh sembuh. Tapi dok udah puas saya berobat di situ, sampe uang saya mau habis tapi ga ada perubahan. Kenapa ya dokter itu malah nenangin dengan bilang ga papa. Seharusnya kan dokter bilang aja kalau mata saya ini bisa buta, jadi ga terkesan menenangkan dan kasih harapan ke kami."

Istrinya kemudian menambahkan, "Ia dok, udah puas banget kami berobat di situ. Uang juga hampir habis. Suami saya jelas selama hampir setahun berobat, ga bisa kerja dok. Saya cuma bisa bantu cari nafkah keluarga dengan menjual gorengan. Tapi saya dan suami tetep mau cari pengobatan lain. Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke rumah sakit mata. Dengan dokter mata Y ini kami dimarahi, mengapa datang kemari terlambat. Ketika suami saya berobat ke dokter Y, mata kiri suami saya sudah ga bisa liat apa apa lagi dok. Melihat cahaya pun ga bisa. Nah sekarang kok tiba tiba mata kanannya juga mengalami hal serupa dengan mata kiri."

Pasien kemudian kembali mencoba menatap saya, walau tentu sudut pandangnya tetap tidak tepat ke arah saya. "Setelah itu akhirnya saya diputuskan untuk dioperasi mata kanannya. Kata dokter Y mata kiri saya sudah tidak bisa ditolong lagi. Yang bisa kita usahakan adalah memaksimalkan pertolongan untuk mata kanan bapak. Saya dan istri tentu saja menyetujui karena khawatir mata kanan saya juga bisa buta. Tapi dokter tahu apa yang terjadi? Selang 9 bulan, mata kanan yang sudah dioperasi pun akhirnya buta total. Saya didiagnosa glaukoma absolut mata kanan dan kiri."

Saya coba menganalisa kasus ini dengan keterbatasan informasi yang saya dapat. Saya coba menenangkan mereka, menjelaskan tentang penyakit yang bapak ini alami dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki.

Saya mengerti kekecewaan bapak dan ibu. Mungkin bapak dan ibu tidak puas. Menganggap kenapa mata kiri bapak tidak segera dioperasi oleh dokter X..? Kenapa dokter X malah menenangkan bapak dengan bilang, udah gapapa pak, asal rajin kontrol bapak bisa sembuh? Kenapa dokter X ga pernah bilang kalau mata bapak prognosisnya bisa menjadi buta? Kenapa mata kanan bapak setelah dioperasi oleh dokter Y malah kemudian mengalami hal yang sama dengan mata kiri..? Dan mungkin ada banyak pertanyaan lain yang belum terjawab oleh bapak ibu dan keluarga.

Yang perlu kita pahami bahwa rasanya tidak mungkin ada dokter yang dengan sengaja ingin mencelakakan pasiennya. Tentulah dokter ingin memberikan pengobatan yang terbaik yang mereka mampu berikan untuk pasiennya. Dua orang dokter saja ketika mengobati pasien dengan diagnosa yang sama, mungkin saja ada perbedaan dalam terapi. Dokter A memberi obat A, dokter B memberi obat B. Mereka punya pertimbangan masing - masing dalam menangani kasus tertentu. Yang membedakan adalah pengetahuan, kemampuan, dan sumber daya yang dimiliki oleh dokter maupun rumah sakit tempat dokter bekerja. Jelas, prinsipnya sama. Mengatasi penyebab penyakit. Tujuannya sama, kesembuhan pasien.

Mengenai glaukoma absolut yang bapak ceritakan tadi, sangat wajar jika dokter Y mengoperasi mata kanan bapak. Karena bisa jadi tekanan bola mata kanan bapak saat itu juga sangat tinggi, sehingga untuk mencegah kerusakan saraf mata permanen, dilakukan operasi untuk menurunkan tekanan bola mata. Nah kenapa mata kirinya tidak dioperasi? Saat itu tajam penglihatan mata kiri 0, dan saraf mata sudah atrofi atau rusak permanen, sehingga tidak ada manfaatnya untuk mengoperasi mata kiri."

Bapak dan ibu  mengangguk pelan, mencoba merenungi apa yang telah terjadi. Sangat berat tentu ujian mereka. Anak mereka yang masih balita, tentulah perlu dinafkahi, perlu mengenyam pendidikan yang layak, perlu bermain dengan ayahnya seperti temannya, juga perlu diantar ayahnya pergi sekolah.. Tapi bagaimana sekarang itu semua bisa dilakukan? Aah, sedih memang.

"Mmm. Pak saya paham bahwa tidak mudah untuk menghadapi ini, tidak gampang memang untuk menerima. Tapi tetap berusahalah pak, bu. Anak bapak dan ibu jelas masih sangat butuh kasih sayang kalian. Saya memang tidak bisa memberi jalan keluar, tapi saya optimis bahwa ke depannya bapak beserta keluarga bisa melanjutkan kehidupan dengan baik, dengan keterbatasan yang tentu bapak miliki.  Yakinlah ada hikmah besar yang telah Alloh siapkan untuk hamba-Nya yang senantiasa bersabar menghadapi ujian yang Ia berikan."



Ditulis di atas bus menuju kampung halaman,
Senin 13 Juli 2015. 4:02 pm
26 Ramadhan 1436 H.
~Cerita pasien kemarin malam.


Gerbong Ekonomi

Tuuut..tuut..tuut..
Perjalanan kami pagi ini dari stasiun kereta api Tanjung Karang menuju Blambangan Umpu, Way Kanan. Berhubung cuaca sedikit mendung, bekas hujan semalam membuat udara berbau hujan.. hummm. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?

Kereta ini berangkat pukul 08.30 dan direncanakan tiba pukul 12.00. Aku berangkat dengan gadis manis asal Bandung, Aqsha Ramadhanisa. :p . Berhubung kerjanya masih freelance (pekerja lepas) cukup bersyukurlah kami mampu membeli tiket ekonomi dengan harga 35.000 rupiah. Alhamdulillah, murah hehe.

Dengan niat memenuhi undangan walimah seorang sahabat dengan pujaan hatinya yang juga satu fakultas dengan kami, jadilah kami berangkat dengan bersemangat. Bawa tas ransel, kado dari teman - teman, dan yang terpenting bawa semangat! Uyeyy 😊

Dok. Pribadi. Peta jaringan kereta api


Kursi duduk kami berhadapan berisi 4 orang. Kami bersebelahan duduk dengan 2 orang ibu - ibu paruh baya dan seorang lagi ibu - ibu muda berusia sekitar 30-an tahun. 2 orang ibu - ibu ini akan menuju stasiun Kertapati, Palembang. Karena satu 'kampung' denganku, jadilah kami ngobrol banyak sana - sini.

Ketika sedang asik bercerita, pandanganku dan Aqsha tertuju pada seorang bapak renta dengan pakaian lusuh dan beraroma 'khas' berjalan di sisi kursi kami. Dengan mengenakan sendal jepit nya bapak ini perlahan berjalan menuju ke luar pintu kelas ekonomi. Nampaknya ia mencari toilet karena sudah tidak mampu lagu menahan untuk buang air kecil, hingga bau khas ketika ia lewat tercium oleh sebagian kami. Celana belakangnya juga sudah terlihat basah.

Baper mereka bilang, alias bawa perasaan. Bapak itu sendirian, tanpa keluarga pergi ke luar kota. Bayangkan diusia senja yang seharusnya sudah menikmati masa tua bersama keluarga, tidak dengan bapak ini. Ia masih harus berjuang meski hanya menahan buang air dan mungkin juga menahan lapar belum tersentuh makanan entah dari kapan. 

Ironi. Di mana keluarga yang seharusnya menjadi orang terdekat kita, yang memperhatikan kita, yang menjadi kekuatan kita. Semoga kita bisa menjadi anak - anak yang sholeh dan sholeha. Yang menghargai jasa - jasa orang tua kita meskipun tentu tak akan pernah mampu setimpal dengan kasih yang telah orang tua kita berikan.

Dok. Pribadi. Gerbong kereta api

Terima kasih Bapak sudah memberi kami pelajaran pagi ini. Pelajaran hidup tentang kasih sayang kami sebagai anak yang masih jauh dari kata sempurna, tapi kami akan berusaha untuk berbuat yang terbaik demi keluarga.

Dibuat di atas gerbong kereta ekonomi, 
Tue, June 9, 1.00 pm

Remaja Kekinian


Ada seorang pasien datang ke klinik dengan ekspresi mencurigakan. Perawakannya muda, fase usia remaja muda mengenakan jaket keren dan rambut kece, remaja sekarang menyebutnya dengan istilah "kekinian". Lirikan matanya tampak malu-malu. 

"Eh, bukan dokter yang kemarin ya?" tanyanya. Saya terdiam. Ia melanjutkan, "Mm.. anu dok.. saya udah ke sini 2 bulan yang lalu, ketemu dokter yang satunya. Disuntik. Terus saya ngga ngapa-ngapain. Nah sekarang kambuh lagi dok.."

Ini bukan perdukunan. Tapi pasien ini memaksa saya untuk bertindak seperti itu. Ya, dia belum cerita apa - apa tentang jenis penyakitnya yang 2 bulan lalu itu apa, tapi sudah cerita panjang lebar bla bla bla. Tentu anda juga sudah terpikir kira-kira apa kelanjutannya?

"Kencingnya nanah pak?". "Ia dok.. ada cairan kental gitu dok pas saya kencing. Awalnya putih dok lama - lama jadi kental dan nyeri banget dok. Saya udah tobat. Tapi kok masih sakit ya dok?"

"Bapak 'berhubungan' terakhir kali kapan?". "Saya terakhir kali berhubungan sama pacar saya 2 bulan yang lalu kok dok. Terus karena waktu itu kencing saya sakit saya udah tobat ga gitu lagi. Tapi kok sekarang kambuh lagi ya dok?" Saya masih ragu. Ucapan pasien tidak boleh kita percaya sepenuhnya. Ada asap pasti ada api. Mmm saya cuma bergumam dalam hati ah..sudahlah.

Nampaknya pasien ini membaca wajah kecurigaan saya terhadap dirinya. "Dok beneran saya udah mau tobat, saya mau menikah dengan pacar saya beberapa bulan lagi. Saya harus gimana ya dok..?"

Mmm..singkat cerita pasien ini kemudian saya injeksi ulang dengan kanamycin 2 gram intramuskular bokong kanan dan kiri. Kemudian saya menyarankan ia beserta pasangannya untuk memeriksakan kesehatannya sebelum menikah berupa skrining VCT (untuk HIV) dan memeriksakan duh (sekret) dari kemaluan mereka untuk dilihat di bawah mikroskop di rumah sakit.
Dok. Pribadi. Injeksi kanamycin sulfat

Pelajarannya adalah,
1. Hindarilah zina. Mendekati zina saja kita dilarang, apalagi melakukannya.
2. Jika sudah terlanjur berbuat zina, maka bertaubatlah dengan sungguh - sungguh. Allah maha penerima taubat. 😢
3. Jadikan pribadi anda sebaik mungkin, agar anda dipasangkan Allah dengan sebaik-baik pribadi pula. Bukankah pria baik untuk wanita baik, begitupun sebaliknya?
4. Pedulilah dengan kesehatan diri anda dan calon keluarga masa depan anda nanti. Tidak inginkah anda menikmati hidup dengan anak dan suami/istri anda kelak dengan kesehatan yang prima? So, jagalah kesehatan anda mulai saat ini.
5. Yang terpenting, boleh kok anda jadi remaja dengan label 'kekinian', yang penting tetap istiqamah melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang jelas dilarang, kini hingga akhir nanti..😊

Sunat, Siapa Berani?

Siapa adik - adik di sini yang belum sunat? Wah..pasti diantara kalian ada yang sudah dan tentu ada juga yang belum bersunat. Coba jawab dengan jujur.. Untuk yang belum sunat, kenapa hayo udah gede tapi belum berani sunat..hehe.

Iya deh, mungkin alasan adik - adik bisa beragam ya. Mungkin ada yang malas, berpikir "Ah ngapain, ga ada gunanya", ntar aja deh pas udah SMA, takut disuntik, takut dipotong, atau mungkin takut sama dokternya. Hehe tenang - tenang. Saya punya beberapa kabar baik....

1. Sunat itu perintah Allah
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah saw bersada,

اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ: اَلْخِتَانُ  وَاْلاِسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيْمُ اْلاَظْفَارِ وَنَتْفُ اْلاِبْطِ

"Fithrah ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak"

2. Sunat itu dilakukan boleh usia berapapun, tapi tak ada salah nya toh disegerakan
Dari Harb bin Ismail  berkata, Rasulullah saw bersabda,

مَنْ اَسْلَمَ فَلْيَخْتَتِنْ وَاِنْ كَانَ كَبِيْرًا
“Barangsiapa yang masuk Islam hendaklah ia berkhitan walaupun sudah berusia tua"

Tapi ketika kita melakukan kebaikan dengan bersegera, bukankah itu jauh lebih baik? Semakin cepat kamu memulai maka kebaikan pun akan segera datang kepadamu. Ya, kebaikan akan berbalas kebaikan.

3. Sunat itu menjaga kebersihan dan kesucian
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri " (QS al Baqarah : 222)

Anatomi alat kelamin laki- laki diibaratkan topi. Saat buang air kecil, ada sisa - sisa air urin yang tertampung di situ (smegma). Nah smegma inilah kemudian yang mengandung bakteri yang terkumpul dalam topi tersebut. Dengan khitan yang mengandung makna kesucian, maka kebersihan alat kelamin bisa terjaga. 

4. Sunat itu mencegah dari berbagai penyakit
Ngomong - ngomong soal penyakit, sepertinya saya mulai dengan penjelasan sederhana. Kulit kemaluan laki - laki atau dalam bahasa kedokteran disebut preputium merupakan kulit yang akan dibuang saat dikhitan. Metodenya bermacam - macam, salah satunya adalah sirkumsisi. Prosedur pembuangan sebagian kulit penis atau khitan inilah kemudian menarik perhatian para peneliti dunia. 

Ini referensi teranyar yang publish pada 5 Mei 2015 mengenai hubungan sirkumsisi dengan resiko HIV article research (meta analysis). Penelitian ini adalah meta analisis yaitu hasil dari pembandingan seluruh research (penelitian) dunia yang berkaitan, kemudian disusun menjadi sebuah jurnal penelitian. Kesimpulannya, dikatakan bahwa sirkumsisi atau khitan pada laki - laki secara signifikan dapat melindungi laki - laki dari penularan HIV pada level populasi. Ada ratusan atau bahkan lebih literatur lain yang menguatkan. So, masihkah ada keraguan di hati untuk melakukan sirkumsisi?

Nah, pada 9 Mei 2015 lalu, ada 204 orang adik - adik sudah berkhitan dalam rangka khitanan massal di Universitas Darmajaya, Bandar Lampung. Mereka datang dari berbagai daerah di Lampung. Acara ini diadakan dalam rangka Bakti Sosial Bank BJB bersama PKPU Lampung.


dok. pribadi. Khitanan Massal Bank BJB bersama PKPU

Aktivitas di ruangan ini cukup padat, dengan 10 kamar khitan dan 65 petugas medis terdiri dari perawat, dokter, dan mahasiswa Keperawatan Poltekkes. Mengenai kegaduhannya jangan ditanya, ruangannya ramai dengan suara jeritan adik - adik. Tapi jangan takut dulu ya adik - adik, mereka nangis bukan karena sakit lho, tapi karena minta dibelikan es krim pada orang tuanya (hehe: peace). 

Ini serius ! Hehe. Begini, adik -adik. Dikhitan itu dibius dulu sebelum pengerjaannya, jadi adik - adik ngga perlu takut. Rasa pembiusan seperti digigit semut. Setelah itu, adik - adik tinggal baca surat - surat pendek yang adik hapal. Al Fatihah misalnya, boleh dibaca kuat - kuat boleh juga berbisik, asal tenang. Nah, rata-rata pengerjaannya 15 - 30 menit biasanya adik - adik sudah bisa tersenyum bahagia karena khitannya sudah selesai. :)


dok. pribadi. Adik ini hebat, tenang sekali waktu dikhitan ^^ Good Job!
Bersama Budi, Keperawatan Poltekkes

Semoga saat ini adik - adik jadi mantap untuk segera berkhitan ya.. Ingat selain alasan kesehatan ada alasan utama kalian untuk berkhitan, yaitu mengikuti anjuran Allah dan Rasullullah. Semangat ya Dik! :)

Islamic Festival Lampung University 2015

Siapa yang setuju kalau pekerjaan menunggu itu membosankan? Sebagian besar tentu setuju dengan pendapat ini. Mmm..alasannya beragam, tentu karena ketika menunggu waktu kita terbuang, atau mungkin ketika menunggu kita sering merasa jenuh dan lain sebagainya. Tapi pernah tahu tidak, suka atau tidak suka, kita pun setiap saat sedang menunggu. Menunggu waktu sholat. Nah mindset kita sering dibuat terlena dengan pemahaman "Kita hidup untuk bekerja dan berusaha, sedangkan sholat adalah hal rutin yang mesti kita kerjakan di sela-sela aktivitas kita". Mari kita perbaiki, bahwa yang lebih tepat adalah kita hidup untuk menunggu waktu sholat.

Ya, sholat adalah kebutuhan kita. Sedangkan aktivitas kita diantaranya waktu tersebut adalah tambahan. Jadi, upayakan kegiatan menunggu waktu sholat tadi adalah aktivitas yang juga bernilai ibadah. Sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.

Pembelajaran kali ini saya peroleh dari agenda #IFLU2015 "Islamic Festival Lampung University" yang diselenggarakan oleh UKM Birohmah Universitas Lampung. Kegiatan ini diadakan pada 2-3 Mei 2015.

Kegiatan dilasanakan dalam 2 hari. Hari pertama adalah kajian oleh ustadz Salim A Fillah dengan tema "Aku adalah seorang muslim dan inilah jalanku". Kemudian dihari yang sama pada pukul 13.09 dilanjutkan dengan talkshow keluarga bersama Azhar Nurun Ala dan istri. Keesokan harinya, 3 Mei 2015 dilanjutkan dengan bedah buku yang berjudul "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan" oleh ustadz dengan pemilik akun twitter @kupinang.

Dok.pribadi. Tabligh Akbar Ust. Salim A Fillah
Dok.pribadi. bersama mba Vidia Nuarista

Dok.pribadi. Talkshow Keluarga Azhar Nurun Ala dan Istri

Reportase kegiatan hari pertama silakan baca di blog perawat cantik ini ya: Azhar Nurun Ala Ungkap Resep Bahagia Nikah Muda

Dihari kedua adalah bedah buku "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan". Saya pribadi belum pernah membaca buku ini. Daripada penasaran, baiknya kita berkenalan dengan penulis bukunya dan tentu juga isi tulisannya.

Ustadz dengan nama lengkap Mohammad Fauzil Adhim ini membuka bahasannya dengan sebuah cerita pribadi. Dia mengatakan beberapa hari yang lalu setelah pulang dari kegiatan bedah buku di tempat lain, ia dikejutkan oleh berita bahwa istrinya mengalami kecelakaan dan tulang kakinya retak. Lalu apa yang harus saya perbuat, ujarnya. "Apakah saya harus cemas terburu-buru lalu saya bisa saja mengambil keputusan yang salah. Nah terkadang dalam kondisi tertekanlah kita diuji. Saya kemudian mencoba tenang, saya browsing kira-kira rumah sakit mana dan penanganan seperti apa yang tepat untuk istri saya. Begitulah kita sebaiknya bertindak saat tertekan. Tenang dan bersegera bukan berarti terburu-buru. Sehingga keputusan yang kita ambil pun akan tepat."

dok.pribadi Ustd. Fauzil Adhim

Beliau pun melanjutkan ceritanya, menurut kalian apa ada orang yang minta kepada Tuhannya dengan berdoa ingin celaka. Artinya apa? Artinya memang kita dituntut untuk siap dengan segala kemungkinan cobaan yang Allah uji kepada kita. Tentu dengan menyiapkan hati dan jiwa yang tenang.

Kembali lagi mengenai mencari ketenangan. Ternyata ketenangan itu terdiri dari dua. Pertama ketenangan jiwa dan kedua ketenangan hati. Ketenangan jiwa bisa dicari dengan ridho, sedangkan ketenangan hati diraih dengan berdzikir. Berdzikir yang diutamakan adalah bukan hanya dengan lisan tapi juga dengan hati. Bukan hanya mengejar jumlah dzikir sekian dan sekian, melainkan meresapi makna tiap lafadz yang terucap. Ketika menyebut asma-Nya dengan hati, maka kekuatan berupa ketenangan hati pun akan kita peroleh.

Ngomong - ngomong soal ridho, ada yang tahu apa perbedaan ridho dengan ikhlas? Ternyata kedua kata tersebut punya makna yang berbeda tapi sering salah penggunaannya. Ridho artinya menerima Qada dan Qadar yang telah Alloh tetapkan. Tentu setelah upaya yang kita lakukan dengan sungguh - sungguh, tetapi hasilnya belum tercapai, nah disitu kita kudu ridho. Sebagai contoh, Kita hendak masuk masjid, tentu kita perlu melepas alas kaki. Ternyata ketika kita keluar masjid, sepatu kita hilang diambil orang. Itu artinya kita ridho sepatu kita hilang. 

Kalau ikhlas? Ikhlas artinya melakukan (secara aktif) amal dan atau ibadah semata - mata hanya karena Alloh SWT. Nih, untuk menegaskan kembali, jika sepatu kita hilang dicuri orang, maka kita ridho terhadap takdir-Nya. Itulah perbedaan antara ridho dan ikhlas.

Pernahkah anda risau karena janji yang tidak ditepati oleh orang lain? Atau mungkin malah kita sendiri yang mengingkari janji, baik disengaja ataupun tidak. Nah, ternyata dalam berjanji kita tidak jarang mengucapkan "InsyaAlloh". Ustadz Fauzil Adhim berbagi kepada kita tentang hal ini.

Kata "InsyaAlloh" setidaknya memiliki beberapa makna yang terkadang kurang tepat penggunaannya. Berikut pembahasan ustadz Fauzil Adhim mengenai makna insyaAlloh, diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk memastikan janji
Jika kita berjanji terhadap seseorang yang akan kita kerjakan besok, sebagian ulama menganjurkan untuk mengucapakan InsyaAlloh. Dengan catatan kita sudah berniat sungguh - sungguh untuk mengerjakan hal tersebut.
2. InsyaAlloh bukan pengganti kata "mungkin" atau "bisa ngga ya"
Misalnya hari ini kita sedang berpuasa. Jadi bukan "insyaAlloh kita puasa", tetapi saat ini kita sedang puasa. 
3. Kita sudah yakin 99%
Misal kita akan pergi ke Lampung dan telah membeli tiket penerbangan untuk tanggal tertentu. Itu bisa kita katakan insyaAlloh saya berangakat ke Lampung pada tanggal tersebut.
4. Kita bersungguh - sungguh atau all out
Makna InsyaAlloh berarti kita memang all out untuk memenuhi janji kita. Jadi jangan sampai kita berniat tidak menepatinya, lalu kita katakan InsyaAlloh saya datang.

Bedah buku kali ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Tapi yang menggelitik menurut saya adalah pertanyaan berikut.

Assalamu'alaikum ustadz, perkenalkan nama saya (sebut saja bunga)☺. Saya alumni Unila dan sudah berkeluarga dan memiliki anak. Nah ustadz, saya merasa setelah menikah waktu saya cukup banyak tersita untuk keluarga. Sehari - hari saya mengurusi keluarga dan sebagian waktu lain saya gunakan untuk upgrade diri saya seperti halnya yang saya lakukan hari ini. Yang saya herankan ustadz, setelah menikah saya lebih sering emosional dengan anak -anak saya. Sampai suatu hari anak saya paling bungsu, yang belum masuk sekolah dasar berkata, "Ummi, coba dong Ummi sehariii aja ga marah-marah.." Saya kaget sekali ustadz, ketika diingatkan oleh anak saya. Anak semuda itu bisa mengingatkan orang tuanya, ini tentu jarang dilakukan oleh anak-anak seusianya. Sejak saat itu saya jadi berpikir ustadz tentang sikap saya. Apa ia ya saya seemosinal itu, sampai-sampai anak saya merasa saya berlebihan. Tapi menurut saya, itu semua saya lakukan karena saya sayang dengan mereka, karena saya khawatir dengan anak-anak saya. Atau mungkin juga karena saya lelah sehingga terbawa emosi pada anak-anak. Bagaimana pandangan ustadz terkait ini?

Ustadz Fauzil pun menjawab dengan mengingatkan kita melalui sebuah firman,

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrim [66]: 6)

Anak adalah titipan. Nah ketika Alloh beri kita titipan maka sudah selayaknya kita memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik pada putra putri kita. Ilustrasi beliau seperti ini,

Ada seorang anak yang merengek minta dibelikan mainan yang dipajang di pasar pada ibunya. "Ibu, aku mau dibelikan ituuuuu...ya ya ya..?". Sambil membentak ibunya menjawab, "Ga boleh, ibu lagi ga ada uang, lagian mainan kamu kan udah banyak..". Tak ayal sang anak pun makin merengek kencang dan terus meminta kepada ibu. "Mau ya bu, aaaaahh..mau ya bu..". "Kalo ibu bilang ga boleh, ya ga boleh..ibu ga ada uang!"

Belum berhenti tangis sang anak, tiba-tiba datanglah teman lama sang ibu ke toko di mana anak dan ibu ini berada. "Eeh, gimana kabarnya Jeng? Lagi ngapain sama anakmu?". "Alhamdulillah aku sehat, ini lagi nemenin anakku cari mainan."

Sang anak punya ide bagus, dia coba merayu sekali lagi ibunya "Bu, aku mau ya dibeliin mainan itu..". Ekspresi ibu mendadak berubah, dari melotot menjadi sumringah. Dari membentak jadi melembut. "Oh ia nak, nih uangnya (sembari mengeluarkan uang dari sakunya), ini untuk beli mainan itu yaa.." Kemudian ibu kembali mengobrol dengan teman lamanya itu.

Apa pelajaran yang bisa anak itu ambil?
  1. Oh artinya ibu bohong, katanya ga punya uang, tapi buktinya ada uang di saku bajunya. Dusta itu indah.
  2. Oh artinya kalau minta sesuatu ke orang lain, cara menanggapinya adalah dengan kasar atau marah - marah.
  3. Oh ternyata semua orang itu bisa dipercaya ya, kecuali ibu. Naudzubillah.


Jadi dari ilustrasi tadi kita bisa belajar :
  1. Anak itu amanah yang merupakan titipan Alloh dan kita harus semangat menjaganya dengan penjagaan sebaik-baiknya. Dan sebaik-baik penjagaan adalah dengan memberikan pemahaman agama yang baik pada anak. 
  2. Kita harus tegas dalam mendidik anak. Tegas bukan berarti keras. Jika memang kita harus katakan tidak terhadap sesuatu, sampaikan dengan halus namun konsistenlah akan hal itu. Penting juga diingat bahwa harus ada kekompakan antara ayah dan ibu dalam bersikap. Jangan sampai ayah bilang ya, tapi ibu bilang tidak atas permintaan anak. Ini akan menimbulkan dualisme dalam pendidikan anak dan tentunya anak akan mengalami kebingungan.
  3. Semua adalah bentuk ibadah kita kepada Sang Pencipta, sehingga ketika kita mengingat hal tersebut, maka kita akan menjalani proses mendidik anak dengan ketenangan hati dan tanpa keluh kesah.

Wallahu a'lam bissawab 


كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap diri kalian adalah penggembala, pendidik juga pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang penggembalaannya, kependidikannya, dan kepemimpinannya.” (HR. Bukhori: 2354 dan Muslim: 4701)







Muscina 2015 #2

Maaf, terlalu lama vakum sepertinya. Oke mari kita lanjutkan ya.. (ini materi sebelumnya Muscina 2015 #1 )

Materi kedua
Dra. Hj. Husna Hidayati, MHI - Siapkan dirimu, calon ibu hebat!

Materi kali ini dibawakan oleh seorang ustadzah, ummi Husna sapaannya. Siapa sangka, beliau adalah ibu dari 5 orang putri yang begitu luar biasa. Ummi Husna merupakan dosen di sebuah universitas di pulau Jawa, namun ia punya pekerjaan yang ia banggakan, beliau menyebutnya sebagai perdana menteri rumah tangga. Beliau tidak membatasi pendidikan kelima putri-putrinya untuk bersekolah di sekolah umum. Tapi kelima putrinya merupakan para penghapal Al Quran. 

Putri keduanya, Anita Ghina Imaniyyah, saat ini sedang menempuh pendidikan kedokteran gigi semester 4 di Unpad, dulu pernah ditawari ibunya untuk mondok saja agar bisa menghapal Al Quran. Tapi gadis ini lebih memilih untuk tetap kuliah, namun bertekad hapalannya pun harus tetap jalan bersamaan dengan studinya. Maha Kuasa Allah, telah meridhoi putri ini untuk menyelesaikan hapalan Quran nya sebanyak 30 Juz.

dok. pribadi. Profil kelima putri Ummi Husna
dok.pribadi. Ummi Husna berbagi kisah

Siapa tidak iri pada mereka..? Segudang prestasi dunia maupun akhirat membuat siapa saja tentu ingin seperti keluarga ini. Prinsipnya, sebagai apapun profesi kita, tetaplah berdakwah. Tidak mesti berdiri di panggung untuk berceramah, tapi sampaikanlah kebaikan lewat pekerjaan kita. Dan yang terpenting, setinggi apapun karir seorang wanita, tetap wanita adalah madrasah ula atau sekolah pertama dan utama bagi anak - anaknya.

dok. pribadi. Teh  Meyda

Materi ketiga
Meyda Sefira - Muslimah shaleha, cerdas, dan supel

Materi ketiga dibawakan oleh Kak Meyda, pemeran Husna dalam film Ketika Cinta Bertasbih. Ia berbagi kepada peserta mengenai peran muslimah yang kudu sholeha, cerdas, juga supel. Ia bercerita tentang ciri - ciri kepribadian seseorang. Paling tidak ada beberapa tipe kepribadian yang kita kenal. Diantaranya koleris, melankolis, sanguinis dan plegmatis. Dalam perkembangannya kemudian ada tipe-tipe lain seperti feeling, thinking, judging, sensing, intuiting, dan perceiving

Aktris yang juga seorang sarjana lulusan ITENAS Bandung ini juga menguraikan pengalamannya menjadi muslimah di Australia, tempat suaminya bekerja. Ia menceritakan bahwa ia merasa dihargai oleh warga asing sebagai seorang muslimah yang minoritas di sana. Pesannya, tetaplah menegakkan nilai - nilai Islam di manapun muslimah berada, tak perlu canggung apalagi rendah diri.


*********

Oleh Ust. Felix Siauw
atas kata yang tak sempat terucap, rindu yang tak sempat terlisan | kugantikan dengan maaf lewat doa, walau dalam sunyi kupanjatkan
menahan hati memang menyiksa, tapi lebih baik ketimbang dosa | karena seringkali sabar itu diuji paling keras saat harus diamkan rasa 
aku hanya manusia biasa, lemah dan mungkin terluka | tapi tak mengapa, waktu akan membawaku terbiasa
tidak semua hal yang kuinginkan harus jadi kenyataan | penantian, pengorbanan, juga suatu kebaikan dan pelajaran
dari kegagalan aku belajar berharap, dari penantian kesabaran kuserap | dari kekecewaan doaku menetap, dari kekhawatiran sujudku meratap
aku belajar melepaskan yang memang tak kumiliki | lalu mengais kenangan untuk menemukan arti demi arti
hidup siapa yang sempurna? mungkin takkan pernah ada | bagiku, mendekati sempurna, jika bisa menemukan makna
begitulah aku jadi sepenggal bab kehidupan bagimu, cerita sampingan | kita tak meminta untuk mengawali, namun kita tutup dengan ketaatan
yang meminta ketaatan akan mendapatkannya walau kesendirian | karena percuma bila berdua namun ketaatan jauh dari kehidupan
engkau dan aku pasti akan mati, tapi ada yang Maha Hidup, Allah | cintailah Allah, cintalah yang dicintai Allah, itulah makna indah

Muscina 2015 #1

28 Maret 2015


Tahun lalu merupakan perkenalanku dengan FLP Bandar Lampung bersama Mba Maya dan Mba Naqiyyah Syam dalam acara Muscina 2014. Dalam acara tahunan (FSI) Forum Studi Islam Ibnu Sina, Muscina kali ini tampil jauh lebih baik. Materi yang diusung semakin menarik, Kalahkan Pesona Bidadari Syurga. #aseeek :) penasaran? 

Jelas, saya pun penasaran. Sebenarnya broadcast via bbm, sudah sampai jauh - jauh hari beberapa minggu sebelum acara. Tapi tetap saja, namanya seorang nora, kalau ga spontan, ga greget kayaknya. hehe. Ya, akhirnya sabtu pagi, bangun dan loncat dari tempat tidur berangkat ke kampus dan beli tiket on the spot. hehe. Mandi dulu kok sebelum berangkat..tenang tenang..

Ada 3 pemateri :
dr. Ratna Dewi, Sp. OG - Muslimah cerdas menyaring informasi kesehatan organ reproduksi
Dra. Hj. Husna Hidayati, MHI - Siapkan dirimu, calon ibu hebat!
Meyda Sefira - Muslimah shaleha, cerdas, dan supel


Materi pertama~
Siapa tak kenal dokter spesialis kandungan ini? Sudah jelita, ramah, pintar, sholeha pula. Sejak pendidikan koas di RSAM aku sudah mengagumi beliau. Nah, hari itu beliau memulai materinya dengan mengungkapkan fakta - faka mengejutkan.

Dari sumber data BKKBN menyebutkan bahwa 63% remaja pernah berhubungan seks di luar nikah, 3 juta perempuan diantaranya telah melakukan aborsi. Itu yang tercatat bung...! Bagaikan fenomena gunung es, tentu ada sekian ribu atau mungkin juta yang tidak tercatat :" Miris, miris sekali, ini terjadi di sekitar kita. Nanti saja kita bicara soal data nasional, pengalamanku ketika koas saja di bagian forensik, setiap hari tidak kurang 1 orang yang datang untuk minta visum keperawanan...ada yang mengaku diperkosa, diajak pacar ke pantai, dipaksa, atau "terlanjur'. Ya, itulah fakta yang terjadi di lapangan, semoga Alloh melindungi kita dan keluarga kita..aamiin.

Kira - kira di mana masalahnya? Ada input - proses - lalu output. Nah, setiap remaja tentu mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi berupa pendidikan seks (ICPD-Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, 1994). Tapi yang amat disayangkan, pesan yang ditangkap haruslah tepat. Pendidikan seks tidak ditujukan untuk mengajarkan mereka tentang hubungan seks, namun memberi pengetahuan tentang upaya yang perlu mereka tempuh untuk menjaga organ reproduksi mereka.

Bagaimana cara menjaganya? Ada aturan yang sudah Alloh tetapkan dalam surat cinta-Nya, al Quran

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”. (QS. an-Nur [24]: 30-31)


dok.pribadi (dari kiri: dr. Ratna Dewi, Sp.OG, ummin Husna, teh Meyda)

Materi kedua~
Materi selanjutnya to be continued aja yaa.. biar bisa bernafas bacanya..

dok.pribadi. Sesi tanya jawab




Kelak yang Kita Rindukan #3 - Nikmat

"Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?"
Alhamdulillah subuh Selasa, 24 Maret 2015 kami mendapat berita baik mengenai kelulusan kami. Dalam website pengumuman kami ber-6 dinyatakan LULUS. Sujud syukur bercampur haru rasanya. Kemudian aku segera menelpon kedua orang tuaku untuk menyampaikan kabar ini. Terdengar sedikit isak dari kedua orang tuaku sembari mengucap syukur pada Yang Mahakuasa atas nikmat yang telah Ia beri.










Gambar - gambar di atas adalah secuil kisah perjuangan kami dalam menempuh ujian kompetensi yang lalu. Ada banyak harap dan doa yang selalu kami panjatkan setiap akan mulai belajar dan setiap mengakhiri belajar bersama. Masih teringat jelas ketika hari demi hari jumpalitan, semangat kami sempat jatuh bangun untuk belajar. Untungnya kami bisa menguatkan satu sama lain ketika ada yang melemah, ketika yang lain kendur semangatnya. Beruntung ada sahabat-sahabat yang siap saling mengulurkan tangannya untuk satu tujuan, one direction : to pass!

Kamis, 26 Maret 2015 alhamdulillah kami bisa melaksanakan yudisium profesi serta sumpah dokter. 2 hari setelah pengumuman, pihak dekanat kampus melangsungkan prosesi ini agar kami bisa segera mendaftar wisuda, mengurus sertifikat kompetensi dan Surat Tanda Registrasi yang akan kami gunakan untuk internsip nanti. Akad sudah dilangsungkan, resepsi menyusul. Begitu istilahnya. Akad atau pelafasan sumpah dokter telah dilangsungkan, resepsi atau ceremoni sumpah dokter dengan didampingi orang tua akan dilangsungkan sekitar bulan Agustus. Semoga nanti bisa sumpah dokter bersama rekan - rekan sejawat lain yang juga akan menyusul. Semangat mas dan mba bro! See u on top!


Ditutup pake lagu aja yaa..

Kawan dengarlah
Yang akan aku katakan
Tentang dirimu
Setelah selama ini
Ternyata kepalamu
Akan selalu botak
Eh, Kamu kaya gorila

Cobalah kamu ngaca
Itu bibir balapan
Dari pada gigi lu
Kayak kelinci
Yang ini udah gendut
Suka marah-marah
Kau cacing kepanasan
Tapi ku tak perduli
Kau selalu di hati

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti
Kita t'lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku

Don't you worry just be happy
Temanmu di sini

Don't you worry don't be angry
Mending happy-happy