Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Surat ini...

Surat ini kutuliskan untuk takdirku kelak..
Entah mana yang akan menghampiriku terlebih dulu. Jodoh kah atau maut kah?
Kenapa sering sekali aku menggalaukan perkara jodoh ini, sementara yang juga pasti datang mendekat adalah kematian.

Terlena, semoga kita tidak dibuat lena akan hadirnya ketetapan Alloh lain, disamping soal jodoh. Ya ada maut yang juga kita tak pernah tau kapan akan menjemput. Waktunya pun mutlak, tidak akan berubah maju atau mundur satu detik pun.

Wahai jiwa, siapkanlah dirimu. Siapkan diri ini untuk kemungkinan yang pasti, yakni kematian. Ketika kita mengingat kematian, maka akan ada rasa cinta kita kepada akhirat yang lebih kekal, dibandingkan dengan dunia yang fana.

Rahasia-Nya, hanya Alloh yang menyimpan dengan rapat dalam lauh mahfuz-Nya lah siapa seseorang yang akan mendampingi kita kelak. Seseorang yang akan membersamai langkah kita menuju jannah-Nya. Yang bersamanya semoga kelak Alloh selipkan rasa sakinah mawaddah warahmah dalam ikatan. Aamiin.

Sungguh dengan mengingat kematianlah justru hati ini semakin tenang, semakin lapang, semakin bersemangat untuk menghadapi hari. Apapun yang menjadi ketetapan-Nya terlebih dahulu. Mautkah atau jodohkah. Bismillah. Wallahualam bis shawab.

Pict taken by meta sakina😊

Pelajaran dari Pantai

Pantai. Apa yang sahabat - sahabat bayangkan pertama kali ketika mendengar kata "pantai"?
Air atau angin atau pasir atau ombak atau karang ataukah nelayan. Tentu akan banyak diksi yang dapat menggambarkan indahnya salah satu ciptaan Yang Maha Kuasa ini. Tak sedikit pula yang terinspirasi dari pengalaman puitiknya lalu disulap menjadi puisi indah dan memesona.

Aku pun sama. Dari sekian banyak pilihan berlibur, pantai tetaplah menjadi tempat favorit untuk dikunjungi. Berlibur bersama teman - teman maupun keluarga menjadi momen yang amat cantik untuk dikenang. Ya, itulah pantai dengan segala memori keindahannya.

Ah, nampaknya aku mellow malam ini. Tiba - tiba aku teringat sebuah pelajaran yang mungkin perlu aku tuliskan di sini. Pelajaran sederhana dari alam. 

Pantai yang tak tampak oleh jangkauan indera apa bentuk ujungnya. Yang nampak hanya warna birunya yang terbentang luas. Luas sekali... lalu ada kita yang berdiri memandangi itu semua. Kecil sekali diri ini. Apalah artinya diri ini dibandingkan dengan dunia yang begitu luas. 

Dunia begitu luas? Ya..terlihat begitu, bukan..? Bandingkan saja luas rumahmu dengan luas tanah lapangan sepak bola. Lalu bandingkan dengan propinsi atau pulau, atau bahkan samudera. Kemudian bandingkan lagi itu dengan planet bumi, bahkan tata surya. Tapi ternyata dunia pun masih amat kecil jika dibandingkan dengan akhirat. Hmmmmh :"




 : وَعَنْ المُسْتَوْردِ بنِ شَدَّادٍ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قََالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَا الدُّنْيَا في الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ . فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

Dari al-Mustaurid Ibn Syaddad ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti jari yang dicelupkan salah seorang di antara kalian ke dalam air laut lalu ditarik kembali. Lihatlah, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. HR Muslim.

Allah berfirman,
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al Qasas : 77

Ya, tentu segala sesuatu diciptakan dengan maksud tertentu. Bagitupun kita, makhluk-Nya disertai dunia dan isinya. Di sinilah letak peran kita mengoptimalkan apa yang ada pada diri dan apa yang Alloh sediakan di dunia untuk beribadah kepada-Nya. Lewat peran apapun yang kita mainkan, sebagai apapun, dengan cara apapun, semua harus menjadi bekal kita untuk mempersiapkan kehidupan yang sesungguhnya, yang teramat besar lagi kekal, kehidupan setelah kematian..ialah akhirat.

Semoga yang kecil dan singkat yakni diri dan kehidupan dunia kita, bisa mengupayakan yang besar lagi kekal ialah akhirat dalam jannah-Nya...

The Hippocratic Oath~


Alhamdulillah hari itu, Rabu 5 Agustus 2015 menjadi hari sumpah dokter ini diikrarkan dihadapan Rabb pencipta serta di hadapan kedua orang tua kami beserta guru dan sahabat yang hadir. 62 orang dokter baru telah melafaskan sumpahnya dengan mantap. Semoga akan kami ingat selalu dan resapi maknanya. Bahwa memang ini adalah amanah yang patut kami pertanggungjawabkan, bukan menjadi sebuah kebanggaan apalagi kesombongan, tetapi menjadi pecutan untuk diri agar senantiasa mensyukuri karunia yang telah Alloh beri.

Layaknya resepsi pernikahan, bukan seberapa mewahnya acara, apalagi mahal dan glamour-nya sandang yang dikenakan, tetapi lebih kepada pembuktian kami kepada orang tua, persembahan kami untuk keluarga bahwa inilah bukti perjuangan kami. Bukti cinta kami kepada kedua orang tua yang telah bersusah payah membesarkan, dengan peluh dan cucuran air mata terus mendoakan yang terbaik untuk putra putrinya, dengan sabar senantiasa memberikan pelajaran terbaik melalui pendidikan formal informal yang memakan biaya tak sedikit.

Haru. Haru ketika menyadari bahwa perjuangan ini belumlah usai. Perjuangan ini bukanlah akhir, melainkan awal untuk mulai berkarya, memberikan pengabdian kepada orang tua, keluarga, profesi, bahkan negeri. 

Yang hebat bukan kami, jelas, tentu! Yang luar biasa adalah orang - orang di sekeliling kami, kedua orang tua yang telah melahirkan, guru - guru yang memberikan ilmu dan pengajaran, sahabat - sahabat yang senantiasa menyemangati, serta orang - orang sholih yang senantiasa mendoakan. Ada lagi yang terhebat, Rabb yang Maha Lembut dan Maha Penyayang...

Kami benar - benar kuat karena ada yang menguatkan..
Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Alloh semata.  
"لاَحَوْلَ وَلاَ قوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ "

Oke...perjuangan ini terus dimulai, karena sejatinya kita diciptakan untuk berjuang, bukan untuk mengeluh apalagi menyerah. Berbuatlah sesuatu yang bisa kita lakukan, lakukanlah dengan hati semoga kelak Alloh ridhoi apa - apa yang kita kerjakan dan Alloh kumpulkan kita kembali di syurga bersama orang - orang yang kita cinta.. :') Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin.

Remaja Kekinian


Ada seorang pasien datang ke klinik dengan ekspresi mencurigakan. Perawakannya muda, fase usia remaja muda mengenakan jaket keren dan rambut kece, remaja sekarang menyebutnya dengan istilah "kekinian". Lirikan matanya tampak malu-malu. 

"Eh, bukan dokter yang kemarin ya?" tanyanya. Saya terdiam. Ia melanjutkan, "Mm.. anu dok.. saya udah ke sini 2 bulan yang lalu, ketemu dokter yang satunya. Disuntik. Terus saya ngga ngapa-ngapain. Nah sekarang kambuh lagi dok.."

Ini bukan perdukunan. Tapi pasien ini memaksa saya untuk bertindak seperti itu. Ya, dia belum cerita apa - apa tentang jenis penyakitnya yang 2 bulan lalu itu apa, tapi sudah cerita panjang lebar bla bla bla. Tentu anda juga sudah terpikir kira-kira apa kelanjutannya?

"Kencingnya nanah pak?". "Ia dok.. ada cairan kental gitu dok pas saya kencing. Awalnya putih dok lama - lama jadi kental dan nyeri banget dok. Saya udah tobat. Tapi kok masih sakit ya dok?"

"Bapak 'berhubungan' terakhir kali kapan?". "Saya terakhir kali berhubungan sama pacar saya 2 bulan yang lalu kok dok. Terus karena waktu itu kencing saya sakit saya udah tobat ga gitu lagi. Tapi kok sekarang kambuh lagi ya dok?" Saya masih ragu. Ucapan pasien tidak boleh kita percaya sepenuhnya. Ada asap pasti ada api. Mmm saya cuma bergumam dalam hati ah..sudahlah.

Nampaknya pasien ini membaca wajah kecurigaan saya terhadap dirinya. "Dok beneran saya udah mau tobat, saya mau menikah dengan pacar saya beberapa bulan lagi. Saya harus gimana ya dok..?"

Mmm..singkat cerita pasien ini kemudian saya injeksi ulang dengan kanamycin 2 gram intramuskular bokong kanan dan kiri. Kemudian saya menyarankan ia beserta pasangannya untuk memeriksakan kesehatannya sebelum menikah berupa skrining VCT (untuk HIV) dan memeriksakan duh (sekret) dari kemaluan mereka untuk dilihat di bawah mikroskop di rumah sakit.
Dok. Pribadi. Injeksi kanamycin sulfat

Pelajarannya adalah,
1. Hindarilah zina. Mendekati zina saja kita dilarang, apalagi melakukannya.
2. Jika sudah terlanjur berbuat zina, maka bertaubatlah dengan sungguh - sungguh. Allah maha penerima taubat. 😢
3. Jadikan pribadi anda sebaik mungkin, agar anda dipasangkan Allah dengan sebaik-baik pribadi pula. Bukankah pria baik untuk wanita baik, begitupun sebaliknya?
4. Pedulilah dengan kesehatan diri anda dan calon keluarga masa depan anda nanti. Tidak inginkah anda menikmati hidup dengan anak dan suami/istri anda kelak dengan kesehatan yang prima? So, jagalah kesehatan anda mulai saat ini.
5. Yang terpenting, boleh kok anda jadi remaja dengan label 'kekinian', yang penting tetap istiqamah melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang jelas dilarang, kini hingga akhir nanti..😊

Islamic Festival Lampung University 2015

Siapa yang setuju kalau pekerjaan menunggu itu membosankan? Sebagian besar tentu setuju dengan pendapat ini. Mmm..alasannya beragam, tentu karena ketika menunggu waktu kita terbuang, atau mungkin ketika menunggu kita sering merasa jenuh dan lain sebagainya. Tapi pernah tahu tidak, suka atau tidak suka, kita pun setiap saat sedang menunggu. Menunggu waktu sholat. Nah mindset kita sering dibuat terlena dengan pemahaman "Kita hidup untuk bekerja dan berusaha, sedangkan sholat adalah hal rutin yang mesti kita kerjakan di sela-sela aktivitas kita". Mari kita perbaiki, bahwa yang lebih tepat adalah kita hidup untuk menunggu waktu sholat.

Ya, sholat adalah kebutuhan kita. Sedangkan aktivitas kita diantaranya waktu tersebut adalah tambahan. Jadi, upayakan kegiatan menunggu waktu sholat tadi adalah aktivitas yang juga bernilai ibadah. Sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.

Pembelajaran kali ini saya peroleh dari agenda #IFLU2015 "Islamic Festival Lampung University" yang diselenggarakan oleh UKM Birohmah Universitas Lampung. Kegiatan ini diadakan pada 2-3 Mei 2015.

Kegiatan dilasanakan dalam 2 hari. Hari pertama adalah kajian oleh ustadz Salim A Fillah dengan tema "Aku adalah seorang muslim dan inilah jalanku". Kemudian dihari yang sama pada pukul 13.09 dilanjutkan dengan talkshow keluarga bersama Azhar Nurun Ala dan istri. Keesokan harinya, 3 Mei 2015 dilanjutkan dengan bedah buku yang berjudul "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan" oleh ustadz dengan pemilik akun twitter @kupinang.

Dok.pribadi. Tabligh Akbar Ust. Salim A Fillah
Dok.pribadi. bersama mba Vidia Nuarista

Dok.pribadi. Talkshow Keluarga Azhar Nurun Ala dan Istri

Reportase kegiatan hari pertama silakan baca di blog perawat cantik ini ya: Azhar Nurun Ala Ungkap Resep Bahagia Nikah Muda

Dihari kedua adalah bedah buku "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan". Saya pribadi belum pernah membaca buku ini. Daripada penasaran, baiknya kita berkenalan dengan penulis bukunya dan tentu juga isi tulisannya.

Ustadz dengan nama lengkap Mohammad Fauzil Adhim ini membuka bahasannya dengan sebuah cerita pribadi. Dia mengatakan beberapa hari yang lalu setelah pulang dari kegiatan bedah buku di tempat lain, ia dikejutkan oleh berita bahwa istrinya mengalami kecelakaan dan tulang kakinya retak. Lalu apa yang harus saya perbuat, ujarnya. "Apakah saya harus cemas terburu-buru lalu saya bisa saja mengambil keputusan yang salah. Nah terkadang dalam kondisi tertekanlah kita diuji. Saya kemudian mencoba tenang, saya browsing kira-kira rumah sakit mana dan penanganan seperti apa yang tepat untuk istri saya. Begitulah kita sebaiknya bertindak saat tertekan. Tenang dan bersegera bukan berarti terburu-buru. Sehingga keputusan yang kita ambil pun akan tepat."

dok.pribadi Ustd. Fauzil Adhim

Beliau pun melanjutkan ceritanya, menurut kalian apa ada orang yang minta kepada Tuhannya dengan berdoa ingin celaka. Artinya apa? Artinya memang kita dituntut untuk siap dengan segala kemungkinan cobaan yang Allah uji kepada kita. Tentu dengan menyiapkan hati dan jiwa yang tenang.

Kembali lagi mengenai mencari ketenangan. Ternyata ketenangan itu terdiri dari dua. Pertama ketenangan jiwa dan kedua ketenangan hati. Ketenangan jiwa bisa dicari dengan ridho, sedangkan ketenangan hati diraih dengan berdzikir. Berdzikir yang diutamakan adalah bukan hanya dengan lisan tapi juga dengan hati. Bukan hanya mengejar jumlah dzikir sekian dan sekian, melainkan meresapi makna tiap lafadz yang terucap. Ketika menyebut asma-Nya dengan hati, maka kekuatan berupa ketenangan hati pun akan kita peroleh.

Ngomong - ngomong soal ridho, ada yang tahu apa perbedaan ridho dengan ikhlas? Ternyata kedua kata tersebut punya makna yang berbeda tapi sering salah penggunaannya. Ridho artinya menerima Qada dan Qadar yang telah Alloh tetapkan. Tentu setelah upaya yang kita lakukan dengan sungguh - sungguh, tetapi hasilnya belum tercapai, nah disitu kita kudu ridho. Sebagai contoh, Kita hendak masuk masjid, tentu kita perlu melepas alas kaki. Ternyata ketika kita keluar masjid, sepatu kita hilang diambil orang. Itu artinya kita ridho sepatu kita hilang. 

Kalau ikhlas? Ikhlas artinya melakukan (secara aktif) amal dan atau ibadah semata - mata hanya karena Alloh SWT. Nih, untuk menegaskan kembali, jika sepatu kita hilang dicuri orang, maka kita ridho terhadap takdir-Nya. Itulah perbedaan antara ridho dan ikhlas.

Pernahkah anda risau karena janji yang tidak ditepati oleh orang lain? Atau mungkin malah kita sendiri yang mengingkari janji, baik disengaja ataupun tidak. Nah, ternyata dalam berjanji kita tidak jarang mengucapkan "InsyaAlloh". Ustadz Fauzil Adhim berbagi kepada kita tentang hal ini.

Kata "InsyaAlloh" setidaknya memiliki beberapa makna yang terkadang kurang tepat penggunaannya. Berikut pembahasan ustadz Fauzil Adhim mengenai makna insyaAlloh, diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk memastikan janji
Jika kita berjanji terhadap seseorang yang akan kita kerjakan besok, sebagian ulama menganjurkan untuk mengucapakan InsyaAlloh. Dengan catatan kita sudah berniat sungguh - sungguh untuk mengerjakan hal tersebut.
2. InsyaAlloh bukan pengganti kata "mungkin" atau "bisa ngga ya"
Misalnya hari ini kita sedang berpuasa. Jadi bukan "insyaAlloh kita puasa", tetapi saat ini kita sedang puasa. 
3. Kita sudah yakin 99%
Misal kita akan pergi ke Lampung dan telah membeli tiket penerbangan untuk tanggal tertentu. Itu bisa kita katakan insyaAlloh saya berangakat ke Lampung pada tanggal tersebut.
4. Kita bersungguh - sungguh atau all out
Makna InsyaAlloh berarti kita memang all out untuk memenuhi janji kita. Jadi jangan sampai kita berniat tidak menepatinya, lalu kita katakan InsyaAlloh saya datang.

Bedah buku kali ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Tapi yang menggelitik menurut saya adalah pertanyaan berikut.

Assalamu'alaikum ustadz, perkenalkan nama saya (sebut saja bunga)☺. Saya alumni Unila dan sudah berkeluarga dan memiliki anak. Nah ustadz, saya merasa setelah menikah waktu saya cukup banyak tersita untuk keluarga. Sehari - hari saya mengurusi keluarga dan sebagian waktu lain saya gunakan untuk upgrade diri saya seperti halnya yang saya lakukan hari ini. Yang saya herankan ustadz, setelah menikah saya lebih sering emosional dengan anak -anak saya. Sampai suatu hari anak saya paling bungsu, yang belum masuk sekolah dasar berkata, "Ummi, coba dong Ummi sehariii aja ga marah-marah.." Saya kaget sekali ustadz, ketika diingatkan oleh anak saya. Anak semuda itu bisa mengingatkan orang tuanya, ini tentu jarang dilakukan oleh anak-anak seusianya. Sejak saat itu saya jadi berpikir ustadz tentang sikap saya. Apa ia ya saya seemosinal itu, sampai-sampai anak saya merasa saya berlebihan. Tapi menurut saya, itu semua saya lakukan karena saya sayang dengan mereka, karena saya khawatir dengan anak-anak saya. Atau mungkin juga karena saya lelah sehingga terbawa emosi pada anak-anak. Bagaimana pandangan ustadz terkait ini?

Ustadz Fauzil pun menjawab dengan mengingatkan kita melalui sebuah firman,

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrim [66]: 6)

Anak adalah titipan. Nah ketika Alloh beri kita titipan maka sudah selayaknya kita memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik pada putra putri kita. Ilustrasi beliau seperti ini,

Ada seorang anak yang merengek minta dibelikan mainan yang dipajang di pasar pada ibunya. "Ibu, aku mau dibelikan ituuuuu...ya ya ya..?". Sambil membentak ibunya menjawab, "Ga boleh, ibu lagi ga ada uang, lagian mainan kamu kan udah banyak..". Tak ayal sang anak pun makin merengek kencang dan terus meminta kepada ibu. "Mau ya bu, aaaaahh..mau ya bu..". "Kalo ibu bilang ga boleh, ya ga boleh..ibu ga ada uang!"

Belum berhenti tangis sang anak, tiba-tiba datanglah teman lama sang ibu ke toko di mana anak dan ibu ini berada. "Eeh, gimana kabarnya Jeng? Lagi ngapain sama anakmu?". "Alhamdulillah aku sehat, ini lagi nemenin anakku cari mainan."

Sang anak punya ide bagus, dia coba merayu sekali lagi ibunya "Bu, aku mau ya dibeliin mainan itu..". Ekspresi ibu mendadak berubah, dari melotot menjadi sumringah. Dari membentak jadi melembut. "Oh ia nak, nih uangnya (sembari mengeluarkan uang dari sakunya), ini untuk beli mainan itu yaa.." Kemudian ibu kembali mengobrol dengan teman lamanya itu.

Apa pelajaran yang bisa anak itu ambil?
  1. Oh artinya ibu bohong, katanya ga punya uang, tapi buktinya ada uang di saku bajunya. Dusta itu indah.
  2. Oh artinya kalau minta sesuatu ke orang lain, cara menanggapinya adalah dengan kasar atau marah - marah.
  3. Oh ternyata semua orang itu bisa dipercaya ya, kecuali ibu. Naudzubillah.


Jadi dari ilustrasi tadi kita bisa belajar :
  1. Anak itu amanah yang merupakan titipan Alloh dan kita harus semangat menjaganya dengan penjagaan sebaik-baiknya. Dan sebaik-baik penjagaan adalah dengan memberikan pemahaman agama yang baik pada anak. 
  2. Kita harus tegas dalam mendidik anak. Tegas bukan berarti keras. Jika memang kita harus katakan tidak terhadap sesuatu, sampaikan dengan halus namun konsistenlah akan hal itu. Penting juga diingat bahwa harus ada kekompakan antara ayah dan ibu dalam bersikap. Jangan sampai ayah bilang ya, tapi ibu bilang tidak atas permintaan anak. Ini akan menimbulkan dualisme dalam pendidikan anak dan tentunya anak akan mengalami kebingungan.
  3. Semua adalah bentuk ibadah kita kepada Sang Pencipta, sehingga ketika kita mengingat hal tersebut, maka kita akan menjalani proses mendidik anak dengan ketenangan hati dan tanpa keluh kesah.

Wallahu a'lam bissawab 


كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap diri kalian adalah penggembala, pendidik juga pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang penggembalaannya, kependidikannya, dan kepemimpinannya.” (HR. Bukhori: 2354 dan Muslim: 4701)







Muscina 2015 #1

28 Maret 2015


Tahun lalu merupakan perkenalanku dengan FLP Bandar Lampung bersama Mba Maya dan Mba Naqiyyah Syam dalam acara Muscina 2014. Dalam acara tahunan (FSI) Forum Studi Islam Ibnu Sina, Muscina kali ini tampil jauh lebih baik. Materi yang diusung semakin menarik, Kalahkan Pesona Bidadari Syurga. #aseeek :) penasaran? 

Jelas, saya pun penasaran. Sebenarnya broadcast via bbm, sudah sampai jauh - jauh hari beberapa minggu sebelum acara. Tapi tetap saja, namanya seorang nora, kalau ga spontan, ga greget kayaknya. hehe. Ya, akhirnya sabtu pagi, bangun dan loncat dari tempat tidur berangkat ke kampus dan beli tiket on the spot. hehe. Mandi dulu kok sebelum berangkat..tenang tenang..

Ada 3 pemateri :
dr. Ratna Dewi, Sp. OG - Muslimah cerdas menyaring informasi kesehatan organ reproduksi
Dra. Hj. Husna Hidayati, MHI - Siapkan dirimu, calon ibu hebat!
Meyda Sefira - Muslimah shaleha, cerdas, dan supel


Materi pertama~
Siapa tak kenal dokter spesialis kandungan ini? Sudah jelita, ramah, pintar, sholeha pula. Sejak pendidikan koas di RSAM aku sudah mengagumi beliau. Nah, hari itu beliau memulai materinya dengan mengungkapkan fakta - faka mengejutkan.

Dari sumber data BKKBN menyebutkan bahwa 63% remaja pernah berhubungan seks di luar nikah, 3 juta perempuan diantaranya telah melakukan aborsi. Itu yang tercatat bung...! Bagaikan fenomena gunung es, tentu ada sekian ribu atau mungkin juta yang tidak tercatat :" Miris, miris sekali, ini terjadi di sekitar kita. Nanti saja kita bicara soal data nasional, pengalamanku ketika koas saja di bagian forensik, setiap hari tidak kurang 1 orang yang datang untuk minta visum keperawanan...ada yang mengaku diperkosa, diajak pacar ke pantai, dipaksa, atau "terlanjur'. Ya, itulah fakta yang terjadi di lapangan, semoga Alloh melindungi kita dan keluarga kita..aamiin.

Kira - kira di mana masalahnya? Ada input - proses - lalu output. Nah, setiap remaja tentu mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi berupa pendidikan seks (ICPD-Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, 1994). Tapi yang amat disayangkan, pesan yang ditangkap haruslah tepat. Pendidikan seks tidak ditujukan untuk mengajarkan mereka tentang hubungan seks, namun memberi pengetahuan tentang upaya yang perlu mereka tempuh untuk menjaga organ reproduksi mereka.

Bagaimana cara menjaganya? Ada aturan yang sudah Alloh tetapkan dalam surat cinta-Nya, al Quran

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”. (QS. an-Nur [24]: 30-31)


dok.pribadi (dari kiri: dr. Ratna Dewi, Sp.OG, ummin Husna, teh Meyda)

Materi kedua~
Materi selanjutnya to be continued aja yaa.. biar bisa bernafas bacanya..

dok.pribadi. Sesi tanya jawab




Kelak Yang Kita Rindukan #2 - Edisi Berjuang

Sudah hampir 3 bulan menanti yudisium selanjutnya, akhirnya hari itu Selasa, 13 Januari 2015 kegalauan kami terjawab sudah. Setelah sempat jatuh pada fase depresi ringan (karena gagal stase, read: Kelak yang Kita Rindukan #1) dan kemudian bangkit lagi, akhirnya kami bisa juga diyudisium untuk kemudian bisa mengikuti UKMPPD (Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) batch 1 Februari 2015.

Setelah mendapatkan selembar kertas kelulusan yudisium, kami segera melengkapi berkas-berkas persyaratan untuk mendaftar UKMPPD. Hari itu juga ba'da magrib kami segera cus ke Jakarta untuk mempersiapkan ujian kami. Ala - ala bagpacker biar irit haha..

dok. pribadi Yudisium RS Abdul Moeloek
dok. pribadi Yudisium bersama Dokter Pengajar kami yang begitu luar biasa
dok. pribadi para bagpacker

Perjalanan kami malam 14 Januari itu luar biasa. Masing - masing kami membawa paling tidak 2 tas yang bervariasi, berukuran sedang sampai besar, isinya baju dan kertas tapi kaya bawa batu, hehe. Beneran berat banget. Kita bawa buku dan kertas - kertas yang kalau dikardusin mungkin ntah udah berapa dus. Yang bawa koper tentu tertolong karena ada roda koper, tapi dengan lugunya aku malah bawa tas mudik yang perlu dijinjing..(sok jago karena dikira awalnya ga akan jalan jauh, jadi cukup tas mudik aja..) :'( Dan nyatanya, perjalanan dari bus - bakau - merak - ke bus lagi itu, lumayaaaaan.. bahuku rasanyaa..berkedut hehe.

Kami tiba di Jakarta pagi hari, kemudian segera menuju rumah Jahe di daerah condet Jakarta Timur. Setelah sampai di rumah jahe, bahuku mulai berkurang frekuensi berkedutnya, tapi kini mata yang benar benar berat. Oke hari pertama di Jakarta untuk istirahatin badan dulu dan terutama untuk si bahu! 

Nah, jadwal pembimbingan belajar kami mulai tanggal 15 Januari - 28 Januari 2014. Hari - hari di Jakarta membuatku banyak berpikir bahwa kehidupan di ibukota memang keras. Tipsnya memang harus banyak senyum, perjalanan macet senyum; bawa motor lalu diklakson mobil dari belakang senyum aja; ada lagi, ga dapet tempat duduk dan diketekin orang yang berdiri di sebelah kita di busway, senyum aja; woles pokoknya.. Karena kebahagiaan kita jangan sampe tercemar dengan keadaan lingkungan kita. Toh kita yang memutuskan kebahagiaan kita sendiri. Sepakat ya?

Ia, itu baru perjalanannya, yang lebih penting adalah proses belajarnya. Perjalanan kami dari rumah menuju ke tempat bimbingan kurang lebih 30 menit-1 jam. Pulang pergi bisa 2 jam. Lama bimbingannya kurang lebih 3-4 jam setiap pertemuan. Jadi sepanjang hari kami bisa ada di luar rumah. Seru... Selesai bimbingan, kami ber-6 lanjut lagi fighting di rumah jahe untuk corat coret kertas yang udah dijinjing jauh - jauh dari pulau seberang.

dok. pribadi fight~
dok.pribadi edisi berjuang busway
dok. pribadi kuyuk yaah :"
dok. pribadi satu tujuan : LULUS
dok. pribadi Thanks Kk Venny

dok.pribadi terobos hujan

dok.pribadi @bakmi golek
Pengajar kami bernama Kak Venny Beauty, beliau adalah residen Patologi Klinik UI. Orangnya supel, pinter, cantik, ramah, dan rendah hati. Kami bersyukur mendapat pengajar yang kece, tetap sabar mengajari kami yang masih banyak kurangnya, bersedia menjawab pertanyaan - pertanyaan kami yang ngga sedikit hehe, belum lagi kami murid - murid yang paling cepet ngabisin snack di kelas. Dasar, doyan apa laper ya?? :) tapi, pengalaman belajar nya memang begitu berkesan, dan semoga ilmunya juga menjadi ilmu yang bermanfaat kelak.


****


dok.pribadi One direction : PASS !
(dari kiri: Muslim Thaher, Ayu Zahera Adnan, Intan Octaviani, kak Venny, Elis Sri A, aku, dan Raden Dicky)

Sebelum menutup catatan ini, baru saja aku membaca postingan penulis muda berbakat, Rinta Wulandari:  Thallasemia Survivor, Dibilang Pucat Seperti Tembok: “Akumah Maafin dari Awal” 

Jujur, perjuangan yang aku ceritakan pada tulisanku di atas tidaklah ada apa-apanya. Tidaklah bisa dibandingkan dengan perjuangan kalian, para thallaemia survivor. Haru sekali rasanya, ketika mengingat perjuangan kalian, miris sekali rasanya, kalian memang mungkin memiliki keterbatasan secara fisik, tapi jelas pelajaran yang kalian beri pada kami sangatlah besar! :'(

Usia kalian jauh di bawah kami, postur badan kalian pun mungkin di bawah rata - rata rekan seusia kalian, atau bahkan ada sebagian orang yang menatap picing pada kalian. Tapi bersyukurlah dik. Allah selipkan hikmah yang besar pada diri kalian, Allah tentu lebihkan kalian melalui kasih sayang-Nya yang tak ternilai. Kasih sayang-Nya yang bisa kalian rasakan dari kasih sayang kedua orang tua kalian yang senantiasa sabar merawat, melalui sahabat - sahabat seperjuangan yang senantiasa memberi motivasi, melalui keluarga dan rekan yang tentu juga tak sedikit jumlahnya yang mendukung kalian, yang senantiasa mendoakan kalian agar tetap fighting dan menjalani hidup dengan optimis.

Oke, akhirnya catatan ini ditutup dengan perenungan bagi diri, untuk menghapus keluhan, lalu menggantinya dengan mimpi diiringi upaya semaksimal mungkin dalam mencapainya. Semoga Alloh ridhoi pencapaiannya.

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" QS Al An'am : 59
Kenangan - kenangan indah dari perjuangan adalah kejutan - kejutan dalam perjalanan menggapainya. Butuh sedikit kesabaran saja dalam kebaikan, lalu bersiaplah merayakannya di akhir sesudahnya, SURGA. - Gamal Albinsaid

Ranah Minang

dok. pribadi Rumah Gadang
Penguhujung Desember 2014 lalu, tepatnya 25 Desember 2014 tiba juga langkahku di ranah minang. Tanah yang menjadi kota kelairan gadis manis satu ini, #eh udah jadi nyonya yaa :) ya Nyonya manis ini perkenalkan, dr. Rinavi Adrin.

5 tahun, lebih beberapa bulan aku mengenal nyonya ini, hehe. Tinggal satu atap tapi beda pintu kamar, satu angkatan tapi ngga pernah satu stase pas kepaniteraan klinik (koas). Sering curhat, tapi pernah juga berantem, hehe. Inget kisah sedih kita Rin? Waktu aku ketok pintu kamar, ungkapin kekesalan, lalu kita bertangis ria? hehe. Alhamdulillah masalah kemudian clear. Ah, cengar - cengir sendiri kalo inget kisah kasih bersama nyonya satu ini..hehe.

Nah, hari berganti hari, #tsaaah, emang bener.. Tahun pun berganti tahun, nampaknya atap kamar kita jadi saksi bisu perjalanan cinta, hehe. #lebay.. ya, tak terasa kau pun beranjak dewasa. Seorang pria dari tanah seberang kemudian meminangmu...Senang, bangga, haru, bercampur jadi satu saat itu. Tak ada yang bisa aku beri, selain mendoakan semoga Alloh hadiahi kepada kalian berdua sakinah, mawadah, warahmah.

Pagi itu, 26 Desember 2014 sekitar pukul 10.30 terguncang arsy-Nya, kala janji suci itu diucapkan, pun dengan hati ini, jujur..haru. Terselip doa di dalam hati agar keberkahan menyelimuti. Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh, telah memberikan kesempatan untuk menjadi saksi, betapa besar karunia-Nya, yang telah menyatukan dua hati dalam janji ikatan suci.


dok. Pribadi. (dari kiri: Lili, dr. Darwis, dr. Ririn, dan dr.muda --" Nora hehe)
Oke, terimakasih banyak kepada keluarga besar ririn dan mb resi yang sudah menampung musafir ini seorang diri, hehe. Semoga Alloh membalas kebaikan - kebaikan kalian semua. Terima kasih atas banyak ilmu dan pengalaman yang menjadi hikmah di penghujung tahun ini. Semoga Alloh mudahkan pula mb resi untuk menggenapkan separuh agamanya di Januari 2015 ini, dan Alloh jadikan kalian sepasang insan yang saling melengkapi kebahagian di dunia dan akhirat. Aamiin

dok.pribadi. Mb resi dan Uda Piton

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” [Al-Hujuraat : 13]






The Success Puzle

Masih suka menggunakan kalimat tanya, "kenapa ya kok begini?", "coba tadi kalo...", dan berbagai kalimat perandaian lainnya. Coba deh dipikir - pikir, cape lho begitu, bikin galau. #sama, aku juga.

Berapa banyak coba energi yang kita habiskan unuk mengeluh, waktu yang kita habiskan untuk mengumpat, atau bahkan air mata yang tumpah untuk menyesali, move up kawan...masa depanmu di depan sana masih cerah, cukup kau ungkapkan saja pada yang Maha Kuasa, rendahkan diri menengadah memohon pada-Nya. Selepas itu, kita mesti kuat, cukup tebar manfaat pada dunia, tidak dengan keluh kesahmu. 

Sebelum bilangan tahun berganti, ada banyak tugas yang belum kita tuntaskan. Banyak amanah yang belum kita tunaikan, banyak pula hutang yang mungkin belum kita lunasi, atau bahkan banyak pula hati yang sempat terlukai. Semoga Alloh mudahkan kita untuk menyempurnakan itu semua dan menjadikannya sebagai puzzle utuh nan cantik suatu hari nanti. 

Nikmati prosesnya, resapi peluhnya, kelak perjuangan ini akan menjadi kisah indah yang mengiringi perjalanan kesuksesan kita, bukan hanya sebagai pribadi yang sukses, tapi juga sebagai keluarga. Bukan juga hanya kesuksesan sementara di dunia, melainkan juga kesuksesan hakiki di akhirat kelak...


dok. pribadi. renungan

Your Great Desain




You create a great desain for us, your creation. Sungguh Tuhan, kami adalah salah satu karya-Mu yang Engkau titipkan amanah di muka bumi ini untuk beribadah hanya kepada-Mu. Maafkan kami bila belum memaknai secara benar tujuan penciptaan-Mu. Belum menjalankan peran secara tepat, sesuai dengan tuntunan-Mu. Kami percaya Tuhan bahwa tidak ada sesuatu pun yang engkau hadirkan dengan sia -sia. Sedih, senang, luka, tangis, dan tawa, ah, semua itu tentulah atas izin-Mu.

Bukankah pun sehelai daun yang gugur dari rantingnya atas izin-Mu?
Tepat sekali, terimakasih Tuhan, Engkau kembali berikan kami makna kehidupan yang memang kami tahu harus kami bayar mahal dengan kesungguhan usaha dan kejernihan hati untuk meresapi pelajaran dari Mu.


Surah 23, Surah al-Mu’minun (Orang Yang Beriman)
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  1. Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman.  
  2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam solatnya.  
  3. Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia.
  4. Dan orang yang menunaikan zakat.
  5. Dan orang yang menjaga kemaluannya.
  6. Kecuali terhadap isterinya atau hambanya; maka tiadalah tercela.
  7. Tetapi barang siapa mencari selain yang demikian itu (zina dsb), maka merekalah orang yang melampaui batas.
  8. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.
  9. Serta orang yang memelihara shalatnya. 
  10. Mereka itulah yang akan mewarisi,
  11. Yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Ngilmu di Hari Minggu

Minggu, 15 Juni 2014, Bandar Lampung pagi ini diguyur hujan. Hari ini ada agenda ngilmu di Bambu Kuning Square bersama Mb Tya dan Elis. Family Entertraining, Muhammad Teladanku (FEMT 2014). Gerimis ini tidak menghalangi kami untuk berangkat. Tiba di lokasi, kami kemudian segera registrasi dan mengambil seminar kit, kemudian siap untuk "ngilmu".

Masuk balai, disambut dengan lantunan shalawat nabi. Subhanallah, cuma satu kata. Sejuk..! :') Kemudian master of ceremony membuka acara, dilanjutkan dengaan tilawah Al-Qur'an. Acara FEMT 2014 ini merupakan pagelaran yang mengenalkan keteladanan sosok Rasullullah SAW kepada keluarga Indonesia. Pagelaran ini dikemas secara apik dalam bentuk perpaduan antara multimedia, mnolog, teatrikal dan lagu.

Pagelaran ini dimeriahkan oleh Bunda Kurnia Widhiatuti, praktisi parenting dan ustadzah di instansi dan perkantoran; Bunda Neno Warisman, aktivis pendidikan dan pemerhati masalah anak; Kang Nugie Al Afghani, entertrainer religi dan IIBF Business Coach, Munsyid Harry BPM, dan Cahya Ruwanda.

dok. pribadi. Family Entertraining-Muhammad Teladanku
dok.pribadi peserta FEMT Bandar Lampung
Indonesia, negara dengan ummat Muslim terbanyak di dunia, menjadi salah satu potret kehidupan Muslim saat ini. Potret kehidupan di mana pemberitaan di media massa didominasi oleh kasus - kasus korupsi, phedopilia, kasus pelegalan prostitusi, serta adu argumen bercampur prasangka mengenai sosok calon pemimpin bangsa. Lelah rasanya, kita sebagai penikmat berita. Nampaknya kita sudah jauh dari gambaran ideal sosok teladan, Rasullullah SAW.

Gambaran akhlak Rasulullah-lah yang mestinya ada dalam keseharian kita. Dari mana kita memulainya? Bila kita sungguh - sungguh memperbaiki akhlak kita, keluarga kita, masyarakat kita, bangsa kita. InsyaAllah mimpi kita untuk menjadikan bangsa ini menjadi hebat akan tercapai. Man Jadda Wajada.

Mari kita renungkan, sudah seberapa jauh kita mengenal Beliau? Sudah berapa banyak kita mengenal perjalanan hidup atau sirah Beliau? Atau berapa banyak sunnah Beliau yang sudah kita terapkan? :"( Belum terlambat untuk kita terus berbenah. Tak ada yang instan, semua membutuhkan niat lurus dan usaha. Baiknya memang kita niatkan untuk terus belajar, merenungkan perjalanan hidup Rasullullah SAW. Betapa Beliau sejak masih bayi hingga menjelang dewasa, hidupnya dipenuhi dengan hikmah dan pencapaian yang luar biasa. Betapa Allah SWT telah menyiapkan Beliau dengan sempurna tahap - tahap kehidupannya yang begitu memikat, sebagai persiapan Beliau sebelum diangkat menjadi utusan dan pemimpin umat.

Namanya Muhammad bin Abdullah. Ia adalah keturunan Ismail bin Ibrahim, dua orang utusan Allah yang membangun tempat suci di Mekah, Kakbah. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Ia adalah jawaban Allah atas doa Nabi Ibrahim yang berharap agar keturunannnya juga diutus sebagia nabi dan rasul.

Ketika Rasullulllah menerima wahyu untuknya pertama kali, Beliau tak pernah menyangka dirinya yang dulu adalah seorang penggembala ternak milik tetangganya ternyata menjadi manusia pilihan Allah sebagai Rasul terakhir yang kemudian mengemban tugas besar untuk membimbing ummat manusia menuju jalan yang diridhai Allah SWT.

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-'Alaq (96):1-5) "

Dialah Muhammad SAW, sang utusan Allah. Desah napasnya adalah kasih sayang yang tak terhingga untuk kita. Desir nadinya menjadi harapan yang membuncah agar kita menapaki jalan yang telah Beliau contohkan. Sabdanya adalah cahaya yang menerangi malam - malam kita. Akhlaknya adalah teladan yang mengantar kita menuju pintu kebahagiaan.

Adakah hati kita tergerak untuk mengikuti jalannya?

dok. pribadi. Bersama Bunda Neno Warisman

dok. pribadi Bunda Kurnia Widhiatuti


Tentang Pesta Demokrasi

Sumber: dok. pribadi
Kurang lebih 1 minggu yang lalu, 9 April 2014 menjadi hari pesta demokrasi bagi bangsa Indonesia. Banyak yang menggunakan hak pilihnya, tak sedikit pula yang enggan menggunakan hak pilihnya. Sebagian bersemangat menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin mereka, sebagian ada yang memilih menjadi golongan putih (golput), atau bahkan tetap memilih namun dengan merusak surat suara agar surat suaranya tidak disalahgunakan. :") Asal kita saling menghargai, it's ok.

Mungkin sebagian kita sudah pernah mendengar filsafat Jerman, Bertolt Brecht
Sumber: http://alwaysquestionauthority.com

Menarik, kurang lebih artinya begini..
"Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa, dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional." - Bertolt Brecht (Penyair Jerman).

Fenomena mengutuk politik ini marak terdengar akhir - akhir ini. Namun dengan kerendahan hati, izinkan saya mengulas dari sedikit yang saya tahu.

Saladin (dalam ejaan bahasa Arab: Shalahuddin Yusuf bin Ayyub), Sultan Mesir dan Suriah pada tahun 1187 menyerang kerajaan tentara Salib, adalah pemimpin muslim yang paling dikenal di Barat. Beliau memiliki reputasi yang baik di mata kawan dan lawan, bukan karena keahlian militernya tetapi juga karena integritas, kesopanan, dan sifat ksatria. Saladin menjadi salah satu teladan pemimpin Muslim ideal.

Suatu hari, Saladin akan memeriksa seluruh pasukan dari ujung sayap kanan ke ujung sayap kiri, menciptakan rasa persatuan dan mendorong mereka agar maju dan berdiri tegak pada waktu yang tepat. Jika pasukannya sudah bertarung dengan pasukan musuh, Saladin akan berkuda sepanjang barisan pasukannya, di tengah hujan panah, hanya ditemani seorang pembantu yang membawakan kuda cadangan. Bisa kita perhatikan bahwa Saladin berada di daerah berbahaya, namun ia menghindari mengadu nyawa sia - sia dengan bertarung langsung. Itu bukan tugas seorang Jendral. Dengan berada di tengah - tengah prajurit, Saladin membuat prajurit - prajuritnya mantap lagi tenang. Keberadaanya menginspirasi, jendral yang meninggal tidak bisa melakukan itu.

Selama gencatan senjata dengan Pasukan Salib tahun 1191 dan 1192, Saladin juga melakukan penguatan terhadap pertahanan kota Yerussalem, yang oleh bangsa Arab disebut dengan Al-Quds, Kota Kudus. Saladin berkuda ke sana dari perkemahannya sebelum fajar, dan beliau tidak pulang hingga larut malam. Dia menghabiskan sebagian waktu malam untuk mengurus berkas- berkas. Pemimpin harus penuh energi! Dia mengawasi sendiri masalah pembangunan. Bahkan ikut mengangkut batu, dan semua orang, baik kaya dan miskin, mengikuti contohnya. Seperti Rasullulloh SAW, Saladin memimpin dari depan.

Tidak lama sebelum wafatnya, Saladin menulis surat yang berisi nasihat kepada putranya, yang akan diangkat menjadi gubernur pertama kali. Dari surat ini mampu menggambarkan falsafah kepemimpinan beliau, Saladin:

Hindari pertumpahan darah, karena darah yang tertumpah tidak pernah tenteram. Cobalah merebut hati rakyat, dan perhatikan kemaslahatan rakyat. Karena Engkau ditunjuk ALLAH dan aku untuk membahagiakan rakyat. Cobalah untuk merebut hati emir, menteri, dan bangasawan. Aku telah mencapai kedudukan yang tinggi, karena aku dapat merebut hati orang dengan kelembutan dan kebaikan.

Ketika Saladin meninggal, pada 3 Maret 1193 di Damaskus, tempat dia juga dimakamkan, tabibnya menulis:
"Semua orang berduka untuknya, seolah mereka menangisi kepergian seorang Nabi. Saya belum pernah melihat penguasa lain yang kematiaannya begitu menyedihkan rakyat, karena dia dicintai semua orang, Muslim  maupun kafir."

Perhaitkan  pula sudut pandang Ibnu Khaldun, Kitabul Ibar (Sejarah Alam Semesta). Mengenai orang - orang Badui penghuni gurun, Ibnu Khaldun punya pendapat. Di satu pihak Ibnu Khaldun menyebut mereka "Bangsa paling biadab di bumi, yang merampas dan merusak | kalau bisa tanpa perlu bertarung atau membahayakan diri." Di  lain pihak Ibnu Khaldun menulis, "Jelas orang Badui lebih dekat dengan kepada kebaikan daripada penduduk kota."

Itu yang menjadikan orang Badui bukanlah penduduk yang mudah dipimpin. Mereka tidak terbiasa dengan bekerja secara kelompok dan cenderung individualis. "Semua orang Badui mau menjadi pemimpin," tulis Ibnu Khaldun. "Hampir tidak seorangpun yang mau mengalihkan kekuasaan kepada orang lain, bahkan kepada ayah, kakak, atau anggota tertua keluarganya." 

Namun Ibnu Khaldun memperhatikan bagaiman Islam mempunyai kemampuan untuk mengubah sifat orang Badui yang kurang sopan, membanggakan diri, dan selalu ingin memimpin. Ketika agama hadir di tengah mereka, "Sifat sombong dan iri meninggalkan mereka". Meskipun begitu, anggota suku pengembara tetap memerlukan gaya kepemimpinan tertentu. "Pemimpin mereka perlu memperhatikan semangat kelompok yang diperlukan untuk mempertahankan diri. Oleh karena itu pemimpin Badui terpaksa memerintah mereka dengan lembut dan meilih menghindari memusuhi mereka. Kalau tidak, dia akan sulit menggalang semangat kelompok, sehingga dia sendiri berikut pengikutnya akan celaka."

Ibnu Khaldun menganggap bahwa memang terdapat kaidah dasar manusia, bahwa fitrah manusia itu menyukai bekerjasama. Yang penting bagi keberhasilan kerjasama adalah suatu yang disebut olehnya sebagai ashabiyah atau "Semangat kelompok". Kelompok yang memiliki ashabiyah yang kuat, dapat lebih unggul dibandingkan kelompok yang lain. Pemimpin yang bisa mengarahkan semangat kelompok sebaik mungkin, akan lebih dari pada saingan - saingannya, bahkan mampu membentuk dinasti dan negara baru.

Namun, menurut Ibnu Khaldun, sejarah menunjukkan bahwa keberhasilan akhirnya mendatangkan kemewahan dan kemerosotan dalam kehidupan menetap, ashabiyah melemah, dan dunia perkotaan menjadi terancam oleh bangsa - bangsa pengembara yang bisa menggalang ashabiyah  lebih kuat. Tidak diragukan lagi, perkara - perkara itu termasuk yang dibahas  Ibnu Khaldun dengan Timur, pemimpin laskar pengembara dan penghancur kota - kota. Jadi, sejarah kerajaan - kerajaan ibarat perputaran roda. Muqaddimah Ibnu Khaldun pada akhirnya menjadi refleksi tentang kekuasaan.

Seperti itulah, Ibnu Khladun memang menghubungkannya dengan kepemimpinan, tetapi beliau mengutamakan kelompok dan naik turunnya kekuasaan atau semangat, bukan pada sifat kepemimpinan pemimpin. Pemimpin tidak bisa tetap efektif kalau pengikutnya sudah kehilangan ashabiyah. Bisa kita pahami, bisa saja kita membesar - besarkan peran satu atau beberapa pemimpin dalam keberhasilan suatu kelompok. Tapi, faktanya kepemimpinan hanyalah satu faktor, walaupun diakui penting.

Sepuluh prajurit yang dipimpin dengan bijak,
akan mengalahkan seratus prajurit tanpa pemimpin. 
EURIPIDES

Di perang Badar, 300 Muslim menang melawan 1.000 prajurit Mekkah. Kaum Muslim bukan hanya menang karena memiliki pemimpin yang hebat, tetapi juga karena ashabiyah mereka yang jauh lebih besar daripada musuh.

Betapa kita bisa banyak belajar dari sejarah. Bahwa ada peran kita terhadap pembangunan bangsa ini, Bangsa Indonesia. Ada peran kita sebagai warga negara Indonesia yang mesti kita tunaikan, mesti kita terlibat di dalamnya, karena kita merupakan bagian dari bangsa ini. Negara ini punya warga negara, yang memiliki fungsi - fungsi tertentu yang harus dilakukan. Dalam konteks ini "fungsi" ini artinya perilaku, kata - kata, atau tindakan apaun yang memenuhi kebutuhan atau bisa disebut sebagai ranah tanggung jawab kepemimpinan. Dan setiap fungsi bisa dilakukan dengan tingkat kecakapan tertentu.

Visi tanpa tugas sekedar impian,
Tugas tanpa visi sekedar bersusah payah,
Visi disertai kerja dapat mengubah dunia.
ANONIM

Bagaimana? Sudah mulai menemukan titik terangnya? Semoga ada hikmah yang bisa kita ambil bersama.
Ketika pemimpin - pemimpin besar seperti Rasullullah Muhammad SAW menginspirasi pengikutnya, adakalanya inspirasi juga seringkali berlaku sebaliknya. 

Sumber: dok. pribadi


Kepustakaan:
Adair, Jhon. Kepemimpinan Muhammad. 2010. PT Gramedia. Jakarta.

Bimbing Kami Rabbi

Di penghujung malam ini tampak tak ada yang berbeda..
Hitungan terhadap batas waktu kita di dunia ini terus berjalan mundur. Sampai pada batas waktu yang tidak seorang pun dapat memajukan atau memundurkannya barang sesaat. Semoga kita termasuk umat-Nya yang siaga akan hal ini, terus menyiapkan bekal untuk menghadapi hari kemudian. Hidup di dunia bagai sehari atau bahkan setengah hari saja. Allah SWT berfirman,
"Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah kepada orang - orang yang menghitung." Allah berfirman, "Kamu tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau sesungguhnya kamu mengetahui." QS Al-Mu'minun:112-114


Aku kembali berpikir, apa yang bisa aku lakukan. Betapa banyak target - target dunia kita yang belum tercapai, kemudian kembali muncul pertanyaan. Benarkah target kita itu dapat menjadi bekal kita untuk akhirat kelak? Jangan sampai itu semua melenakan kita untuk menghabiskan waktu dunia kita, namun tak jua  menambah perbekalan kita akan kehidupan yang lebih abadi.

Ingin jadi A, ingin seperti B, ingin ingin punya C, ingin pergi ke D, dan lain sebagainya yang sifatnya duniawi. Mungkin aku mesti koreksi kembali itu semua dengan pertanyaan mendasar bahwa untuk apa itu semua? Benarkah diniatkan karena-Nya, bukan karena makhluk-Nya? Mari kita luruskan kembali. Tak mudah memang, tapi kita bisa untuk memperbaikinya.

Pencapaian - pencapaian itu indah jika kita niatkan karena-Nya. Karena pencapaian itu bukan untuk "aku" tapi untuk "kita". Indah jika kita bisa memberikan banyak manfaat untuk orang - orang di sekeliling kita. Indah jika kita mampu menghebatkan orang lain. Indah jika akhir kehidupan kita kelak berakhir dengan baik, khusnul khotimah :') Aamiin 

Semoga Allah ridhoi kita untuk terus memperbaiki diri, dimudahkan untuk beroleh ilmu yang manfaat, dimudahkan untuk menerima hal - hal yang baik, dan diringankan untuk beribadah kepada-Nya. Semoga kelak Allah ridhoi kita kembali berkumpul bersama dalam Jannah-Nya. Sungguh, bimbing kami Rabbi.. 

Selamat Pagi Hati


Selamat pagi hati..

Sepertinya aku tahu bahwa kau sedang sendu,

sendu akan kepergian kakekmu.

dalam sendu pun aku tahu,
masih ada yang kau bisa lakukan untuknya..
berdoa! ya, hanya doa yang mampu hati berikan..
hanya doa yang mampu menembus semua batas, ruang dan waktu.


Selamat pagi hati..
Aku tahu kali ini hati semakin paham bahwa waktu kita amat berbatas..
Tak pasti kapan batasnya, yang jelas pasti datangnya.
Untuk itu hati, kupesankan padamu agar mempersiapkan kedatangannya,
Waktu di mana akan tiba batas itu.
Dan kala itu tiba..
Hati mampu bicara, raga mampu bicara, terkecuali bibir.
Ya, harap ku padamu hati, semoga kau luruskan semua niat, niat dalam berbuat.
Sehingga amal yang lain pun menjadi berarti. Ya, padamu hati, kupercayakan itu semua.


Selamat pagi hati..
Boleh kutebak apa yang sedang kau rasakan?
Gundah bukan?

Apa yang kau gundahkan pun sebenarnya engkau tak paham..
jadi sudahlah hati, cukup gundahkan saja masa depanmu yang belum pasti itu.
Cukupkan rasa itu dengan terus lakukan perbaikan diri.
Ikhlaskan perubahanmu, mulai saat ini.
Yakinkan dirimu bahwa perubahan dirimu amat penting untuk masa depanmu..
Janji ya hati? janji untuk tidak menggundahkan rasa yang kurang penting.
Rasa yang sebetulnya tak perlu kau gundahkan,
cukup dengan kau pasrahkan pada Sang pencipta, Pencipta Rasa.


Semoga akan ada jawaban dari kegundahan ini..
Kegundahan yang sengaja pasti Allah ciptakan agar manusia berpikir!
Berpikir dengan akalnya, dan merasakan dengan hatinya.
Agar benar menjadi seutuhnya hamba yang diridhoi-Nya.....