"Cabe?"

Seaktualnya saya males loh ngetik ini. Udah lama ga ngetik terus ditodong ngetik diminta cerita tentang sebuah cabe. Cabe ini seperti yang banyak orang tau. Ngga pedes tapi panas. Hot! Dan cabe ini belum bisa dipastikan berimbuhan -an.
Sebut saja 'Si K' (Sika). Sika ini mau ga mau harus mengaku dengan kami mengenai apa yang telah dilakukannya. Inilah pengakuan fenomenalnya :

Sika mengaku mempunyai akun facebook dan sering mengupdate status dan men-share foto seperti kebanyakan anak SMP lainnya. Suka berdandan dan punya banyak teman. Sika mengaku suka bercerita (dan akhirnya memang terbukti kesukaannya nyata), dan yang paling HOT! Sika sudah melakukan hubungan badan dengan seorang yang dikenal dari facebooknya.

Menceritakan secara detil untuk dipubilkasikan di internet kurang oke rasanya. Tapi, setiap dokter muda yang sedang koas pasti punya pengalaman visum asusila seperti ini. Uniknya dari anak ini, saya dan teman saya dapat belajar banyak hal. Like every wise person said "pengalaman orang lain adalah pelajaran berharga (Apalagi pengalaman buruk!)", well, here's what we learnt!

1. Facebook is the source of happines. Happy is a word that describe that you are in a high quality condition. Siapa sekarang yang ga pegang gadget kemana-mana. Lagi kumpul pun semua orang pasti sibuk dengan hp nya. Like, this girl, Sika. She was happy with her account dan then found her love from facebook. Hubungan pertemanan di facebook nya berakhir dengan kopi darat, tapi ketika ketemu untuk pertama kali, sika ngaku kalau dia ga suka dengan cowok ini karena tatonya. Epic! Being fooled by picture. Semua orang pasti pernah gitu, di foto keliatan cantik, tapi di real : mengecewakan. But the point is : Semuanya bermula difacebook.

2. Broken Family. Bagi anak-anak yang masih bingung dimana dia harus pegangan, harusnya orang tua kan yang jadi andalan. Jadi begitu mereka siap lari dan lepas dari pegangan orang tua, dia bisa lari kencang tanpa harus jatuh. I feel pity for Sika, She doesn't have it. Sika ngaku dari kecil dia sudah hidup dengan orang tua tirinya. Tapi,  Sika ngaku kalau orang tua tirinya ga perhatian sama dia. Sika sering merasa disakiti. Sika yang ga bahagia dirumah ini, cari kebahagiaan lain diluar meski ga keluar dari rumah. Sika cari perhatian di facebook.

3. When you're old and being taught with a kid about life itu rasanya .... . Saya yang ga punya pasangan ini, iseng nanya sama Sika, gimana sih caranya punya pasangan. Mengingat Sika ini banyak banget pacarnya padahal umurnya masih belasan. Sika terus (dengan bubbly persoality nya) ngejelasin dengan semangat buat dapet pasangan. Kalau mau punya pasangan harus siap dan perhatian. Eh, jangan salah, saya ga bilang kalau diajarin anak kecil itu gimana gitu rasanya. Tapi, sika masih antuasias dan 'like nothing happens' ekspresinya. Kok bisa ya? padahal dia udah melakukan hubungan di luar nikah dan untuk orang Timur kaya kita, kegiatan kayak gitu tabu banget. Sebenernya ini bukan kali pertama saya ketemu dengan korban asusila di bawah umur yang pasang ekspresi 'Like nothing happens'. Kasian rasanya dengan mereka yang ga tau kalau mereka ga tau dengan keadaan diri mereka sendiri. Ga tau kalau ga tau.

Cuma 3 hal ini sih yang saya mau posting yang lain-lainnya udah males. Karena ini bener-bener Epic Story yang banyak terjadi dimana-mana. Kalau mau didebatin, pasti akhirnya kita yang nuntut sana-sini untuk berubah. Mulai dari salahnya si anak ini, dalam kasus ini ya Sika ini, orang tuanya, terus ke faktor ekonomi, faktor pendidikan, sampai akhirnya kita nyalahin pemerintah (ya kalau mau dirunut sampe ke Tuhan).
Udah banyak 'pengalaman' tentang kaya gini, jadi berubah saja sendiri, dari diri sendiri. Semoga cerita (yang nyata) ini berguna untuk menambah pengalaman kita semua dan tau gimana cara cegah hal-hal yang ga sesuai agama dan budaya kita ini. Okay, Bye!



Tulisan ini dibuat oleh adik tersayang "Miftah Hasanah"
di ruko Forensik siang ini, 6 Agustus 2014
Thanks ya adik :)

2 comments: