Upacara di Hari Pertama

Pagi ini 27 Februari 2017 pukul 07.30 civitas akademika mengadakan upacara bendera yang diikuti oleh dosen, karyawan, dan mahasiswa. Sejak hari ini, seluruh mahasiswa FK Unila angkatan 2014, 2015, dan 2016 memulai hari pertama di semester genap 2016/2017. Upacara dilakukan dengan khidmat dipimpin oleh Pemimpin Upacara Andestya Nanda (angkatan 2016) dan dibina langsung oleh dekan Fakultas Kedokteran Unila, Dr. dr. Muhartono, S. Ked., M. Kes., Sp. PA.

dok. dr. Betta. Pimpinan FK Unila

Dalam kesempatan ini, Dekan FK Unila menyampaikan tentang evaluasi pendidikan yang telah dicapai oleh mahasiswa berupa IPK rata – rata tiap angkatan, angkatan 2016 sebesar 3,18; angkatan 2015 sebesar 3,27. Prestasi baik lainnya adalah Indeks Prestasi (IP) 4,0 diraih oleh setiap angkatan, yaitu 3 orang dari angkatan 2016, 15 orang dari angkatan 2015.


dok. dr. Betta. Pemimpin dan Pembina Upacara

Tak lupa pula diperkenalkan dosen FK Unila yang telah menyelesaikan studi jenjang S2 dan spesialis, diantaranya dr.Syazili Mustofa, S. Ked., M.Biomed; dr. Rani Himayani, S. Ked., Sp. M; dr. dr. Roro Rukmi Windi Perdani, S. Ked., Sp.A. Diperkenalkan pula kepada mahasiswa sebanyak 12 orang dosen baru dan 16 orang fasilitator yang sebagian besar juga merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

dok. dr. Betta. Mahasiswa dengan IPK 4,0
FK Unila mulai benar – benar diperhitungkan di kancah nasional saat ini, semangat mahasiswa dan seluruh civitasnya telihat dengan prestasi dan target capaiannya telah tergambar melalui visi FK Unila yaitu “Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Menjadi Fakultas Kedokteran Sepuluh Terbaik di Indonesia pada Tahun 2025 dengan Kekhususan Agromedicine. Mahasiswa FK Unila juga akan mewakili olimpiade internasional yang akan diadakan tahun ini bersama mahasiswa lainnya dari Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada. Fakultas Kedokteran Unila yang sudah terakreditasi A seperti Universitas Lampung yang juga dengan akreditasi A, saat ini pula sedang mengupayakan terbentuknya program studi baru yaitu S1 Farmasi dan S2 Kesehatan Masyarakat. Demikianlah amanat yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unila selaku Pembina Upacara. (NR)

Baksos PGN-RZ Desa Sriminosari

Agar tak jenuh, mari sejenak berhenti dari rutinitas dan melihat ke sekitar. Perjalanan kali ini adalah Bandar Lampung - Lampung Timur yang ditempuh selama kurang lebih 3 jam. Kami berangkat dari Bandar Lampung sekitar pukul 07.30.

Sebelum terlalu jauh, subjek dalam blog ini akan banyak menggunakan kata "kami" (read: saya dan suami. Alhamdulillah agenda-agenda ke depan semoga akan dapat beriringan, sehngga subjek tulisan pun menjadi tetap "kami" hehe. Puenteun...

Baksos (bakti sosial) kali ini diadakan oleh PGN (Perusahaan Gas Negara) dengan bekerjasama bersama Rumah Zakat. Pelaksana baksos terdiri dari berbagai latar belakang yakni, 3 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, perawat, bidan, asisten apoteker, serta beberapa orang relawan. Baksos yang diketuai oleh Mas Uje ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu ramah lansia, penyuluhan, pengobatan, dan pemeriksaan metabolik. Masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan ini.

Tidak kurang dari 100 orang masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Lebih dari 70% masyarakat yang mendaftar adalah lansia (lebih dari 60 tahun). Penyakit yang paling banyak diderita adalah hipertensi, myalgia, diabetes, dan hiperkolesterolemia. 

dok. pribadi. Pemeriksaan Kesehatan

dok. Pribadi. Pemeriksaan Kesehatan


Agenda baksos di desa Sriminosari ini merupakan agenda rutin bulanan baksos PGN. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan mafaat poitif bagi masyarakat Sriminosari, Labuhan Maringgai, Lampung Timur.



dok. Pribadi. Tim Huray

dok. Pribadi. Tim Baksos



Komunitas Kanker Payudara Lampung

Rapuh, hancur, mungkin itu yang dirasakan oleh hampir semua orang yang didiagnosa penyakit kanker atau tumor ganas. Penyakit yang bagi sebagian orang merupakan momok yang menakutkan. Belum lagi berita burung yang diperoleh dari tetangga kanan dan kiri yang menambah beban pikiran penderita kanker.

Ah, sudahlah. Bukankah Alloh menciptakan suatu penyakit beserta pula dengan obatnya? Bukankah Alloh menjanjikan suatu kesulitan bersama dengannya ada kemudahan? Bukankah Alloh menjanjikan ampunan dan pahala yang besar bagi yang ikhlas dan bersabar dengan penyakitnya? Lalu tak ada lagi alasan kita untuk tidak memilih jalan ikhtiar dan ikhlas terhadap apa yang sudah Alloh tetapkan kepada kita.

Seorang penderita cancer payudara bercerita tentang perjalanan penyakitnya dan pengalamannya berobat, mulai tahun 1999 sejak divonis mengidap cancer payudara, ia berkeliling berobat mulai dari dukun atau 'orang pintar', habis puluhan juta rupiah, namun tak membuahkan hasil, lalu ia memutuskan untuk kembali lagi ke pengobatan medis. Pernah juga ia divonis seorang dokter usianya tinggal 2 tahun lagi. Tapi itu semua terbantahkan dengan ikhtiarnya yang maksimal menjalani berbagai rangkaian pengobatan termasuk pengangkatan payudara dan kemoterapi, diiringi dengan doa dan dukungan penuh dari keluarga besarnya. Dengan hati yang bahagia dan pengobatan yang tepat tentu dapat menjadi harapan positif untuk penderita cancer.

Pesan pasien yang juga sudah menjalani pengobatan radioterapi sebanyak 33 kali ini, bahwa hati mereka sensitif, mudah terharu sehingga yang dibutuhkan pasien sebenarnya adalah dukungan dari tenaga medis, orang terdekat yakni keluarga dan kerabat, berupa harapan yang lebih baik untuk hidup mereka. Pasien ini juga memberikan semangat untuk penderita cancer mammae yang lainnya untuk bisa survive. Semua bisa menjalankan kehidupan dengan lebih baik, asalkan hati terkondisikan dengan baik. Ibu ini membuktikan bahwa vonis dokter bukanlah sesuatu yang pasti, takdir Tuhan-lah yang lebih pasti. Saat ini ia sudah menerima SK pensiunnya sebagai guru SD. Ia terharu bahwa ternyata Tuhan mengizinkannya untuk masih dapat hidup hingga saat ini.

Cerita di atas adalah sekelumit kisah hidup yang dibagikan seorang penderita cancer payudara asal Lampung dalam pertemuannya dengan sesama penderita cancer payudara. Pertemuan ini diinisiasi oleh dokter Bintang, Sp. B (K) Onk bersama dengan profesi lain, dokter, perawat ruang bedah dan kemoterapi, bidan, mahasiswa, dan dewan dakwah RS Abdul Muluk. Pertemuan yang diadakan hari Jumat, 27 Mei 2016 ini berhasil membentuk komunitas penderita cancer payudara Lampung. Melalui komunitas ini diharapkan menjadi wadah berbagi untuk sesama penderita cancer payudara agar saling menyemangati, untuk dapat bertukar informasi, sehingga tidak ada lagi penderita yang enggan berobat karena tidak tahu. Karena kekhawatiran - kekhawatiran yang tanpa dasar pengetahuan yang jelas.  

Semoga komunitas ini dapat meningkatkan semangat penderita kanker payudara dalam berjibaku melawan penyakitnya. Bukan untuk sebuah kata menyerah ataupun tunduk pada sel - sel yang mematikan. Justru, untuk hidup yang lebih berwarna, bermakna, dan bermanfaat bagi orang lain. 

Dok. Pribadi. Pembentukan Komunitas Kanker Payudara Lampung, 27/5/16