Arcus 2014 - Gampang Belajar Sirkumsisi #2

Ini adalah outline materi yang kami gunakan untuk belajar sirkumsisi. Terutama sirkumsisi dengan menggunakan metode dorsumsisi. Teman - teman bisa belajar juga dari video - video sirkumsisi lewat youtube maupun pembelajaran lainnya. Bisa dari bakti sosial khitanan massal, atau menjadi assiten dokter bedah ketika operasi dalam kepaniteraan bedah.

Apapun metodenya, tetaplah yang terpenting niat kita yang lurus, belajar ilmu yang bermanfaat. Tetap rendah hati dan mengucap syukur ketika kita memperoleh secuil ilmu yang Allah beri. Bismillah..semoga memberi manfaat untuk kita semua.


































Materi ini disampaikan dalam ARCUS FSI 2014 Minggu, 6 April 2014 - Rihlah dan Coass Day FSI Ibnu Sina Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Arcus 2014 - Gampang Belajar Sirkumsisi #1

dok. Pribadi Taman Wisata Batu Putu

Minggu, 6 April 2014 atas izin Alloh aku bisa bersilaturahim kembali dengan adik - adik pengurus dan keluarga anggota muda (Kardiak) FSI Ibnu Sina FK Unila. Hari ini, berlokasi di Tama Wisata Wira Garden, Batu Putu diadakan acara tahunan FSI Ibnu Sina, yaitu acara ARCUS (Aksi Rihlah dan Coass Day). Dari namaya saja sudah bisa tergambar dalam benak kita, bahwa acara ini menjadi aksi semua anggota untuk rihlah, mentafakuri nikmat Allah lewat alam semesta yang telah Alloh ciptakan.

Acara berlangsung selama 2 hari, mulai 5 April 2014 kemarin. Tapi alhamdulillah aku hanya bisa hadir pada acara di hari kedua. Hari kedua ARCUS dan sekaligus merupakan serangkaian acara terakhir ini dinamakan COASS DAY. Menarik ya namanya..Adik - adik ini memang semakin kreatif, mantap deh!


Acara coass day adalah acara silaturahim bagi kami, koas yang juga dulu ditempa di organisasi ini untuk berbagi dengan adik - adik. Kali ini materinya adalah sirkumsisi. Ya, orang biasa sebut dengan khitanan. Dari anggota pengurus "lama" kami ada dr. Andromeda Pahlevi, Muslim Thaher, Ryan Falamy, dan Nanang Hidayatullah. Sedangkan yang akhwat ada aku, Elis Sri Alawiyah, Ghina Yona Nurmufti, dan Mega Noviasari. Kami sudah berbagi tugas, dr. Andro sebagai penyampai materi terlebih dahulu, sedangkan kami mengambil tugas sebagai asisten beliau untuk berbagi dengan adik - adik ini dalam beberapa kelompok kecil. 

Materi sirkumsisi ini sebenarnya sangat menarik, mengingat aplikasi di lapangan akan banyak kita temui. Belajar terlebih dahulu dari teknik dasar yaitu dorsumsisi, kemudian baru kita bisa belajar teknik lain yang memang lebih canggih seperti teknik laser, maupun teknik lainnya yang aku juga belum pernah mempelajarinya. Tapi, asal kita pegang prinsip dasarnya, insyaAlloh pengembangan dari metode apapun kita akan dengan mudah mempelajarinya kelak.

Ok, tahap pertama, kita harus memahami terlebih dahulu anatomi penis. Setelah paham, baru kita belajar apa itu pengertian sirkumsisi, apa kontraindikasi sirkumsisi, bagaimana melakukan persiapan alat sirkumsisi, bagaimana melakukan anestesi blok (fascia buck) maupun anestesi infiltrasi, bagaimana melakukan teknik dorsumsisi, serta apa saja penyulitnya. Ada beberapa step sebenarnya yang cukup mudah dipahami, namun membutuhkan keterampilan dengan rajin berlatih. Senang rasanya bisa berbagi, setidaknya bisa mengingat - ingat kembali materi yang juga dulu kami dapatkan dari guru - guru kami yang luar biasa. Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.

Ini dia link materi sirkumsisinya : Materi sirkumsisi~

dok. Pribadi. Peserta antusias mendengarkan penjelasan dr. Andromeda Pahlevi

dok. Pribadi. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk demonstrasi teknik dorsumsisi
O ya, ada tips sebenarnya untuk gampang belajar sirkumsisi. Kita bisa mengguunakan manekin atau alat peraga buatan untuk penis. Caranya, dengan menggunakan lilin yang berukuran sedang, kemudian lilin tersebut kita balut dengan handscone yang sudah dipotong jarinya.. Terbayang? Nah misalnya, kita potong salah satu jari handscone (misalnya telunjuk), lalu kita masukkan ujung jari handscone tadi ke dalam lilin, nah buat lubang atau meatus uretra eksternanya dengan menggunting sedikit ujung jarinya..Manekin lilin bisa kita gunakan untuk latihan sirkumsisi.. Handscone sebagai kutisnya dan lilin sebagai corpusnya. Praktis bukan? :)

Atau ada lagi, leher ayam. Ya, leher ayam juga bisa kita gunakan untuk latihan sirkumsisi. Dengan leher ayam tampilan menjadi lebih nyata, ada bagian, kutis, subkutis, da corpus. Ini lebih mudah untuk belajar hectng atau menjahit dalam sirkumisi. Kelebihan lainnya juga tidak gampang robek seperti menggunakan handscone.

Atau ada lagi, pengalaman seorang temanku dulu ketika kuliah adalah dengan menggunakan pisang. -_- Ya, sebuah pisang yang biasa kita dan hewan mirip manusia (red: monkey) gemari, ini juga bisa menjadi media pembelajaran kita untuk sirkumsisi. Sebuah pisang bisa kita jadikan metode belajar yang tidak kalah atraktif bukan? Oke, silakan teman - teman bayangkan sendiri hehe..

dok. Pribai. Adik - adik ini serius lakukan demonstrasi sirkumsisi menggunakan "leher ayam"

Yang menjadi penting dalam sirkumsisi ini tetap ya, bekerja dengan hati. Pakai hati dan hati - hati. :) InsyaAlloh apapun yang kita kerjakan akan sampai ke hati..hehe. 

 Perhatikan poto di atas, apa yang kira - kira mereka lakukan..?

Adik - adik ini kreatif sekali. Di akhir acara tentu kita selalu menutup acara dengan doa dan harpan. Yang uniknya adalah, disini ada acara "perobohan tenda". Ya, pembawa acara berkata, marilah kita menutup acara Arcus kita pada hari ini dengan mengucap hamdalah, dilanjutkan dengan perobohan tenda. Haha, serentak semua kaget dan tersenyum. Biasanya ada acara pelepasan balon udara, atau misalnya dengan pemotongan pita, kali ini perobohan tenda. Ya, sip lah.. :)

dok. Pribadi. Peserta Ikhwan pada Arcus 2014 berpoto selesai acara
dok. Pribadi. Peserta Akhwat pada Arcus 2014 tak mau kalah
dok. Pribadi. Semangat gotong royong inilah yang kelak akan kita rindukan, Dik :")
Acara ini hendaknya menjadi sebuah media, media kita untuk terus belajar menjadi insan yang lebih baik. Melalui organisasi ini pula kita akan terus diingatkan dan saling mengingatkan akan indahnya Islam serta ukhuwah yang ada di dalamnya. Tetaplah berpegang teguh pada agama ini, tetaplah saling bergandengan untuk saling menguatkan. Semoga kita menjadi hamba Alloh yang diridhoi untuk berkumpul kembali kelak bersama Rasullulloh dan para sahabat yang kita cintai di dunia dan akhirat. Aamiin :)

MUSCINA

Hari itu Sabtu, 29 Maret 2014 dini hari aku dihubungi oleh adik cantik, Hanifa Rahmania diminta menjadi moderator acara Muscina (Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina). Materinya cukup menarik "Muslimah Cerdas dengan Menulis bersama FLP wilayah Lampung". Tertarik pada materinya, mungkin karena aku punya kegemaran yang sama, namun memang masih butuh banyak belajar lagi. Sempat ragu sebenarnya ketika akan menyanggupi, karena acaranya akan mulai hari ini pukul 10.00, sedangkan aku harus menjalani kepaniteraan ku di stase kedokteran komunitas, di sebuah puskesmas di Bandar Lampung.

Mmmm.. Setelah berpikir, akhirnya aku tetap datang ke puskesmas seperti biasa pada pukul 08.00. Materi yang akan aku moderatori tersebut alhamdulillah merupakan materi kedua. Materi pertama diisi oleh dr. Ratna Dewi, Sp.OG tentang Kanker Serviks. Jadi materi kedua mulai sekitar pukul 10.00. Otak terus berputar, bagaimana carnya agar bisa datang ke kampus..

Akhirnya aku beranikan diri perjalanan untuk "cabut" pukul 09.00. Mengingat perjalanan ke kampus membutuhkan waktu tidak kurang dari 30 menit. Seperti biasa aku tetap menjalankan tugas ku terlebih dahulu, duduk di ruang periksa bagian balai pengobatan. Kurang dari 10 orang pasien sudah aku berikan terapi. Yak, saatnya strategi dijalankan. Pertama tas ku terlebih dahulu kuletakkan di depan ruangan, sementara aku masih di dalam. Setelah ada rekanku yang menggantikanku di ruang periksa, kini saat yang tepat untuk ku keluar. Maaf, ini bukan untuk ditiru yaa, ini hanya sebuah pengalaman yang tidak patut untuk dicontoh, maafkan aku ya dok..

Kali ini amat mendesak, akhirnya aku pergi ditemani sahabatku juga, E*** (maaf harus nama samaran, khawatir tertangkap) hehe. Ya, akhirnya kami berdua datang ke kampus pukul 10.00. Sneli sudah ditanggalkan, dan kami pun siap untuk menghadiri acara adik - adik kami yang luar biasa ini.

Sampai di sana ternyata materi pertama yang disampaikan oleh dokter Ratna Dewi, Sp. OG telah selesai. Setelah mengisi daftar buku tamu dan biodata, akhirnya aku punya waktu kurang lebih lima menit untuk ngobrol dengan pemateri dari FLP ini, dua orang jumlahnya. Ada mba Naqi sebagia ketua Forum Lingkar Pena wilayah Lampung dan mba Maya yang pernah tergabung dalam FLP Australia. Luar biasa ya mereka..

Akhirnya acara pun dimulai, banyak hal yang kami dapat dari diskusi kami. Bahwa ternyata memang dengan menulis, banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat. Coba aku sederhanakan di sini, bahwa menulis itu butuh niat yang lurus, metode yang tepat, dan butuh komunitas utnuk menjaga kekonsistenan. Peserta pun tampak antusias bertanya pada kedua pembicara yang mantap ini. 

Di akhir sesi, mba Maya dan mba Naqi memberikan tantangan kepada peserta untuk memberanikan diri menulis. Caranya adalah 2 orang peserta ditantang untuk menuliskan reportase mengenai acara Muscina kali ini. Mereka harus menguploadnya dalam bentuk notes, boleh di facebook atau blog pribadi mereka. Ya, tentu saja mereka antusias. Pun dengan ku, tapi apa daya, usia menua, baiknya kupersilakan adik - adik yang menerima tantangan ini hehe..

Alhamdulillah, atas izin Alloh materi kedua ini berjalan lancar. Sebelum kepulangan mereka, aku sempat berdiskusi terkait FLP. Menarik, akhirnya aku berencana untuk bergabung dengan mereka. Mungkin memang kegalauanku dalam menulis ini butuh komunitas agar bisa diarahkan menjadi lebih baik :")

Materi terakhir juga menjadi semakin menarik, Beauty Starts form Syar'i. Dimulai sekitar pukul 13.00 sampai 15.00. Pematerinya pun datang jauh - jauh dari Jakarta. Mba Amalia Dian Ramadhini namanya. Ia merupakan cofounder dari komunitas Peduli Jilbab (twitter: @pedulijilbab). Ya, banyak dikupas hal - hal yang sebenarnya sudah cukup banyak orang ketahui tentang aturan - aturan Alloh mengenai aurat dan jilbab. Namun, banyak yang acuh tentang itu.

Beberapa pesan yang beliau sampaikan :







Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari skenario - skenario yang ada di hadapan kita. Yak, mari temukan hikmah. :)