The Success Puzle

Masih suka menggunakan kalimat tanya, "kenapa ya kok begini?", "coba tadi kalo...", dan berbagai kalimat perandaian lainnya. Coba deh dipikir - pikir, cape lho begitu, bikin galau. #sama, aku juga.

Berapa banyak coba energi yang kita habiskan unuk mengeluh, waktu yang kita habiskan untuk mengumpat, atau bahkan air mata yang tumpah untuk menyesali, move up kawan...masa depanmu di depan sana masih cerah, cukup kau ungkapkan saja pada yang Maha Kuasa, rendahkan diri menengadah memohon pada-Nya. Selepas itu, kita mesti kuat, cukup tebar manfaat pada dunia, tidak dengan keluh kesahmu. 

Sebelum bilangan tahun berganti, ada banyak tugas yang belum kita tuntaskan. Banyak amanah yang belum kita tunaikan, banyak pula hutang yang mungkin belum kita lunasi, atau bahkan banyak pula hati yang sempat terlukai. Semoga Alloh mudahkan kita untuk menyempurnakan itu semua dan menjadikannya sebagai puzzle utuh nan cantik suatu hari nanti. 

Nikmati prosesnya, resapi peluhnya, kelak perjuangan ini akan menjadi kisah indah yang mengiringi perjalanan kesuksesan kita, bukan hanya sebagai pribadi yang sukses, tapi juga sebagai keluarga. Bukan juga hanya kesuksesan sementara di dunia, melainkan juga kesuksesan hakiki di akhirat kelak...


dok. pribadi. renungan

Your Great Desain




You create a great desain for us, your creation. Sungguh Tuhan, kami adalah salah satu karya-Mu yang Engkau titipkan amanah di muka bumi ini untuk beribadah hanya kepada-Mu. Maafkan kami bila belum memaknai secara benar tujuan penciptaan-Mu. Belum menjalankan peran secara tepat, sesuai dengan tuntunan-Mu. Kami percaya Tuhan bahwa tidak ada sesuatu pun yang engkau hadirkan dengan sia -sia. Sedih, senang, luka, tangis, dan tawa, ah, semua itu tentulah atas izin-Mu.

Bukankah pun sehelai daun yang gugur dari rantingnya atas izin-Mu?
Tepat sekali, terimakasih Tuhan, Engkau kembali berikan kami makna kehidupan yang memang kami tahu harus kami bayar mahal dengan kesungguhan usaha dan kejernihan hati untuk meresapi pelajaran dari Mu.


Surah 23, Surah al-Mu’minun (Orang Yang Beriman)
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  1. Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman.  
  2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam solatnya.  
  3. Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia.
  4. Dan orang yang menunaikan zakat.
  5. Dan orang yang menjaga kemaluannya.
  6. Kecuali terhadap isterinya atau hambanya; maka tiadalah tercela.
  7. Tetapi barang siapa mencari selain yang demikian itu (zina dsb), maka merekalah orang yang melampaui batas.
  8. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.
  9. Serta orang yang memelihara shalatnya. 
  10. Mereka itulah yang akan mewarisi,
  11. Yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Berlibur #1 - Ambil Kesempatan

Apa yang bisa kita lakukan saat waktu libur tiba? Berlibur, jalan - jalan, nonton, makan - makan, atau malah memutuskan untuk tidur seharian. It's your choice, but I have to make a decision...

Sebenarnya waktu ini bisa dibilang adalah waktuku untuk menunggu tiba giliran ujian kompetensi. Ada sekitar 3 bulan hingga ujian komptensi tiba di bulan Februari. Sebagian bisa memutuskan berlibur, sebelum fokus untuk belajar 1 sampai 2 bulan sebelum ujian. Ada yang merencanakan traveling ke daerah tertentu, ada yang mau mondok 1 bulan di ponpesnya Ust. Yusuf Mansur, atau ada juga yang jalan - jalan ke Negeri Singa. Aku? 

Sebenarnya tipikal ku adalah orang yang spontan, jarang sekali merunut secara rici apa yang akan aku lakukan hari per harinya. Kurang baik memang, tapi biarlah aku perbaiki perlahan. Apalagi liburan kali ini memang tidak direncanakan sama sekali, tapi untuk apa disesali, toh kegagalan kali ini adalah keberhasilan yang tertunda? :') Mari tetap berjuang.

Awal liburan lalu aku sempat membenahi susunan kamar kos yang mulai tak beraturan, menata ulang buku - buku dan kertas - kertas bekas tugas selama perkuliahan dan perkoasan. Aku pilah agar rapi dan siap dipelajari kembali untuk persiapan ujian kompetensi. Dan....tara..? kutemukan kembali dream book yang hampir lusuh berdebu. :") Ada targetan hidup yang masih banyak belum tercapai, tapi Alloh selalu punya rencana indah untuk hamba-Nya, dan aku percaya.

Peluang akan datang di saat yang tidak kita duga. kala itu ada seorang senior yang menghubungiku untuk menggantikannya menjaga sebuah klinik swasta di Bandar Lampung. Setelah bertanya dan minta wejangan mengenai apa yang harus dan apa yang tidak boleh aku lakukan (semacam wangsit begitu), akhirnya aku terima tawaran itu. Percaya tidak? Aku sudah datang setengah jam sebelum jadwal jaga, tapi aku hampir 3 kali bolak - balik pintu masuk karena ragu untuk masuk ke dalam klinik. Entahlah, semoga tidak ada yang memperhatikanku saat itu, hehe. 1 menit sebelum jadwal jaga aku harus masuk ke dalam, dan siap bertugas! :D Apa hikmahnya? Mental dan kepercayaan diri memang harus dilatih.

Tanggung jawab hari itu tuntas, alhamdulillah berjalan lancar. Benar - benar mandiri, kalau saat koas kita punya senior atau konsulen untuk tempat kita bertanya. Kali ini kitalah decision maker,  jadi memang benar adanya bahwa belajar sepanjang hayat itu adalah mutlak.

Hari - hari berikutnya, aku mulai membangun kepercayaan diri dan terus belajar mengupgrade ilmu. Orang - orang apotek, perawat, dan laboran tak sungkan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan ku, hehe. Ya, meski usia kita tak terlampau jauh, toh kami tetap bisa membangun rasa kekeluargaan itu. Tujuan kita sama 1, pasien sehat.

Jangan sekali - kali bercita menjadi pelaut handal, kalau tak siap akan ombak yang menerjang. Kira - kira begitu pribahasa yang aku pelajari dulu ketika duduk di bangku sekolah dasar. Nah, jangan harap perjalanan kita selalu mulus, pasti ada saja tantangan yang mesti dihadapi. Benar saja, mulai nyaman jaga di klinik yang pasiennya dewasa dan anak kategori tenang (tanpa stressor kerja), aku ditawari tanggung jawab lain. Dari klinik menjadi dokter jaga rumah sakit...

Ah, kali ini rumah sakit dengan interaksi kerja berbagai profesi dan beberapa dokter. Bertingkat, mulai dari bidan, perawat, dokter umum, dan dokter spesialis, ada dokter spesialis anak, spesialis anestesi, juga dokter spesialis kandungan. Ada beberapa juga yang merupakan dokter pengajarku ketika koas dulu. :') Oke, setelah dipikirkan matang - matang, kesempatan datang hanya untuk orang yang menyambutnya, bismillah.

Ternyata ketegangan itu memang benar ada, tapi mencoba atur napas, bertindak sesuai SOP yang ada, dan taraaa.....musnah seketika setelah bertemu dengan adik - adik lucu ini..

dok.pribadi. Ruang Perinatologi RSIA

dok.pribadi. Ruang Perinatologi RSIA

Ya, adik - adik lucu ini mengingatkanku kembali bahwa niatku tulus untuk membantu mereka, bekerja sesuai dengan kompetensi yang ada. Mungkin memang belumlah mumpuni ilmu yang ada, tapi dengan mereka, aku jadi tahu apa yang mesti aku benahi, apa yang mesti aku pelajari kembali. Doakan kakakmu ini ya dik, kelak bisa belajar sebaik mungkin agar bisa menjadi dokter umum yang baik dan bisa melanjutkan sekolah kembali menjadi seorang Pediatrician. >>Aamiin<<


Video perjuangan mereka begitu menginspirasi: