-tak berjudul-

Terbangun tiba - tiba. Itulah yang terjadi saat ini. Diam menatap langit - langit kamar kos sederhana yang menjadi hunian sementaraku. Ah, bukan bermaksud untuk puitis atau apa.. Aku juga kurang paham dengan apa yang aku tulis. Tapi, inilah yang aku rasa sekarang.

Selalu saja seperti ini, dan belum berakhir. Aku masih menjadi pribadi yang belum bisa tegas pada diri sendiri. Mana semangatku? Ke mana..apa..apa itu break it free yang aku impikan?

Masih saja, masih saja aku mengulang - ulang kesalahan untuk menyia-nyiakan waktu. Untuk terlena dengan zona nyaman itu. Bersantai -santai dengan mengistirahatkan raga yang sebetulnya mungkin sudah cukup untuk beristirahat. Ah, lagi - lagi seperti ini.

Aku rindu dengan pribadi kecilku yang penuh asa, namun penuh pula semangat untuk bangkit, untuk menyadari kenyataan yang perlu diusahakan agar asa itu tercapai.. Tapi apa sekarang? Sekarang pribadi ini baru mampu untuk terus mengukir asa, menggambarkannya secara jelas di atap kamar kosan yang semu, tapi raganya? Raganya tetap terlena untuk terus merasakan zona nyaman itu, persis asanya.

Ingin rasanya berlari dari keadaan ini, HARUS!
Aku sadar sepenuhnya bahwa aku bisa bangkit, bangkit dari kebodohan ini. Minimal ketika berlari kita berusaha untuk tidak tertinggal. Terlalu bodoh jika aku terus bersantai, apalagi hanya dengan alasan agar tidak terjatuh.

Nora, aku akan membuktikan pada pribadiku sendiri bahwa aku bisa berlari mengejar impian - impianku, dan tidak dengan cara berleha - leha seperti ini lagi. Aku sadar betul, aku memiliki rasa malu kepada orang tua ku, sahabat- sahabatku, keluarga besar ku, malu kepada tanggung jawab dan kewajiban ku kepada mereka yang harus aku bayar segera. Bayar dengan kesungguhan ku untuk menyelesaikan studiku, menimba ilmu dengan sungguh - sungguh, serta menjadi tenaga profesional yang sadar akan tanggung jawabnya. Untuk saat ini sebagai seorang mahasiswa dan pemuda penerus bangsa. 

Semoga, semoga saat aku meihat kembali catatan ini aku akan tersenyum melihat kebodohan yang aku lakukan dan aku tidak lagi berada pada titik ini. Titik ini akan aku tinggalkan, dan aku sudah berada pada titik lain yang lebih baik dan titik itu bisa menghantarkan ku kepada impian - impian ku yang segera menjadi nyata. 

Allah, bantu aku. Bantu aku menjaga keimananku, menjaga pribadi ini beserta jiwanya. Tolong ya Allah. Aku masih terlalu rapuh saat ini untuk menahan godaan jiwaku, bersikap dan melakukan tindakan yang sebenarnya aku tahu itu akan semakin memperburuk keadaan jiwaku. Bantu aku bertahan sampai hari itu tiba ya Allah. Hilangkanlah kekhawatiran ku ya Allah. Kekhawatiran akan warna abu - abu yang terlihat saat ini, aku yang masih terus berharap warna itu menjadi tegas, agar aku bisa menentukan sikap dan keputusan ku secara tegas agar mampu kupertanggungjawabkan. Terima kasih ya Allah atas kenikmatan yang masih terus engkau berikan kepadaku dan keluarga ku hingga saat ini. 


-oleh gretchen, di gubuk perjuangannya, 16 April 2011 6:55-

4 comments:

  1. mantapz...
    sebuah tamparan keras bagi seorang pemimpi..

    tetep bekarya bik..
    semangka..

    ReplyDelete
  2. mantapz bik.
    sebuah tamparan keras bagi ak si tukang mimpi...

    terus bekarya bik...
    semangka!!!!!

    ReplyDelete