Mendengar Banyak ataukah Bicara Banyak?

Kali ini aku inigin sedikit menyibak (haha lebai), lebih tepatnya mungkin mengupas (lebai juga ya? haha), apalah itu, membahas tentang satu sifatku yang umum dikatakan orang banyak..

galak..

haha, aduuuh, ia ya?
Jadi bingung, ngarah ke cermin, berdiri, bersolek, jilbaban, ngampus..haha
Sumpah, kali aku bener-bener ga kuat. Ngakak gila!

Bingung juga ya, mau nyalahin siapa kalo udah gini. haha.
Tapi, ga masalah, 'Banyak orang bisa "berkata", namun sedikit yang mau "mendengar" '

Jadi aku coba untuk menerima masukan itu. Makasih ya buat semuanya. Love it!
Benar-benar menghargai masukan dan kritikan dari kalian semua daripada menyela dan meyalahkan dari belakang.

Banyak cara - cara yang bisa dilakukan oleh kita untuk menyampaikan apa yang menjadi pemikiran kita akan suatu hal. Banyak cara - cara bijak yang bisa dengan lebih "anggun" dilakukan.

Intinya adalah selain konten dari pemikiran kita, juga cara kita dalam menyampaikannya menjadi hal yang tidak kalah penting dipertimbangkan. Sudah banyak peristiwa yang menunjukkan bahwa perpecahan dapat dengan mudahnya terjadi jika konten yang kita sampaikan disampaikan dengan cara yang salah, terlebih jika memang konten yang kita sampaikan salah (tidak dapat dipertanggungjawabkan).



Yak, pelajaran untuk kita semua,
bahwa dalam konteks apa pun mendengar adalah komitmen kita untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain bicarakan adalah bermanfaat untuk kita. Pada saat yang sama kita juga bisa mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.



Itu pula yang menjadi penyebab, mengapa hingga saat ini yang masih kupegang teguh adalah :
lebih baik kita coba mendengar banyak, dengan menanyakan langsung perihal sesutu yang masih kita ragukan kepada yang bersangkutan, ketimbang kita bicara banyak akan suatu hal yang kita sendiri tidak bisa mempertanggungjawabkan perkataan itu.

0 comments:

Post a Comment