Terima Kasih Para Guru


“Anestesi adalah seni”
Layaknya sebuah penerbangan, dokter anestesi adalah pilotnya.
Keselamatan penerbangan berada di tangannya.
Dan…
Layaknya dalam penerbangan saat-saat paling berbahaya
Adalah saat take off (induksi) dan landing (akhir anestesi)

Itulah kata - kata pertama dalam buku sesatnya anak koas anestesi, Misteri Kamar Bius.




Apapun itu jika sudah berbau hijau, ntahlah. Langsung memikat hati. Ruang OK ini pun sama, hijau. Stase ini pun akan lebih menyenangkan sepertinya. Semoga.

Mmmm..Apa ya..
Ada suatu kekaguman di hati, semakin terus belajar, bertemu banyak guru, aku semakin kagum pada kalian. Para konsulen (dokter spesialis) di sini, semua mengesankan dengan caranya masing - masing menurutku. Ada suatu hal yang tidak bisa dinilai dengan materi maupun satuan apapun. Bagiku mereka mengajarkan suatu nilai kemanusiaan yang amat besar kepada kami.

Kerendahan hati dan kesahajaannya membuat aku malu, betapa tidak seberapanya diri ini. Betapa baik budinya Beliau - Beliau yang rela mengurangi waktu tidurnya, mengurangi waktu senggangnya, untuk sekedar menikmati hasil jeri payah mereka atau bermainnya bersama keluarganya, meng-cancel jadwal operasinya hanya demi orang lain, demi pasien, atau kadang hanya untuk mengajari kami para koas yang butuh ilmu Beliau.

Ungkapan ini memang terdengar klise, tapi inilah yang aku rasa. Guru - guru ini hebat dengan caranya masing - masing. Semoga begitu pun di mata Allah. Terima kasih untuk para Guru.

Melalui profesi ini, kuniatkan dalam hati, bahwa suatu saat nanti aku ingin seperti kalian,
bermanfaat untuk sesama.

Rasululloh SAW bersabda: "Janganlah ingin menjadi seperti orang lain kecuali seperti dua orang ini. Pertama, orang yang diberi Alloh kekayaan berlimpah ruah dan ia membelanjakannya secara benar (di jalan yang adil dan sesuai dengan perintah Alloh). Kedua, orang yang diberi Alloh hikmah dan ia berperangai sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada yang lain." HR Bukhari 

0 comments:

Post a Comment