Sederhanakan!

Bismillahirrohmanirrohim,
Ucapan syukur tiada henti kepada Yang Maha Kuasa atas semangat yang diberikan kepada aku hingga saat ini aku bisa terus berjuang, berjuang atas nama-Nya dan terutama demi keridhoan-Nya.
.........
Kata orang, kalau mau liburan ke London, harus siap kocek banyak. Harus menempuh perjalanan udara yang ga kurang dari 7 jam..
( *berharap suatu saat bisa ke sana untuk liat London Eye. Aamiin J )
.........
Jadi anak kosan yang pemalas, ga akan makan – makan seharian kalo ga segera bergerak cari makan, bisa dengan masak sendiri atau jajan di luar atau sekedar ubek-ubek kulkas buat cari sisa – sisa makanan.  -_-‘’
.........
Kalau pas dulu nenek sama kakek aku ga memutuskan untuk menikah, mungkin ga akan lahir orang tua, oom, da keluarga besar ini. Dan pastinya aku pun ga akan ada di sini saat ini.
.........
Kalau sekarang aku pilih buat tidur, dan meninggalkan laptop ini untuk mengurungkan menulis, mungkin tulisan ini ga akan kelar-kelar. Dan bisa dipastikan saat ini kalian pun ga akan baca tulisan ini saat ini.
.........
Ketika SNMPTN, hanya dengan satu bulatan hitam yang pake pensil 2B, kalau kita salah membulatkan pilihan universitas / jurusannya, kita pasti ga akan ada di universitas tempat kita kuliah sekarang. Jadi sederhananya, profesi kita dewasa kelak ditentukan dengan satu bulatan hitam ketika SNMPTN dulu. Atau setidaknya profesi inilah yang nanti akan dikenang oleh anak cucu kita.
.........
Masih tentang SNMPTN, yang menurut aku kompleks, tapi unik.. haha
Buat anak kosan ni.. Kita ngekos saat ini, punya sahabat atau mungkin ada yang punya teman spesial (*ciiiiiie). Kalau saja dulu kita ngoyo buat dapet universitas yang menurut orang lebih ternama, kalian pasti sekarang ga akan kenal dengan sahabat kalian, atau kalian mungkin akan ditunda untuk ditemukan dengan “calon pasangan kalian”. Peace ..
.........
Itu semua adalah perandaian yang mungkin kurang penting, tapi aku pun bisa belajar dari hal ini.
.........
Ibarat kabel ruwet, itulah gambar yang bisa menggambarkan kehidupan kita.

Setiap kita adalah salah satu dari kabel yang ruwet itu, lalu pilihlah salah satu kabel yang mewakili kalian. Perhatikan! Kemudian kita dipertemukan dengan kabel yang lainnya, menjadi sebuah simpul. Kemudian ada simpul – simpul lainnya yang kemudian bergabung dengan simpul kita. Demikian seterusnya, hingga tanpa kita sadari “keruwetan” itu semakin menjadi, semua terhubung begitu saja.
Seruwet apapun, yang ada di dalam kabel adalah aliran listriknya. Aliran listrik yang berasal dari 1 sumber pembangkit tenaga listrik, yang mampu meng-on-off kan listrik pada semua kabel seketika.
Ya, begitu pun dengan kehidupan kita. Kehidupan kita yang kita andaikan sebagai sebuah kabel. Kemudian kita akan dipertemukan dengan orang – orang di sekeliling kita yang kita sendiri pun tidak sadar akan cara yang Allah gunakan untuk mempertemukan kita hingga saat ini, detik ini, kita masih bersahabat. J Ya, secara natural, semuanya terjadi atas kehendaknya,

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ
يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd : 11),

Kehidupan kita tidak lepas dari usaha kita di masa lampau, tapi yang menjadi prinsip adalah keridhoan Allah lah yang kemudian menjadi penentu dari jalan hidup kita.
.........
Ketika keruwetan hidup menjadi permasalahan kehidupan kita, cobalah berpikir sederhana. Cobalah untuk mengambil makna, bahwasannya semua permasalahan pasti memiliki solusi yang tidak akan pernah kita dapat dengan cara – cara yang semakin meruwetkannya, melainkan dengan cara – cara yang menyederhanakan keruwetan itu. Analoginya, perhatikan dan pahami simpul – simpul kabel itu, lalu mulailah ! Mulailah dari salah satu sisi kabel untuk menyelesaikan keruwetannya, jangan menunda! Kemudian akan ada jalan yang kita temukan dari usaha kita tadi, dan tentu ditopang lewat keridhoan-Nya untuk membantu kita menyelesaikan permasalahan yang ada.
.........
Pelaksanaan yang pasti tidak semudah kata –kata. Ya, aku paham itu. Tapi, sesulit apapun, Allah telah menjanjikan kemudahan di balik itu semua.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta'ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(QS. Alam Nasyroh: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh: 6)

.........

Nora Ramkita
Gubuk perjuangan, 5 januari 2012 2:41 am

Bersegeralah!

Tentukan arah perahu layarmu, berlayarlah!
Tentukan apa yang menjadi tujuan hidupmu, kejarlah!
Perhatikan perbekalanmu, bersiapsiagalah!
Perhatikan orang - orang di sekelilingmu, ambil maknanya!
Perkirakan arah anginnya, waspadalah!
Perkirakan kemungkinan permasalahan yang muncul, berstrategilah!

Teruslah belajar dan perbaiki diri.
Masing - masing kita tidak akan mungkin stagnan pada posisi yang sama, bergeraklah, ubahlah gerakan kita, agar tercapai perubahan! Kecuali pada orang - orang yang memutuskan untuk merugi dalam hidupnya.

Katakan YA pada perubahan yang lebih baik. Murnikan jiwa dan segerakan raga untuk menyongsong perubahan pribadi dalam mengejar impian.

Jangan biarkan imajinasi kita terkekang untuk menggambarkan impian - impian kita. Biarkan ia menyusuri alam pikiran kita yang luar biasa tak berbatas, biarkan ia menggambarkan impian - impian mulia yang nantinya akan engkau hadapi dengan seulas senyum dari orang - orang yang kita cinta karena itu telah menjadi NYATA.

Biarkan saja kini bulu mata ini basah karena kekhawatiran - kekhawatiran yang muncul karena jiwa ini masih terlalu rapuh, masih punya kekurangan - kekurangan yang belum diperbaikinya. Biarkan!
Biarkan kemudian akhirnya jiwa ini paham akan apa yang sebaiknya segera ia lakukan. Teruskan!
Teruskan saja saat jiwa ini terus mengaduh kepada Yang Maha Menciptanya. Mengeluh akan kelalaian yang telah ia lakukan di masa lampau. Tak apa!

Teruskan saja untuk mengoreksi diri dan memahami bahwa sebenarnya memang ia adalah makhluk Allah yang banyak celemongan sana - sini, hampir bobrok! Lalu apa?? Sesungguhnya ketika kita merasa diri kita berada pada dasar, sedasar-dasarnya posisi, maka sesungguhnya kita sedang berada pada posisi dekat, sedekat-dekatnya dengan Rabb kita, Allah SWT.
Dan akhirnya pribadi ini kemudian memantapkan hatinya, memantapkan imajinasinya, menggegaskan lakunya, untuk segera melakukan perubahan. Untuk segera mengejar impiannya, untuk segera menjemput masa depannya, untuk segera menyongsong kesuksesannya dunia dan akhirat. Insya Allah, aamiin.

Menilik makna kisah hampir semua orang yang berhasil, bahwasannya ia memilih untuk dinamis, bukan statik. Dinamis, menyambut perubahan - perubahan jiwanya ke arah yang lebih baik, membuka jalan pikirannya akan apa sebenarnya hakikat dirinya sebaga manusia. Benar - benar siap akan kemungkinan - kemungkinan yang bisa jadi akan menjadikannya pribadi yang semakin siap menjemput imajinasinya yang mulia. Bersiap melakukan perjalanan atau mungkin perlarian yang mesti ia lakukan karena memang tak cukup waktu lagi untuk memperlambat gerakannya. Bersegeralah!

Mendengar Banyak ataukah Bicara Banyak?

Kali ini aku inigin sedikit menyibak (haha lebai), lebih tepatnya mungkin mengupas (lebai juga ya? haha), apalah itu, membahas tentang satu sifatku yang umum dikatakan orang banyak..

galak..

haha, aduuuh, ia ya?
Jadi bingung, ngarah ke cermin, berdiri, bersolek, jilbaban, ngampus..haha
Sumpah, kali aku bener-bener ga kuat. Ngakak gila!

Bingung juga ya, mau nyalahin siapa kalo udah gini. haha.
Tapi, ga masalah, 'Banyak orang bisa "berkata", namun sedikit yang mau "mendengar" '

Jadi aku coba untuk menerima masukan itu. Makasih ya buat semuanya. Love it!
Benar-benar menghargai masukan dan kritikan dari kalian semua daripada menyela dan meyalahkan dari belakang.

Banyak cara - cara yang bisa dilakukan oleh kita untuk menyampaikan apa yang menjadi pemikiran kita akan suatu hal. Banyak cara - cara bijak yang bisa dengan lebih "anggun" dilakukan.

Intinya adalah selain konten dari pemikiran kita, juga cara kita dalam menyampaikannya menjadi hal yang tidak kalah penting dipertimbangkan. Sudah banyak peristiwa yang menunjukkan bahwa perpecahan dapat dengan mudahnya terjadi jika konten yang kita sampaikan disampaikan dengan cara yang salah, terlebih jika memang konten yang kita sampaikan salah (tidak dapat dipertanggungjawabkan).



Yak, pelajaran untuk kita semua,
bahwa dalam konteks apa pun mendengar adalah komitmen kita untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain bicarakan adalah bermanfaat untuk kita. Pada saat yang sama kita juga bisa mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.



Itu pula yang menjadi penyebab, mengapa hingga saat ini yang masih kupegang teguh adalah :
lebih baik kita coba mendengar banyak, dengan menanyakan langsung perihal sesutu yang masih kita ragukan kepada yang bersangkutan, ketimbang kita bicara banyak akan suatu hal yang kita sendiri tidak bisa mempertanggungjawabkan perkataan itu.