Love is..

*Cinta itu..

Cinta itu tidak perlu ditemukan,
Dia lebih mirip sekuntum bunga,
Kupu - kupu yang akan menemukannya,
Hinggap menyapa, tersenyum indah

Cinta itu tidak perlu dicari
Dia lebih mirip sungai yang sejuk
Mengalir dengan sendirinya
Tiba di hamparan luas lautan

Cinta itu jelas tidak berisik
Dia lebih mirip pagi berkabut
Hening, khidmat dan menyenangkan
Dan kita duduk menikmati sensasinya

Cinta itu tidak pernah rumit
Dia persis seperti bercermin
Kita menatap wajah sendiri, sesederhana itu
Karena jodoh adalah pantulan diri sendiri

Cinta itu tidak pernah menyakitkan
Karena dia adalah kosa kata "cinta"
Manusia yang mengisi maknanya
Baik, buruk, sakit, bahagia, tergantung kita

*Tere Liye


Rindu Perjuangan

Apa yang kalian lakukan ketika merindu? #uhuk. Maafkan, mungkin kalimat pembukanya sedikit menyebalkan. Sudahlah tak perlu dibahas, setidaknya itu yang kira - kira aku rasakan, rindu berkumpul dengan pemuda pemudi untuk menciptakan suatu karya demi negeri. Lebay ya kedengarannya? Serius! Hehe. 

Bermula dari organisasi kemahasiswaan di kampus yang menghantarkanku pada sesuatu yang bernama rindu atau mungkin candu. Ah entahlah apa namanya yang jelas hari ini kerinduan itu tertunaikan. Alhamdulillah hari ini aku dan adik adik dari kedokteran Universitas Lampung bisa berkolaborasi menyukseskan agenda tahunan BEM Universitas Lampung, desa binaan.

Agenda desa binaan ini terdiri dari setidaknya 7 rangkaian acara yang dilaksanakan selama 2 minggu. Hari ini, 31 Januari 2015 memasuki rangkaian kegiatan yang kedua, berupa penyuluhan pendidikan, penyuluhan pertanian, penyuluhan kesehatan, serta pengobatan gratis. Kegiatan yang diselenggarakan di desa Suka Harum, kelurahan Batu Putuk, kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung ini melibatkan warga desa dan dihadiri ketua KNFI Dinas Pendidikan, Drs. Doan Irawan dan Kasi Dikmas, Nurmansyah, MM.

Dok. Pribadi

Agenda kesehatan dimulai sekitar pukul 11.00 hingga pukul 14.30 WIB, terdiri dari pengobatan dan penyuluhan mengenai DM dan hipertensi oleh adik-adik angkatan 2014.

Sebagian penduduk di sini masih menggunakan bahasa sunda dalam kesehariannya. Misalnya lieur artinya pusing. Apa lagi ya..yang aku ingat cuma 1 kosakata itu.. -_-"

Dok. Pribadi

Ada seorang anak namanya adik E**N, adik ini terus saja mengikuti aku dan dr. Ryan Falamy saat kami periksa pasien. Ternyata dia lagi pilek, hidungnya terus meler. Ditawari makan, menolak. Ditawari minum, juga enggan. Ditanya kelas berapa, jawab sekenanya, kelas 1 ujarnya. Cita - citanya kelak mau jadi apa, senyum - senyum aja. Terus saat ditawari mau obat sirup buat idungnya? Kegirangan dia segera membawa sirup itu dan berlari menuju ibunda. Selang beberapa menit, dia kembali lagi muncul di hadapan kami dan memberitahukan bahwa obatnya sudah dia minum satu sendok. Alhamdulillah, semoga lekas sembuh ya dik..

Kegiatan hari ini ditutup dengan poto bersama adik-adik dan dengan pose lambang perjuangan, yaitu "Hidup Mahasiswa!" Anchor ini yang menjadi obat rindu perjuangan.

Teruslah berkarya ya adik - adik, semoga menjadi pecutan diri ini agar tetap memompa semangat berbagi kepada orang di sekitar kita. Semangat pemuda Indonesia! ✊😊

Soft Launching Yayasan Rabiah

Terkadang ada satu kejenuhan ketika kita melakukan rutinitas yang itu - itu saja. Setiap hari disibukkan dengan kerja yang menjadi suatu "kebiasaan". Mungkin yang menjadikan kita bernilai bukan berapa banyak materi yang kita kumpulkan dari pekerjaan kita, tapi berapa banyak nilai yang bisa kita bagi untuk orang sekitar. "Collect moments, not things".

Ya, kita perlu sesekali rehat sejenak dari rutinitas untuk sekedar melihat sekeliling, berbagi senyuman dan kebermanfaatan untuk mereka yang membutuhkan. Inilah setidaknya yang menjadi salah satu tujuan didirikannya Yayasan Rabiah. Yayasan yang memiliki berbagai rancangan kegiatan sosial, terdiri dari berbagai unsur latar belakang pendidikan dan berbagai usia, namun dengan satu tujuan, Lillahita'ala.

Persiapan soft launching yayasan ini sudah sekitar satu bulan lamanya. Dan Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik hari itu, Sabtu, 19 Desember 2015. Rangkaian kegiatan tersebut diantaranya adalah santunan anak yatim dan dhuafa, pos kesehatan, cek gula darah, kolesterol, asam urat, cek golongan darah, serta sunatan massal yang diikuti sebanyak 33 orang anak. Yang aku ingat pesan dari ketua pelaksananya, Sulaiman, "Semoga acara hari ini bisa memberi manfaat untuk orang banyak dan berjalan lancar, tetapi yang terpenting adalah prosesnya. Proses ini dari kita, milik kita, dan untuk kita. Ini yang memberikan kita pelajaran dan proses ini pula yang semoga menjadi amalan baik kita kelak di akhirat." InsyaAlloh. Aamiin.

Dok. Pribadi
Bersama dr. Bintang, Sp.B(K) Onk dan keluarga besar Yayasan Rabiah

Dok. Pribadi. Wefie~

Untuk kegiatan sirkumsisi kali ini terdiri dari 5 tim sirkumsisi. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Aku didampingi Nindri dan Rania. Adik - adik yang lain juga banyak sekali membantu. Jazakumullah khoiran ya dik :)

Yang menarik untuk sirkumsisi kali ini adalah kami bisa memfollow up pasien - pasien yang sudah disirkumsisi. Setelah 3 hari dikhitan, adik - adik ini dapat kontrol kembali di klinik Harapan. Jadwal aku untuk kontrol adik - adik ini adalah Selasa sore, 3 hari post sirkum. Sementara Shinta berjadwal esok harinya, Rabu pagi.

Selasa sore itu ada 10 orang yang kontrol dengan diantar orang tua, ada pula yang ditemani kakeknya. Dengan didampingi adik - adik kece calon dokter Karimah dan Laras, kami mengecek keadaan bekas luka khitan adik-adik. Sebagian besar luka khitan sembuh dengan baik. Sebagian ada yang kain kassanya lengket. Untuk kain kassa yang sudah lengket dan sulit dilepas, semprot perlahan kassanya dengan Spuit 3cc yang diisi Nacl, semprot agar kassa yang membalut lukanya menjadi basah dan gampang untuk dibuka. 

Atau bisa juga dengan menggunakan serbuk PK yang berisi Kalium Permanganas. Penggunaan serbuk PK ini diencerkan 1:10.000. Cukup 1 ujung sendok saja serbuk PK, dilarutkan dengan air dalam baskom kecil sampai warnanya menjadi ungu muda. Jangan terlalu kental atau pekat. Penting juga untuk memerhatikan warna larutan PK ini, warna ungu muda artinya larutan PK masih baik untuk digunakan. Namun jika larutan PK sudah terkontaminasi atau sudah terlalu lama di udara, maka larutan akan berubah warna menjadi merah. Artinya larutannya sudah teroksidasi dan kurang baik jika digunakan. Oleh karena itu, larutkan saja serbuk PK secukupnya, jangan sampai mubazir larutannya. Simpan serbuk PK dalam keadaan kering suhu ruang dan kondisi botol tertutup rapat.

Cairan PK ini berfungsi sebagai cairan antiseptik untuk pembersihan luka paska sirkumsisi. Harga 1 botol kecil serbuk PK pun relatif sangat murah sekitar Rp4.500,- saja. Bisa digunakan untuk lebih dari 10 orang. Namun di apotek - apotek, serbuk PK sudah mulai jarang tersedia. Tapi di puskesmas, atau di apotek yang menjual obat - obatan generik, PK dapat dengan mudah didapatkan.

Oh ya, ada fakta menarik berdasarkan pengalaman pasien yang kontrol luka sirkumsisi. Pasien - pasien yang disirkumsisi atau dikhitan dengan menggunakan metode manual dorsumsisi memiliki waktu penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan khitan menggunakan kauter atau laser. Karena dengan kauter maka luka yang dihasilkan adalah luka bakar, sehingga waktu untuk penyembuhan lukanya lebih lama. 

Setelah selesai dikhitan, ada dokter  yang membalut luka khitannya dengan kassa, ada pula yang membiarkan lukanya diolesi salep antibiotik saja tanpa dibalut kassa. Asal pasien bisa menjaga kebersihan lukanya sendiri selama di rumah dengan baik, sebenarnya tidak masalah jika tidak dibalut dengan kassa. Justru malah luka khitan lebih cepat kering dan pasien tidak perlu merasakan nyeri ketika kassa dibuka saat kontrol 3 hari. 

Selama di rumah, adik - adik yang dikhitan umumnya menggunakan sarung agar lebih mudah dan leluasa ketika berjalan atau bergerak. Namun kini seiring kretivitas manusia yang meningkat, maka beraneka ragam pula kreativitas orang tua. Selain sarung yang sudah konvensional, saat ini sudah ada ada celana dalam khitan yang mirip masker asap bentuknya, hehe. Celana dalam khitan ini harganya sekitar Rp25.000,-.

Ada pula yang menggunakan "besek" nasi untuk melindungi kemaluan anaknya. Besek nasi yang berbentuk keranjang yang berlubang - lubang dan terbuat dari plastik ini cukup ampuh dan kreatif digunakan untuk pelindung kemaluan yang baru dikhitan. Harganya pun murah, kurang dari Rp5.000,- atau bahkan gratis jika ibu - ibu punya bekas besek yang sudah tidak terpakai. Hehe. Bagian tepi besek dilubangi di kedua sisinya, kemudian dipasangkan tali dan diikatkan di pinggang. Keranjang besek akan dengan kokoh mencegah gesekan dan menahan dari benturan di sekeliling. Super deh idenya! :D

Dok. Pribadi. Ini perisainya :")

Pasien-pasien yang sudah dikhitan juga tidak memiliki pantangan makan. Banyak orang mengira mereka yang sudah dikhitan tidak boleh makan telur, tidak boleh makan ikan, atau yang bahaya ada pula yang bilang tidak boleh makan. *hehe bercanda. Ini tidak tepat. Yang benar adalah semua adik - adik yang sudah dikhitan boleh makan apa saja, seperti telur, daging, tahu, tempe, ataupun oncom. Makanlah yang mengandung tinggi protein, justru zat gizi itulah yang dibutuhkan tubuh agar penyembuhan luka khitan lebih cepat dan lebih baik. Sepakat ya? Jadi mulai sekarang, adik-adik mintalah dimasaki ayam opor atau semur telur lezat oleh ibu kalian ya jika sudah disunat...hehe. ^^v