Maestro Keroncong Berpulang







SOLO(SI) – Indonesia berduka. Maestro keroncong, Gesang Martohartono tutup usia,kemarin pukul 18.10 WIB setelah kurang lebih satu pekan dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Gesang mengalami kemunduran fungsi dan infeksi sejumlah organ tubuh. Tim dokter RS PKU Muhammadiyah Solo menyatakan Gesang Martohartono menderita penyakit jantung koroner.

“Pasien Gesang diketahui menderita penyakit jantung koroner,”kata anggota tim dokter yang menangani Gesang,dr Trisulo Wasyanto. Selamadirumahsakit,lelaki92 tahun itu ditangani lima dokter spesialis.Mereka adalah Suryo Aribowo Taroeno (spesialis penyakit dalam),TrisuloWasyanto (spesialis jantung), dan Soeharto Widyanarko (spesialis urologi), Prof Suradi (spesialis Paru dan Pernapasan), dan Ani Rusnani (spesialis syaraf).

Menurut dokter, Gesang sebelum meninggal dunia mengalami sesak napas karena ada lendir yang menutup saluran pernapasan. Setelah itu,tim dokter berupaya melakukan fisioterapi untuk mengeluarkan lendir yang menyumbat agar saluran pernapasan kembali lancar. Namun, lanjut Trisula, karena Gesang lanjut usai sehingga kondisi jantungnya terganggu. “Pada dinding depan bagian jantung beliau mengalami gangguan sehingga kesehatanya terus menurun,” katanya.

Menurut dr Suradi, dokter ahli paru, Gesang sebelumnya masuk rumah sakit menderita prostat dan diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan.“Beliau kemudian kembali masuk lagi ke rumah sakit karena tidak mau makan sehingga kesehatannya melemah,”ujarnya. Setelah itu, kata dr Suradi,kesehatan kembali membaik dan kemudian diperbolehkan pulang.

Pada 12 Mei 2010,Gesang kembali masuk rumah sakit menjalani perawatan di Ruang Firdaus RS PKU Solo. Pada 16 Mei,kondisi kesehatannya memburuk,kesadarannya mulai menurun dan kemudian dimasukan dalam ruang ICU. Namun, kata dia,pada 17 Mei kesehatannya kembali stabil,dan tim dokter terus melakukan evaluasi lebih lanjut terkait perkembangannya.

“Kesehatan mulai memburuk Kamis (20/5) siang, dan terjadi gangguan pernapasan sehingga mengalami sesak napas,kemudian diikuti jantung melemah,”katanya. Yani Effendi, anak keponakan Gesang mengungkapkan,sebelum meninggal, Gesang sempat drop hingga dua kali. “Pertama pada pukul 13.30 WIB dan kedua pukul 18.00 WIB,”kata Yani Effendi. Dia mengatakan, Gesang pada Kamis sekitar pukul 07.00 WIB mau disuapi makan dua sendok.

Bahkan, katanya, beliau sempat minta dituliskan syair lagu keroncong oleh salah seorang keponakannya Yaniarti. “Beliau minta dituliskan tiga lagu kerongcong yakni Jembatan Merah, Sapu Tangan,dan Bengawan Solo,”katanya. Setelah itu, kesehatan beliau terus menurun dan sekitar pukul 13.30 WIB mengalami sesak napas sehingga tim dokter yang menangani secara intensif,sempat memberikan pengobatan untuk mengeluarkan lendir di tenggorokannya.

Santoso yang juga keponakan Gesang menjelaskan, jenazah Gesang rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pracimalaya, Makam Haji Surakarta hari ini. Sebelum jenazah Gesang diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir, katanya, akan dibawa ke Pendapi Gede Kantor Pemerintah Kota Surakarta untuk memberikan kesempatan kepada ma-syarakat menghormati seorang seniman besar itu.

0 comments:

Post a Comment