2 hari lagi menjalani kepaniteraan di stase THT ini. Baru sempat kembali merangkum perjalananya. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik oleh pembaca. Di poliklinik THT ada beberapa peralatan medis yang diperlukan. Seperti bengkel bisa dibilang, karena memang di stase ini, lebih banyak menggunakan skill dalam penegakan diagnosa dan tata laksana penyakitnya.
Berikut beberapa peralatan yang ada di poliklinik THT :
dok.pribadi peralatan di poliklinik THT |
Kemudian dalam penegakan diagnosa penyakit yang memiliki keluhan penurunan pendengaran atau telinga berdenging, biasanya kita memerlukan pemeriksaan fungsi pendengaran. Dimulai dari tes yang sederhana, yaitu tes garpu tala. Namun tes garpu tala hanya bisa membedakan jenis ketulian, tuli konduksi (CHL-conductive hearing loss) atau tuli sensorineural (SNHL-sensory neural hearing loss). Untuk itu pada kasus - kasus tertentu kita perlu melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran lebih lanjut, salah satunya denga menggunakan pemeriksaan audiometri nada murni.
Audiometri nada murni punya keunggulan, diantaranya:
1. bisa mendeteksi adanya ketulian
2. bisa membedakan jenis ketulian CHL, SNHL, atau mix (campuran)
3. bisa mendeskripsikan derajat (berat ringannya) ketulian
dok. pribadi. pemeriksaan audiometri |
Jangan salah, kesempatan ini tidak kami sia-siakan. Beberapa hari di RSAM, kami memperhatikan kak oto (seorang perawat di poliklinik THT), beliau sudah mahir menggunakan alat ini, sudah ratusan orang yang beliau periksa fungsi pendengarannya. Akhirnya, di hari terakhir kepaniteraan THT RSAM, kami diajari oleh kak oto tentang prinsip penggunaan audiometri. Kami juga satu per satu memeriksa telinga kami menggunakan alat ini. Dan hasilnya alhamdulillah, telinga kami masih normal :')
Kak oto memeriksa "funsi pendengaran" koas |
Ya, begitu spesialnya pendengaran kita, sampai di Al-Qur'an beberapa kali Allah sebutkan, diantaranya adalah:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS An-Nahl (16) : 78)
"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. Al-Mu'minun (23): 78)
Perhatikan kalimat yang kontradiktif itu. Alangkah sombongnya kita, diberikan pendengaran, penglihatan, juga hati nurani, tapi sedikit sekali bersyukur. Baiknya kita mengambil pelajaran, bahwa bersyukur atas nikmat Allah yang begitu luas menjadi amat penting. Dengan apa? Jauhi indera kita dari maksiat, dari lalai terhadap menyebut-Nya, lalai zikir kepada-Nya, dan kerap mendengar aib orang lain. Sebaiknya, kita menggunakan karunia yang Allah telah berikan sebaik mungkin dengan mendengar, melihat, dan merasakan melalui hati nurani, semua hal yang baik, yang Allah ridhoi. Karena sungguh, semua akan dimintai pertanggungjawabannya.
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua akan diminta pertanggungjawabannya." (QS Al-Isra' (17): 36)
0 comments:
Post a Comment